Menlu Israel: Korban Besar di Palestina Wajar

Menlu Israel Tzipi Livni melontarkan pernyataan yang tak berperikemanusiaan. Ia mengatakan bahwa jatuhnya ratusan korban di kalangan warga sipil Palestina akibat serangan brutal Israel adalah hal yang wajar.

Minggu malam, Israel kembali menggempur Gaza dan menghancurkan sebuah universitas di kota Gaza. Di Iran, Ahmadinejad menyatakan Israel telah melakukan kejahatan perang.

Sampai hari ini, jumlah warga Gaza yang gugur syahid sudah mencapai 300 orang. Markas Besar PBB di New York juga melaporkan bahwa sembilan staffnya tewas akibat serangan biadab Israel ke Jalur Gaza.


Sementara itu, Israel menyatakan tidak akan mempedulikan tekanan dunia internasional dan masih akan melanjutkan pembantaiannya di Gaza dengan melancarkan serangan dari darat. Untuk itu, Israel sudah menyiagakan ribuan pasukannya termasuk ribuan pasukan cadangan dan tank-tank nya ke perbatasan Gaza.

Militer Israel mengklaim berhasil menghancurkan lebih dari 40 terowongan di perbatasan Gaza yang diyakini digunakan para pejuang Palestina untuk menyelundupkan senjata, bahan peledak bahkan manusia.

Di perbatasan Gaza-Mesir hari Minggu kemarin, terdengar suara baku tembak. Laporan-laporan menyebutkan bahwa warga Gaza berusaha menerobos perbatasan agar bisa mengungsi ke wilayah Mesir untuk menghindari serangan udara Israel.

Bantuan dari berbagai negara untuk warga Gaza mulai berdatangan. Sekitar 50 dokter asal Mesir dengan membawa obat-obatan sudah tiba di perbatasan Gaza, el-Arish. Dua pesawat dari negara Qatar juga sudah mendarat di tempat yang sama, dengan membawa 50 ton obat-obatan.

Raja Arab Saudi, Raja Abdullah sudah menginstruksikan tiga pesawat berisi obat-obatan diterbangkan ke Jalur Gaza. Begitu pula Iran, sudah mengirimkan bantuan makanan yang akan disalurkan oleh Bulan Sabit Merah Mesir ke Jalur Gaza.

Livni: Perang Adalah Perang

Pada saat yang sama, Menlu Israel Tzipi Livni mengatakan jumlah korban yang besar di kalangan warga sipil Palestina adalah hal yang wajar sebagai akibat dari sebuah perang. Dalam wawancara dengan jaringan televisi Sky News hari Minggu melam, Livni meminta warga sipil yang tinggal di dekat basis-basis Hamas untuk segera menyingkir.

"Perang adalah perang, korban bisa terjadi," kata Livni yang membantah bahwa pasukannya telah menghancurkan sekolah-sekolah, sebuah penjara dan sebuah masjid di Gaza.

Livni menambahkan, serangan Israel yang tiba-tiba memang untuk mengejutkan Hamas dan menuding Hamas sebagai pihak yang selalu melanggar gencatan senjata padahal adalah sebaliknya, Israel lah yang kerap memprovokasi Hamas.

Penjahat Perang

Di Iran, Presiden Mahmoud Ahmadinejad menyatakan sudah saatnya komunitas internasional mengajukan laporan ke Pengadilan Internasional dan menyeret para pimpinan rezim Zionis ke Mahkamah Internasional.

"Kejahatan Israel harus ditindaklanjuti lewat jalur Interpol yang secara resmi harus memanggil tokoh-tokoh Israel yang bertanggung jawab atas serangan ke Jalur Gaza," tukas Ahmadinejad dalam rapat kabinet Iran.

Ahmadinejad menegaskan, para pejabat Israel yang berperan dalam pembantaian warga Gaza harus dinyatakan sebagai pembunuh dan penjahat perang. Ia mendesak agar pemanggilan terhadap penjahat-penjahat perang itu harus dilakukan minggu ini juga.

Sayangnya, PBB benar-benar mandul dan tak mampu menunjukkan kewibawaannya untuk menghentikan kekejaman Israel akibat veto yang dilakukan AS. Sikap mandul PBB dikecam keras oleh Ahmadienejad.

"Mereka yang mengklaim pemelihara hak asasi manusia, ternyata cuma bisa diam dan malah mendukung kekejaman Zionis. Dewan Keamanan PBB bahkan tidak mengeluarkan satu resolusi pun terhadap Israel," tukasnya. (ln/aljz/prtv) eramuslim.com)

DUKA DI AKHIR TAHUN





Tahun baru Islam yang sebentar lagi digelar. Mestinya hari itu dijadikan sebagai hari yang penuh dengan kedamaian. Namun, Israel mengacaukan hari itu. Ancaman dan serangan membabi buta ditujukan pada rakyat Palestina, anak kecil, ibu-ibu yang tak berdosa dijadikan bangsa Israel sebagai bahan latihan menembak tentara zionos tersebut. Sungguh kejam.


seperti kata Presiden Iran , Israel telah memasuku upaya menghapus etnis Palestina dari muka bumi. Padahal Palestina adalah bangsa yang lebih dahulu mendiami tempat itu. tetapi keangkuhan Isrel yang tiba-tiba mencaplok lokasi milik warga muslim. Jadilah mereka tergusur dari negerinya.

Tiap kali kita dengar tentara Israel menembaki waega sipil dananak-anak yang tak berdosa. kemarin saja, sudah lebih 220 orang meninggal dunia akibat serangan israel tersebut. Belum lagi yang mengalami trauma akibat serangan tersebut. Sungguh biadab. Lalu apa yang kita lakukan, mari kita berjuang membebaskan Palestina dari Zionis Israel.

Hamas Menyerukan Intifada Ketiga

Dua hari ini berita tentang Israel yang menyerang dan menghancurkan jalur Gaza (Palestina) terus menjadi sorotan. Dunia Internasional mengecam tindakan Israel ini. Sementara Amerika kembali bermuka dua. Awalnya mendukung Penyerangan israel tersebut, namun juga menyayangkan adanya korban jiwa. sebuah hal yang inkonsistensi. Dalam siaran Persnya Ahmadinejad menyerukan agar Palestina dibantu. presiden Iran itu mmengirmkan Kapal berisi tenaga medis dan obat-obatan (bulan Sabit Merah) ke tanah suci tersebut. itulah sekilas liputan yang aku saksikan di sebuah berita sore tadi. untuk lebih jelasnya, berita dibawah ini penting untuk dibaca.

"Kebiadaban Israel makin menjadi-jadi, hari ini, rezim Zionis kembali mengerahkan pasukannya untuk membombardir Jalur Gaza. Sementara korban serangan brutal Israel sepanjang hari Sabtu kemarin mencapai 230 warga Palestina yang gugur syahid dan 800 orang lainnya luka-luka.

Israel memulai kembali serangannya ke selatan Gaza pada Minggu pagi dengan target serangan ke berbagai tempat termasuk sebuah masjid, stasiun televisi dan sebuah truk bahan bakar yang sedang melaju di luar kota Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir.


Radio Hamas melaporkan, sejumlah warga Gaza gugur syahid dan luka-luka, namun petugas medis di Gaza belum bisa memastikan berapa jumlah korban dalam serangan Israel hari kedua ini.

Pada Sabtu siang Israel memulai serangannya ke Gaza dengan 30 kali serangan, dilanjutkan pada malam hari sebanyak 20 kali serangan, salah satunya serangan ke sebuah masjid di kawasan Rimal, Jalur Gaza dan ke stasiun televisi al-Aqsa. Karena gedung stasiun televisi itu hancur, TV al-Aqsa mengudara dengan menggunakan moil unit siaran luar.

Meski sudah membantai lebih dari 200 warga sipil di Gaza, Menhan Israel Ehud Barak menyatakan Israel masih akan melanjutkan serangannya ke Gaza dan kemungkinan akan melakukan serangan yang lebih hebat lewat darat.

"Kami siap melakukan apa saja. Kami merasa penting untuk mengerahkan pula pasukan darat untuk melindungi warga kami," kata Barak. Untuk itu, menurut laporan tv-tv Israel, pasukan darat Zionis sudah disiagakan di perbatasan Gaza.

Barak menolak seruan dunia internasional untuk melakukan gencatan senjata. Ia mengatakan, meminta Israel untuk kembali melakukan gencatan senjata dengan Hamas, sama seperti meminta AS untuk melakukan gencatan senjata dengan al-Qaeda. "Kami tidak bisa menerimanya," tukas Barak.

Pimpinan Hamas di Gaza, Ismail Haniyah menyebut agresi Israel ke Gaza sebagai "pembantaian terburuk". Haniyah menyerukan agar seluruh rakyat Palestina bersatu dan bahu membahu melawan kejahatan Israel. Sementara, Kepala Biro Politik Hamas yang saat ini dalam pengasingan di Suriah, Khalid Mishaal dalam wawancara dengan Al-Jazeera menyerukan gerakan Intifada ketiga untuk melawan kebrutalan Israel.

"Perlawanan akan terus berlanjut lewat misi-misi bunuh diri," kata Mishaal.

Situasi di Gaza membara. Untuk membalas serangan brutal Israel, pejuang-pejuang Palestina di Gaza menembakkan sekitar 50 roketnya ke wilayah Israel pada Sabtu kemarin. Hamas mengancam akan menembakkan ratusan roketnya sebagai respon atas serangan brutal Israel. (ln/prtv/aljz) (http://eramuslim.com/berita/palestina)

Dunia Kutuk Serangan Israel ke Jalur Gaza

Sejumlah negara langsung bereaksi melihat serangan brutal rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza. Uni Eropa, Rusia Perancis mendesak Israel untuk menghentikan serangannya. Inggris menyatakan keprihatinannya, sedangkan AS meminta Israel agar menghindari jatuhnya korban di kalangan warga sipil di Gaza.
"Rusia meyakini, pentingnya menghentikan segera serangan luas ke Jalur Gaza yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan penderitaan bagi rakyat Palestina," kata Menlu Rusia dalam pernyataannya hari Sabtu (27/12).



Di Prancis, Presiden Nicolas Sarkozy mendesak Israel untuk menghentikan pengerahan pesawat-pesawat tempurnya yang telah membombardir markas-markas Hamas dan kantor-kantor polisi di Gaza. Meski demikian, Sarkozy dalam pernyataannya terkesan menyalahkan Hamas sebagai biang keladi atas serangan Israel ini.
"Presiden Prancis mengungkapkan keprihatinan yang dalam atas eskalasi kekerasan di selatan Israel dan di Jalur Gaza. Ia mengutuk keras provokasi yang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan situasi ini terjadi dan penggunaan kekerasan yang berlebihan," demikian pernyataan yang dirilis kantor Sarkozy.
Sementara dari dunia Arab, pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang pertama kali melontarkan kecaman atas serangan brutal Zionis Israel ke Jalur Gaza. Ia menyerukan dunia Arab mengambil sikap tegas terhadap Israel dan mendesak agar perbatasan-perbatasan di Gaza dibuka.
Sementara itu, helikopter-helikopter Israel masih melayang-layang diatas wilayah Gaza setelah membantai lebih dari 180 warga Gaza. Dipekirakan jumlah warga Gaza yang gugur syahid akan bertambah karena masih ada ratusan orang yang mengalami luka-luka berat dan ringan.
Pada saat yang sama, militer Israel menyatakan masih akan melakukan operasi militer lagi ke Gaza dan kemungkinan serangan yang akan dilakukan lebih besar dari serangan hari ini. Israel menargetkan serangannya ke utara dan selatan Gaza, terutama kota Khan Younis dan Rafah yang diklaim sebagai basis utama Hamas.
BBC melaporkan, rumah-rumah sakit di Gaza penuh dengan para korban. Padahal rumah-rumah sakit itu tidak memiliki banyak persediaan obat-obatan akibat blokade Israel ke Jalur Gaza. Sedangkan masjid-masjid di Gaza melalui pengeras suara menghimbau warga Gaza yang selamat untuk mendonorkan darahnya guna membantu para korban luka.
Duka Gaza adalah duka bagi umat Islam sedunia. Menjelang tahun baru umat Islam, saudara-saudara kita dizalimi oleh rezim ilegal Zionis Israel. Selayaknya kita memanjatkan doa buat warga Gaza dan merenungkan kembali seberapa jauh kita mengingat penderitaan saudara seiman kita di Jalur Gaza. (ln/iol/prtv/aljazeera, www.eramuslim.com)



Serangan Brutal Israel ke Gaza, Ratusan Warga Palestina Syahid dan Luka-Luka

Menjelang tahun baru Islam, umat Islam berduka. Rezim Zionis Israel hari ini, Sabtu (27/12) melakukan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza. Rezim penjajah itu mengerahkan pesawat-pesawat tempur jenis F-16 dan helikopter-helikopter Apache-nya dan membantai warga Gaza yang sudah tak berdaya setelah selama setahun lebih diblokade oleh Israel.
Laporan Press TV menyebutkan, akibat serangan brutal itu, dalam waktu singkat 180 warga Palestina di Gaza gugur syahid dan 800 orang lainnya luka-luka. Cuplikan tayangan televisi memperlihatkan jenazah para korban yang terdiri dari anak-anak, laki-laki dan perempuan bergelimpangan di jalan-jalan Gaza. Radio Hamas melaporkan, diantara korban yang gugur adalah kepala polisi Gaza, Tawfiq Jabber.



Pesawat-pesawat tempur dan helikopter Israel sedikitnya melakukan serangan sebanyak 30 kali secara simultan dengan target sekitar 30 tempat di kota Gaza, yang diklaim Israel sebagai basis Hamas. Selain serangan udara, tank-tank Israel juga mendekati wilayah Jalur Gaza.
Tak peduli rakyat Palestina menjadi korban, otoritas Zionis Israel menyatakan akan terus melakukan serangan Gaza. Juru bicara militer Israel Avi Benayahu mengatakan bahwa serangan hari ini baru awal dari operasi militer ke Gaza, yang merupakan keputusan dari para menteri pertahanan dan keamanan Israel.
"Serangan akan dilakukan beberapa waktu. Kami tidak menentukan sampai kapan serangan ini akan dilancarkan dan kami bertindak berdasarkan situasi di lapangan," kata Avi.
Serangan Zionis Israel sempat membuat panik warga Gaza yang menolak menarik dukungan mereka terhadap Hamas. Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert meminta agar warga Gaza untuk menghentikan tembakan-tembakan mortir Hamas ke wilayah Israel.
Juru Bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan, Israel melakukan serangan ke Jalur Gaza setelah mendapat restu dari negara-negara sekutunya. Seminggu yang lalu, Israel memang menyatakan akan meminta dukungan internasional agar bisa menyerang Gaza. Israel juga menegaskan akan melakukan berbagai upaya untuk menumbangkan Hamas di Jalur Gaza. Tapi kenyataannya, serangan Israel menyebabkan banyak warga Gaza tak berdosa yang menjadi korban.
Barhoum menyebut serangan itu sebagai pembantaian bukan hanya terhadap anggota Hamas tapi juga terhadap rakyat Palestina. Ia menyesalkan sikap negara-negara Arab yang selama ini buta dan tuli atas penindasan Israel terhadap warga Gaza.
"Serangan ini terjadi karena negara-negara Arab bersikap diam dan karena Israel mendapat lampu hijau dari AS dan Eropa," tukas Barhoum.
Ia menegaskan bahwa Hamas akan membalas serangan Israel ini. "Serangan ini tidak akan melemahkan atau menumbangkan pemerintahan Hamas di Gaza. Semua opsi terbuka untuk merespon serangan ini," tandas Barhoum.
Hal serupa ditegaskan salah satu pemimpin Hamas, Mousa Abu Marzouz. Ia mengatakan, Israel mengarahkan serangannya ke pos-pos polisi dan kantor-kantor di Gaza. Ia menyerukan dunia internasional untuk mengecam serangan Israel.
"Tak seorang pun di dunia ini yang bisa membenarkan agresi Israel ke Gaza. Pasukan Hamas akan membalasnya, pasukan Hamas akan membela rakyat Palestina," tukas Marzouz.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat menyatakan mengutuk agresi Israel ke Jalur Gaza. (ln/berbagai sumber. www.eramuslim.com).



TERIMA KASIH (BAGIAN II)

Pengirim sms itu ternyata anak Unhas juga. Meskipun masih satu kampus, namun beda fakultas.Aku tak pernah bertemu dengan sang pengirim pesan singkat tersebut. Mengenalnya pun hanya sekadar nama. Sementara melihat wujudnya juga baru dua kali. Itu pun sekilas. “Pesan ini mungkin salah kirim, mungkin saja sms nyasar,” gumamku. Lalu, pesan tadi kukirim kembali dan kutambahi kata "maaf", mungkin salah kirim. Tak lama kemudian, ponsel itu kembali berdering, sebuah pesan masuk “ Gak salah kok. Sudah benar, ini nomornya ismawan kan,? Aku terdiam, perasaan bingung datang menghampiri. “Betul, kok mengucapkan terima kasih, saya merasa belum pernah berbuat kebaikan, tak pantas diberi ucapan terima kasih,salah kirim mungkin,” sms balasan terkirim. Tak lama kemudian, Ia menjawab lagi dengan pesan yang membuatku memandangi satu persatu kata yang menyusun kalimat tersebut. ” Terkadang memang orang tak merasa berbuat kebaikan, tapi ternyata ‘iya’ meskipun tak secara langsung,”. Pesan terakhir ini berkali-kali kubaca. Sarat makna dan cukup membuat galau perasaanku. Betapa mirisnya aku mencari kebaikan yang telah diperbuat. Mungkin saja aku tak bersyukur sesuai pesan dalam Alqur’an “ Sangat sedikit dari hambaku yang bersyukur ” (saba : 13). Setelah pesan itu, aku merasa bersalah dan kemudian minta maaf.


Saat malam datang, kisah sms pagi tadi tak mau beranjak. Selalu saja datang memintaku menggunakan taksonomi bertanya apa gerangan sampai mengucapkan terima kasih. ah, daripada saya terus diganggu pesan itu, apa salahnya menanyakan kembali. ”Sebenarnya dari tadi aku masih selalu bertanya, apa gerangan yang membuat berterima kasih. Setiap kali ingin melupakannya, dominasi untuk memikirkannya lebih besar,”. Selang beberapa menit, Ia membalas ”Sebenarnya, aku tak suka membuat orang penasaran, tapi apa penting kamu tahu? Mungkin aku salah mengirim pesan terima kasih itu. Jadi kamu berpikit terus. Tapi intinya kamu telah berbuat kebaikan pada ku. That’s all,”. Membaca pesan itu, aku tak mampu berkata-kata, akhirnya aku mengalah. Untuk menjawab sms terakhir itu aku mengirim pesan” Sudahlah, maafkan aku yang banyak tanya, biarlah ini menjadi misteri,”
Setelah pesan terakhir itu, tak ada lagi pesan yang datang, semuanya tiba-tiba mengendap dan bersembunyi seperti air di bawah bongkahan es yang beku di kutub. Hari itu, sebuah pelajaran sarat makna datang menghampiri. Lalu, kepada siapa aku mesti berterima kasih. atau sebenarnya siapa yang mesti mengucapkan kata itu . Dadaku sesak, batinku ingin berbisik ”sampaikanlah rasa terima kasih pada orang yang jauh di suatu tempat itu, selagi masih bisa,”

Iran corner, desember 2008




TERIMA KASIH (Bagian I)

(Kisah Suatu Pagi di Bulan Desember)

Sehari setelah aksi demonstrasi mahasiswa yang berakhir bentrokan dengan polisi di depan pintu satu Unhas. Media lokal, nasional terus memberitakan aksi yang menelan korban dari pihak mahasiswa ini. Polisi yang mestinya mengayomi masyarakat malah bertindak brutal dan anarkis. Mahasiswa dipukuli, diinjak dan dibuat babak belur dengan pentungan yang mereka miliki. Peristiwa hari itu memang menjadi catatan tersendiri yang membuat Unhas jadi kelabu. Duah hari sebelumnya, mahasiswa juga dibuat berlarian saat aparat penegak hukum ini menyerang mahasiswa.Tujuh mahasiswa ditangkap hari itu .Sementara yang lain mampu meloloskan diri dari kejaran petugas yang sampai ke dalam kampus.
Namun, peristiwa hari kedua tak kalah brutal, seorang abang yang kerja sebagai journalist di televisi swasta sempat berujar jika saja saat itu tak ada rektor Unhas, maka peristiw UMI jilid II bisa saja terjadi. Pasalnya saat itu 400 polisi sudah siap ”menyerang” mahasiswa dengan pentungan dan senjata lengkap hingga ke dalam kelas. Sepertinya emosi polisi sudah sampai pada ubun-ubun, makanya salah satu cara melampiaskan semua itu dengan membuat ’’jera’’ para mahasiswa yang sering turun aksi.

Sejak pagi, aku masih duduk di beranda sebuh penerbitan kampus. Orang-orang mengenalnya dengan nama identitas. Sendiri di tempat itu membuatku lebih leluasa membaca koran yang menyajikan lebih rinci kejadian hari kemarin. Sebagian kawan-kawanku masih ada yang terbuai dengan mimpi. Aku menyadari jika sebagian dari mereka masih lelah setelah kemarin sibuk meliput aksi polisi lawan mahasiswa. Pada malam hari, tulisannya mesti sudah dibuat agar fell nya masih bisa lebih terasa. Narasinya yang dalam dan deskripsinya lebih rinci.

Langit di luar masih belum bersahabat. Hujan yang sedari subuh turun belum juga berhenti. Sesekali angin bertiup hingga hawa dinginnya menusuk tulang. Tanaman yang sejak lama menunggu hujan turun nampak gembira. Senyum sungringah terpancar dari helai daun yang diam. Namun dalam diam, semunya terasa bermakna. Begitu kata temanku suatu ketika. Tak lama berselang, tiba-tiba ponsel nokia yang aku letakkan di atas meja berdering. Rupanya sebuah pesan masuk. Aku sengaja menunggu hingga nada deringya selesai. Pasalnya, setiap mendengar nada dering pesan yang aku format, selalu muncul perasaan damai dan kesejukan. Niat untuk membukanya masih berat. Pagi-pagi begini siapa pula yang mengirim sms. ”Ah nanti sajalah,” gumamku. Tapi rasa ingin tahu yang begitu besar mengurungkan niatku untuk membukanya. Di balik layar ponsel itu kudapati seorang mengirim dua rangkaian kata yang cukup singkat. Jazakallah khoir yang artinya terima kasih banyak. Aku berhenti membaca, perhatianku sepenuhnya kutujukan pada pesan singkat itu. Rupanya Ia mampu merusak konsentrasiku melanjutkan bacaan. ”Siapa pula yang mengirim sms ini,” ujarku. Aku mencoba mengembalikan ingatanku ke masa lalu, imajinasiku melayang menelusiri labirin yang tak berujung, sehari kemarin, dua hari , tiga hari , empat hari , hingga jauh di masa lalu. Aku tak menemukan serpihan yang mampu membuat kata itu jadi utuh. Tak ada bayangan sama sekali. Ataukah aku memang menderita penyakit amnesia (terganggunya daya ingat yang diakibatkan oleh kerusakan otak, akibat trauma atau penyakit, atau penggunaan obat-obatan, biasanya yang bersifat sedatif).
Bersambung..

BHP DISAHKAN, PEMERINTAH JUAL PENDIDIKAN



Mahalnya anggaran yang mesti dibayar oleh rakyat karena subsidi pemerintah ke kampus sudah berkurang. Model seperti ini dikenal dengan Badan Hukum Milik Negara (BHMN), pihak universitas dituntut mencari biaya untuk mengelola pendidikannyaUpaya mendorong pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Badan Hukum Pendidikan (BHP) akhirnya sampai pada tahap akhir. Hari Rabu, (17/12) DPR RI mengadakan rapar paripurna mengesahkan RUU tersebut.
Sehari sebelumnya, aksi mahasiswa Unhas yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Makassar Tolak BHP di depan pintu satu Unhas berakhir dengan bentrokan. Polisi menyerbu mahasiswa hingga ke dalam kampus setelah sebelumnya terjadi aksi saling lempar.
Untung saja tidak ada korban jiwa di antara kedua pihak. Hari Rabu (12/12) mahasiswa kembali turun ke jalan menyuarakan penolakan terhadap pengesahan RUU BHP tersebut. Begitu pula dengan sejumlah mahasiswa di Jakarta yang menggelar aksi penolakan di depan pintu gerbang DPR RI.




Apa yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk kekecewaan terhadap kebijakan Presiden SBY yang tidak memiliki itikad baik memajukan dunia pendidikan.
Martin Cornoy (1982) beranggapan jika negara memiliki peran dalam setiap kebijakan pendidikan dan merupakan hal terpenting dalam kehidupan berbangsa. Narasi membangun pendidikan yang dicanangkan sejak tahun 1971 rupanya tak mampu mengangkat derajat bangsa ini.
Alih-alih untuk keluar dari persoalan bangsa, persoalan pendidikan makin menumpuk saja. Ibaratnya bola salju, masalah datang silih berganti dan tak pernah selesai.
Semangat membangun pendidikan sebagai pondasi bangsa ini telah dimulai oleh tokoh bangsa ini di masa lalu. Bapak Bangsa, Ir Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara telah merintis jalan agar bangsa ini keluar dari penjajahan yang dilakukan bangsa asing.
Fase perlawanan terhadap kolonialisme menjadi bagian penting untuk keluar dari keterpurukan. Olehnya itu, bangsa ini memerlukan manusia-manusia yang cakap dan mampu bersuara terhadap setiap penjajahan. Salah satu jalan yang ditempuh adalah memperbaiki sumber daya anak bangsa melalui pendidikan.
Masih jelas dalam benak kita, dahulu para pemuda berupaya menempuh pendidikan di sekolah milik Belanda, atau pun berangkat ke luar negeri. Dengan harapan setelah kembali mampu membangun dan mengeluarkan negeri ini dari cengkraman penjajah.
Tanda Tanya
Jadi, pendidikan memang merupakan satu bidang yang paling penting dalam mengeluarkan negeri ini dari keterpurukan, memajukan dan mengangkat harkat dan martabat sebuah bangsa. Mungkin saja negeri ini tak akan pernah merdeka dan keluar dari penjajahan kolonialisme jika tak dipimpin oleh tokoh yang memang telah terdidik.
Begitulah sejatinya pendidikan, menciptakan manusia yang berkualitas, humanis, bermoral dan mampu mengangkat citra bangsa ini. Sementara itu, negara memiliki tanggung jawab melahirkan generasi yang handal.
Dengan kata lain, negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai dengan amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 45. Sama halnya dengan pasal 31 UUD 45, pendidikan sejati adalah hak setiap warga negara dari Sabang sampai Merauke dan pemerintah wajib membiayainya. Membayangkan anak negeri ini menikmati pendidikan yang layak merupakan sebuah mimpi yang sempurna. Lahirnya manusia-manusia yang cendekia, intelektual, kritis dan memiliki kualitas pengetahuan mungkin hanya sebatas mimpi.
Pasalnya pemerintah sebagai pengelola negara sepertinya tak pernah serius mengurus dunia pendidikan. Setiap saat, siaran televisi memberitakan gedung sekolah yang hancur ataupun roboh.
Bagaimana dengan penduduk yang tinggal di wilayah kepulauan ataupun pelosok desa. Sehari-hari mereka kehilangan guru. Jarak yang jauh membuat pemerintah enggan mengurus anak bangsanya. Keberpihakan pemerintah terhadap memajukan pendidikan masih tanda tanya besar. Misalnya saja, persoalan anggaran pendidikan. Alokasi biaya pendidikan APBN Indonesia mestinya 20 persen sesuai amanat UUD 1945 ternyata hanya sebesar 7,9 persen sedangkan negara lain seperti Thailand (20,1 persen), Iran (17,8 persen), Filipina (15,7 persen), Malaysia (15,4 persen) Cina (12,2 persen), dan Srilanka (8,9 persen).
Bahkan, negara dunia ketiga yang senasib dengan Indonesia seperti Kuba, Venezuela, dan Bolivia berani untuk menggratiskan biaya pendidikan bagi rakyatnya. Amat berbeda dengan negeri ini yang malah pendidikannya dibayar mahal.
Realitas hari ini pun makin menunjukkan bahwa pemerintah lebih memilih untuk menandatangani General Agreementon Trade in Services (GATS) pada perjanjian Organisation World Trade (WTO). Sebuah perjanjian yang berupaya menghilangkan peran negara terhadap bidang jasa, salah satunya adalah pendidikan.
Melainkan memberikan peran terhadap setiap warga negara membiayai pendidikannya. Inilah awal dari skenario pemerintah menjual pendidikan.
Beranjak dari persoalan tersebut, sampailah kita pada satu kesimpulan bahwa pendidikan kini telah menjadi barang yang bisa diperjualbelikan. Sementara pemerintah secara perlahan-lahan berupaya melepaskan tanggung awab terhadap dunia pendidikan dan menyerahkan ke pihak swasta.
Jika demikian, dapat kita katakan bahwa pendidikan juga akan terkait dengan kepentingan-kepentingan politik, ekonomi para pemegang kekuasaan negara.
Jauh hari sebelumnya, Paulo Freire telah mengingatkan jika pendidikan merupakan proses pembebasan bagi negara dunia ketiga dari keterkungkungan kapitalisme. Namun, hal itu tidak berlaku bagi negeri ini.
Pendidikan yang memanusiakan manusia berubah menjadi pendidikan yang berorientasi kepada pasar dan kepentingan pemodal. Cengkraman kapitalisme global yang tak mampu dibendung membuat pemerintah tak bisa berbuat banyak.
Apalagi Political will pemerintah memang tak jelas menangani dunia pendidikan, hal inilah yang semakin membuat kita prihatin terhadap keseriusan pemerintah memperbaiki pendidikan Pada kondisi seperti ini mestinya biaya pendidikan tidak lagi dibebankan kepada rakyat. Pasalnya, krisis ekonomi yang terjadi membuat jumlah rakyat miskin menjadi semakin bertambah.
Bank Dunia merilis penduduk miskin di Indonesia tetap di atas 100 juta orang atau 42,6 persen dari jumlah penduduk 236,4 juta jiwa pada tahun 2007. Rakyat dibuat semakin tak berdaya.
Apalagi diperparah dengan semakin tingginya harga jual kursi jika masuk ke sebuah universitas ternama. Perguruan tinggi negeri semisal UI, UGM, ITB, IPB, mewajibkan setiap calon mahasiswa membayar sejumlah biaya pengelolaan kampus, mulai dari Rp 25 juta sampai Rp 125 juta. Bahkan, bangku kuliah di Fakultas Kedokteran UGM bisa mencapai Rp 300 - Rp 400 juta per kursi.
Mahalnya anggaran yang mesti dibayar oleh rakyat tersebut karena subsidi pemerintah ke kampus sudah berkurang. Model seperti ini dikenal dengan Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dimana pihak universitas dituntut mencari biaya untuk mengelola pendidikannya.
Tak berhenti sampai di situ, rencana perubahan BHMN menjadi Badan Hukum Pendidikan (BHP) semakin memperkuat keinginan pemerintah meliberalisasi pendidikan. Inilah yang kemudian membuat universitas negeri juga berlomba-lomba melakukan transisi menuju BHP.
Dengan asumsi jika subsidi pemerintah tak ada lagi, pendapatan universitas bisa diambil dari masyarakat. Kondisi ini menuntut pimpinan universitas melego kursi hingga ratusan juta rupiah.
Ini bukan lagi isu, fakta yang terjadi di lapangan membuat pemerhati bangsa ini mesti berpikir untuk mencegah liberalisasi pendidikan ini. Hal ini kemudian didukung oleh kebijakan pemerintah yang mensyahkan peraturan presiden nomor 77 tahun 2007 tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal.
Dalam pepres tersebut nampak secara jelas jika pendidikan merupakan jenis bidang usaha yang terbuka untuk investasi modal asing dengan ketentuan kepemilikan modal asing sampai 49 persen. Mungkin pemerintah memang bersikap inlander (budak kekuasaan) yang berselingkuh dengan kapitalisme.
Persoalan pendidikan mahal tak hanya terjadi pada setiap perguruan tinggi saja. Melainkan telah merambah dunia siswa (SD, SMP, SMA). Pihak sekolah juga membebankan biaya kepada masyarakat. Dengan dalih untuk perawatan gedung, seragam sekolah, buku pelajaran, hingga uang perpisahan.
Secara nyata memang tidak terlihat jelas, namun modusnya diperhalus dengan meminta kerelaan orang tua memberi sumbangan pada sekolah. Tentunya dengan standar minimal. Pada kondisi ini orang tua akan merasa bimbang. Pasalnya jika tidak dibayar, kemungkinan anaknya susah untuk diterima. Sebab, yang paling tinggi memberikan sumbangan akan diprioritaskan.
Lalu bagaimana nasib anak miskin mengeyam pendidikan. Sementara mereka tak mampu membayar tingginya biaya di sekolah negeri. Apalagi sekolah yang memang berlabel swasta. Di lain pihak rendahnya alokasi anggaran pemerintah untuk pendidikan membuat sengsara 100 juta rakyat miskin di negeri ini. Yang paling membuat kecewa, ketika alokasi anggaran yang sedikit itu mengalami kebocoran. Dalam artian dikorupsi sendiri oleh pemerintah. Itulah potret pendidikan kita hari ini.

TOLAK BHP, MAHASISWA UNHAS-POLISI BENTROK


Bentrok mahasiswa dengan polisi kembali terjadi. Kali ini giliran mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas). Bentrokan terjadi saat polisi berusaha membubarkan puluhan mahasiswa yang melakukan aksi unjukrasa di pintu I Unhas Jl Perintis Kemerdekaan, Selasa (16/12). Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Makassar (Alarm) ini menolak rencana pengesahaan Rancangan Undang-undang Badan Hukum Pendidikan ( RUU BHP) menjadi undang-undang (UU). Dari pantauan BKM di lokasi kejadian, bentrokan sempat berlangsung tiga kali dalam waktu yang berbeda. Bermula sekitar pukul 11.00 Wita. Saat itu puluhan mahasiswa yang melakukan orasi menolak BHP, yang rencananya akan disahkan bulan Desember ini. Menteri Pendidikan Nasional, Bambang Sudibyo telah melontarkan rencana pengesahan BHP di salah satu stasiun televisi.



Ketika menggelar aksi, mahasiswa yang dikomandani Alex dan Iskandar ini menutup jalan depan pintu satu Unhas. Menurut penilaian mahasiswa, pengesahan BHP merupakan bentuk kekeliruan pemerintah dan DPR. Sebab dengan disahkannya BHP, anak buruh, petani dan kalangan bawah lainnya tak lagi bisa mengenyam pendidikan.
Ketika mahasiswa sementara menggelar orasi, personel Perintis Polresta Makassar Timur bersama anggota Polsekta Tamalanrea bermaksud membubarkan aksi mereka. Selain karena tidak ada pemberitahuan, mereka juga menutup jalan sehingga mengganggu pengguna jalan. Awalnya sempat berlangsung dialog antara polisi dan mahasiswa. Namun mahasiswa tidak bersedia membubarkan diri. Polisi akhirnya mengambil tindakan dengan membubarkan mereka secara paksa. Mahasiswa yang terdesak langsung melakukan perlawanan. Aksi saling lempar batu tak terhindarkan. Sebuah mobil pribadi dosen Peternakan, Nasaruddin terkena lemparan batu. Mobil Suzuki Carry warna biru DD 813 NC itu mengalami pecah kaca di bagian depan. ''Ini pengrusakan. Saya akan melaporkannya ke polisi,'' kaya Nasaruddin jengkel. Saat kejadian dia hendak mengajar di fakultasnya. Tidak lama kemudian aksi saling lempar batu mereda. Polisi pun mundur. Tapi satu jam kemudian peristiwa ini kembali terulang. Mahasiswa yang tidak puas lalu melakukan aksi tutup jalan sembari membentangkan spanduk dan berorasi. Dalam orasinya mereka melontarkan kata-kata yang membuat panas kuping petugas.
Pada saat yang bersamaan petugas Unit Khusus Polresta Makassar Timur tiba di lokasi. Mereka datang dengan menggunakan mobil tahanan.

Tanpa menunggu lama, polisi yang baru tiba ini langsung mengejar mahasiswa. Tak ketinggalan personel Perintis. Mereka melakukan pengejaran dengan menggunakan motor. Tindakan represif polisi ini membuat mahasiswa kocar kacir. Batu pun kembali melayang di udara. Tidak berlangsung lama, bentrokan kedua inipun berhenti dengan sendirinya. Tapi itu tidak berlangsung lama. 15 menit kemudian mahasiswa kembali melakukan pelemparan ke arah polisi. Petugas balik mengejar mahasiswa hingga masuk ke dalam area kampus. Saat itu juga Satpam kampus langsung menutup pintu masuk. Tindakan Satpam ini membuat berang polisi. Mereka menuding Satpam yang jumlahnya belasan orang itu mencoba melindungi mahasiswa. Salah seorang Satpam bernama Ilham jadi korban amukan petugas yang tak lagi bisa menahan emosi. Polisi terus mengejar mahasiswa. Batu masih berseliweran. Tapi polisi tidak ingin terpancing. Mereka tidak sampai masuk lebih jauh ke dalam kampus. Hanya sampai di dekat danau Unhas.
Suara tembakan peringatan ke udara terdengar beberapa kali. Namun mahasiswa tidak menghiraukannya. Dari dalam kampus mahasiswa menyerang polisi hingga ke jalan raya. Sejumlah polisi yang berada di ujung pintu I Unhas dilempari batu. Bentrokan akhirnya mereda sekitar pukul 13.00 Wita, setelah polisi berhasil mengamankan 7 mahasiswa yang diduga terlibat bentrokan. Diantaranya Ahmad, Ilham, Irhap, Ige masing-masing dari Fakultas Sospol, dan Ilo (Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil) serta Abd Malik (Fakultas Sastra). Tapi Ahmad, satu dari mahasiswa yang ditangkap polisi, mengelak tak terlibat. ''Saya tidak ikut, Pak. Saya baru datang,'' cetusnya. Selain itu polisi juga mengamankan dua unit motor, Kawasaki Ninja DD 6520 S dan Yamaha Jupiter DD 3385 WH. Kedua motor ini diduga milik mahasiswa. Akibat bentrokan ini jalan depan pintu I Unhas sempat macet beberapa jam lamanya. Banyak pengendara yang berhenti untuk melihat terjadinya bentrokan.

sumber; BKM (PR6/rus)
foto ; detik.com

Di Salebba, Sarana Tersedia Karena Warga Berusaha



Desa Salebba adalah tempat di mana tradisi gotong royong berdenyut kencang dan menjadi pembelajaran yang baik. Inilah kesan saya ketika mengunjungi desa yang jaraknya 30 kilometer dari Kabupaten Bone ini. Ia memiliki sesuatu yang berbeda dari 372 desa di bumi Arung Palakka tersebut.

Semangat gotong royong masyarakatnya dalam membangun desa sudah terasa ketika memasuki wilayah desa itu. Meski untuk sampai ke desa yang jaraknya 10 kilometer dari Kecamatan Ponre itu kita mesti menyeberang sungai Lagompa, di desa Pattimpae. Itu pun dengan catatan, sungai itu bisa dilintasi ketika musim kemarau tiba dan arus tidak deras.

Setelah melewati sungai, jalan berlumpur akan jadi halangan berikutnya. Jalanan mulai sedikit bagus jika berada di Desa Bolli. Hamparan padang rumput yang luas dan sapi-sapi yang berkeliaran menarik hati setiap pengendara untuk berhenti. Meski hanya sekadar untuk mengabadikan gambar. Decak kagum akan keindahan alam pegunungan Bone membuat seolah-olah setiap orang sedang berada di padang rumput Amerika yang luas.

Dari jalan itu, Desa Salebba belum kelihatan. “Letaknya di belakang gunung itu,” ujar Nas, pemandu jalan sambil menunjuk sebuah gunung yang letaknya di kejauhan. Jangan berharap untuk sampai ke desa itu perjalanan mudah dilalui. Setelah berlalu dari padang rumput, kita akan melalui jalanan yang terus menanjak. Tak hanya itu, jalanan yang licin, berbatu dan di samping kiri jurang menganga dengan lebar. Namun, bagi masyarakat hal itu bukan persoalan



Penduduk yang bermukim sejak tahun 1956 di desa itu menyambut setiap pendatang dengan keramahan. Biasanya pendatang menginap di rumah kepala desa. Di rumah panggung yang sederhana, Abdul Hamid (56) sang mantan kepala desa tinggal. Kepemimimpinan desa itu kini dilanjutkan oleh anak pertamanya. Malamnya, Abdul Hamid, banyak bercerita tentang awal kepemimpinannya di desa itu. Bagaimana memulai membangun desa dari awal hingga mampu mengajak masyarakat secara sukarela dalam setiap pembangunan. Upaya inilah yang Ia lakukan sejak tahun 1965, setelah pemberontakan Darul Islam / Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pimpinan Kahar Muzakkar di tumpas oleh tentara Siliwangi. Satu tahun berikutnya (1966) Hamid terpilih mewakili warga desa untuk mengikuti pelatihan kader pembangunan desa di Jakarta. Bekal dari Jakarta ini kemudian diaplikasikan di desa itu.” Saya membangun desa ini dari nol,” ujarnya.

Seperti penguasa Orde Baru,Soeharto, Abdul Hamid di masa tuanya belum juga tergantikan. Belum ada yang mampu memimpin desa jadi alasan utama. Inilah yang membuat warga tidak mau jika Hamid pensiun. Sampai suatu ketika, anaknya yang kuliah di Unhas tahun 1991 dipanggil pulang dan diminta oleh warga jadi kepala desa. Akhirnya Mansyur Hamid pun jadi kepala desa hingga saat ini.

Terobosan baru
Setelah memimpin desa, Mansyur tetap berupaya membangun kepercayaan masyarakat yang sejak dahulu terjaga. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengupayakan listrik masuk desa. Pasalnya desa Salebba belum mendapat aliran listrik dari PLN. Hal ini terjadi karena jarak yang jauh, medan yang berat serta tak ada anggaran selalu jadi alasan pemerintah. Pun, ketika masyarakat meminta agar akses jalan yang mengubungkan Desa Salebba dengan kecamatan diperbaiki. Pemerintah Kabupaten Bone tak pernah peduli. Selalu saja ada alasan untuk tak memenuhi permohonan masyarakat.
” Semua saran kita akan tampung, begitu selalu alasannya,” ungkap Mansyur.

Karena tak mendapat perhatian, bersama warga desa berupaya membangun listrik secara swadaya. Dengan semangat gotong royong, masyarakat mampu mengumpulkan sumbangan sampai Rp167 juta untuk membeli alat-alat listrik. Saat bersamaan sekitar tahun 2000-an, seorang sekretaris camat pernah menawarkan untuk membangun turbin sebagai pembangkit listrik dengan memanfaatkan aliran sungai.

Harapan untuk menikmati listrik juga tak kunjung datang. Apalagi setelah rencana pemasangan turbin gagal total. Uang seratus juta melayang begitu saja. Pasalnya, sekretaris camat yang awalnya mengaku bisa, rupanya tak ahli dalam bidang ini. Turbin yang telah dipesan tidak mampu mengalirkan aliran listrik. Proyek listrik gagal total. “Untung uang sisanya masih bisa kita selamatkan, dan sekcam tersebut dipindahkan ari kecamatan,” ungkap Pak Desa Salebba ini.

Persoalan ini pun menyebar ke seluruh penjuru kabupaten. Tanggapan miring pun datang silih berganti. Tetangga desa pun berlaku demikian, masyarakat mengolok-olok, menertawai apa yang Desa Salebba perbuat. “ Orang Salebba tiang jemurannya tinggi-tinggi di,” ujar Mansyur menirukan cemooh warga desa lain. Pasalnya, tiang listrik yang menjulang di sepanjang jalan desa berasal dari kayu. Bukan dari besi ataupun beton seperti lazinya tiang listrik.

Melihat keresahan warga, Kepala Desa kemudian berusaha mencari ahli yang bisa membuat mesin turbin, apalagi ada anggapan jika ini tidak berhasil, maka ia dan masyarakat desa akan menaggung siri` (malu). Budaya siri inilah yang membuatnya sampai ke Polmas mencari ahli turbin. Dengan bantuan ahli turbin dari Polmas itu dan memanfaatkan sisa anggaran yang ada, masyarakat desa bahu-membahu bekerja. Setela enam bulan menanti, kerja keras mereka menuai hasil. Turbin yang awalnya tidak menyala kini mampu mengalirkan listrik ke rumah-rumah di desa.

Tak berhenti sampai di situ, dua dari tiga dusun di desa tersebut juga dialiri aliran listrik. Mahalnya biaya untuk membuat mesin turbin dan alat listrik lain tak membuat warga putus asa. Dengan model swadaya, sekitar Rp125 Juta berhasil dikumpulkan warga di dua dusun tersebut. Kini rumah-rumah di desa tersebut telah menikmati listrik. Bahkan dusun terjauh (Palacari) yang jaraknya 7 km dari desa juga telah menikmati aliran listik. Sebuah hal yang ironi, saat desa lain yang jaraknya lebih dekat dari kecamatan tak memiliki aliran listrik.

Membangun Taman Paditungka
Tak hanya sekadar membangun jeringan listrik. Warga desa juga membangun Taman Paditungka, sebuah tempat belajar untuk anak usia dini. Untuk Taman Paditungka ini, warga desa mendapat bantuan dari UNICEF. Bantuan ini hanya untuk guru-guru yang akan mengajar. Mereka dilatih bagaimana menghadapi dan menyelesaikan persoalan anak kecil. Sementara bangunan dan tanah untuk taman ini ditanggung oleh warga desa.

Karena awalnya belum mendapat tempat, kantor desa pun dijadikan sebagai ruang kelas. Selama setahun (2007-2008), warga desa kembali bahu membahu mendirikan taman paditungka. Untuk keperluan taman dibutuhkan lahan (tanah), kayu dan tukang yang mau mengerjakannya. Semua hal itu tentu butuh biaya banyak. Namun, mungkin karena ingin melihat desa mereka maju. Warga secara sukarela memberikan tanah sebagai tempat taman itu berdiri. Selanjutnya, warga lainnya menyumbang kayu, cat dan lain sebagainya. Tukang-tukang yang bekerja juga tak meminta imbalan. Mereka semua bekerja secara sukarela. Walhasil bulan juni 2008, Taman Paditungka itu bisa digunakan dan tak perlu menumpang di kantor desa.”Semuanya berasal dari sumbangan warga,” jelas Mansyur.

Membenahi Jalan Desa Tetangga


Kini, setelah ada dana PNPM dari pemerintah, warga desa memanfaatkan untuk membenahi jalanan yang sedari dulu tak pernah bagus. Tapi, uniknya bukan jalan di desanya yang diperbaiki. Melainkan jalan desa tetangga yang akan dibenahi untuk tahun ini. Tahun depan jika PNPM masih ada, jalan di sekitar desa baru akan diperbaiki. Hal ini mereka pilih karena Desa Bolli sebagai desa tetangga tak menganggarkan PNPM untuk membenahi jalan.

Desa Salebba pun mulai dikenal sebagai desa yang dibangun atas partisipasi warga. Jika ada persoalan, warga yang umumnya bekerja sebagai petani tak akan tinggal diam. Mereka akan bahu-membahu menyelesaikan tiap persoalan yang dihadapi. Inilah yang kemudian mengundang pihak JICA dan 12 negara di Asia mengunjungi Desa salebba. Selain itu, Pemerintah Aceh juga pernah datang melihat desa itu” Setiap tamu yang datang selalu bertanya bagaimana caranya warga berpartisipasi aktif membagun desa,” ungkap Mansyur Hamid.(p!)

sumber ; www.panyingkul.com

*Citizen reporter Ismawan AS dapat dihubungi melalui email mawo_as@yahoo.co.id

INFORMASI BUAT BLOGGER; KOMPETISI DESAIN WEB / BlOG

informasi ini mungkin cukup bagus untuk setiap kawan-kawan penggemar blog ataupun website. siapa tau bisa jadi juara.

Web / blog yang dilombakan :

* Adalah web / blog pribadi yang masih sekolah di tingkat SLTA, atau pun web resmi sekolah tingkat SLTA
* Web /blog komunitas khas anak muda (usia 15 s/d 22 th) & mahasiswa (misal web komunitas skateboard, komunitas game, dll).
* Dibuka untuk perseorangan atau tim.
* Web / blog yang dilombakan bisa menggunakan top level domain sendiri (misal www.namadomainku.com) atau subdomain (misal subdomain.blogspot.com), baik yang berbayar maupun gratis, atau dapat memanfaatkan situs pertemanan yang ada seperti blogger.com, Multiply.com, blog di friendster, dll.
* Lomba menggabungkan antara kualitas tulisan dan kualitas desain
* Halaman web yang dilombakan minimal 1 halaman, berisi artikel sesuai dengan tema yaitu Tema : "Jadilah Sahabat Bumi"
* Di halaman web-nya, peserta lomba harus menyertakan : kalimat yang berbunyi “Kompetisi Website Kompas MuDA - IM3” yang bisa terbaca secara normal dan bisa diindeks oleh mesin pencari. Lokasi kalimat itu bebas saja.
* Mencantumkan link balik (backlink) yang menuju ke alamat web Muda di www.mudaers.com,
* link harus bisa di klik dan mengarah ke alamat web Kompas MuDA.
* Peserta lomba harus mencatatkan keikutsertaannya di web Kompas Muda (www.mudaers.com). (Info selanjutnya bisa dicek di www.mudaers.com).
* Link website / blog sudah diterima panitia paling lambat 20 Januari 2009.
* Wajib mengisi dan mengirim formulir pendaftaran lomba yang bisa didownload dari menu download di Mudaers.com. Formulir harus disertai kupon Muda Creativity Kompas - IM3 yang bisa digunting dari Kompas MuDA tiap hari Jumat. Kupon tidak bisa difotocopy. Pengiriman dialamatkan ke Marcomm Kompas di atas.
* Untuk pertanyaan lebih lanjut, silakan ajukan di Forum Diskusi web mudaers.com


sumber : google.com




ini cerita tentang kehidupan gembala sapi di wilayah Kabupaten Gowa. beberapa bulan lalu saya bejumpa dengan kawanan ni. itupun tanpa disengaja. Tiap hari mereka mengurus sapi seorang karaeng. Mereka menerima gaji Rp.1000-Rp 5000 perhari. Itulah yang mereka pakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. apalagi kebanyakan orang tua mereka adalah tukang becak dan pa'gandeng. Jangan tanya tentang sekolah. Pasalnya, bahasa indonesia saja susah. Sangat disayangkan, saat pendidikan gratis didengungkan. masih ada anak-anak yang tak tersentuh pendidikan.Sebuah paradox yang membuat hati kita miris..

ismawan as

SUATU PAGI DI TAMALANREA : BAPAK TUA TERKAPAR TAK BERDAYA

Pagi tadi saat hendak berangkat ke wilayah abdullah daeng sirua, di bilangan jalan perintis kemerdekaan tepat di depan pintu satu Unhas saya mendapati tubuh seseorang terkapar tak berdaya. Dari jarak 10 meter saya memandangi sosok yang memakai jaket abu-abu dan celana biru itu tanpa kata-kata. Batin saya bertanya aa gerangan yang menimpa orang itu?. Setiap orang yang lewat sepertinya tak peduli pada sosok itu. Mungkinkah itu mayat, orang mabuk yang tak sadarkan diri, atau orang yang dipukul/dikeroyok semalam tadi. Entahlah, tapi yang pasti sedikitpun sosok itu tak bergerak.
Jalan perintis kemerdekaan sudah ramai dengan kendaraan, aktivitas di daerah dekat kampus Unhas itu memang padat. Selain pertokoan yang mulai terbuka. Penyedia jasa ketik skripsi juga sudah mulai beraktivitas sejak subuh hari. Di pinggir jalan, beberapa mahasiswa, pegawai yang hendak ke kampus mulai gusar menunggu pete-pete 08 yang biasa beroperasi. Pasalnya pagi itu hujan rintik-rintik mulai mengguyur wilayah tamalanrea. Sementara tidak ada tempat berteduh yang lazimnya ada di pinggir jalan.
Saya masih berdiri terpaku memandangi sosok tak berdaya tersebut. Mencoba mengamati setiap orang yang lewat, tak ada yang peduli pada sosok itu. Semuanya nampak sibuk dan seolah-olah tak mau melihat orang yang terkapar itu. Batinku teriris mengamati situasi pagi itu. Namun saya mecoba berfikir positif. Mengingat bahwa jangan gegabah menyentuh seseorang korban. Pasalnya, bisa saja kita yang dijadikan tersangka jika salah-salah menyentuh korban.
Setelah saya dekati. Rupanya sosok yang tak berdaya itu orang tua yang umurnya kira-kira 50 tahun. Lalat nampak menari-nari di atas tubuh tua itu. Ketika saya mendekati, jidat bapak itu nampak merah. Mukanya lebam. Mungkin saja ia pingsan karena terjatuh dari bangku. Pasalnya di dekat bapak itu terdapat bangku yang sudah terbalik posisinya. Tak lama kemudian, seorang ibu yang akan mengantar anaknya ke sekolah nampak meletakkan dua buah roti dan satu kotak susu di depan bapak itu. Saya menangkap sebuah kepedulian yang cukup tinggi. Lagi-lagi naluri seorang ibu yang tak pernah habis enegi positifnya selalu terpancar dengan baik.
Ingatan saya juga terbang ke masa lalu.Terbaring di pinggir jalan seperti bapak itu jug pernah saya alami di depan PLTU Tello. Saat masih sekolah di SLTP 8 Makassar dulu. Ketika pulang sekolah karena alasan sakit. Tiba-tiba pandangan saya kabur dan saya tak sadarkan diri alias pingsan. Saat sadarkan diri, seorang nenek tua marah-marah karena tak ada yang peduli terhadap tubuh kecil saya. Ia membantu saya berdiri dan mencarikan pete-pete ke rumah. Pasalnya, saat itu tak ada taksi yang mau berhenti. Sejenak saya bayangkan, tubuh kecil saya tergeletak di atas batu-batu kecil di samping PLTU itu. Tubuh kecil memakai baju sekolah putih-biru tergeletak dan tak berdaya. Lalu semua orang hanya memandangi, mengamati dan tak sediktpun tersentuh untuk menolong. Parahnya lagi, seorang tetangga dekat rumah di Perumnas Antang sedikitpun tak peduli. Untung saja nenek itu datang dan menolong. Di atas pete-pete menuju rumah, saya berterima kasih pada nenek tua itu. Dari percakapan dengan nenek itu, saya nengetahui jika Ia adalah nenek teman saya dari Ambon.
Tamalanrea pagi itu pun diguyur hujan deras.Dan peristiwa pagi itu membuat hati saya teriris. Sifat peduli dan rasa bersesama diantara kita akhirnya terkikis. Dan benar kata seorang dosen teman berdiskusi kemarin sore jika zaman ini menghasilkan manusi-manusia individualistik.

Abdgsirua,12 Desember 2008

TANPA JUDUL...

Jika ditanya, apa yang aku impikan hari ini. aku akan jawab jika hari ini aku ingin terbang di atas cakrawala, mengitari seluruh angkasa dan membagikan kebahagiaan pada semesta alam.

"muncul setelah mendengar lirik lagu tentang laskar pelangi,"

SUATU PAGI DI HARI SABTU, MENUNGGU



“Hal yang paling tidak aku suka adalah menunggu”.

Pagi tadi di sebuah bengkel di bilangan jalan perintis kemerdekaan 10, di depan Café Abdi Agung perasaan jenuh, jengkel datang menghampiri. Mau marah, bingung juga siapa yang jadi pelampiasan. Akhirnya kuputuskan untuk beranjak dan pergi dari bengkel kecil itu. Sejak pukul 08.00 pagi tadi, saya sudah menunggu. Bu Aji dengan penutup kepala khas orang bugis yang jadi penjaga bengkel masih merapikan alat-alat motor dan bahan jualannya. Ibu itu berkata ” tunggumi nak, di jalan mi itu yang mau perbaiki motormu,” ujarnya dengan logat Bugis. Untuk menghindari serbuan rasa bosan, saya memcoba mengusir dengan menyeruput kopi di Warkop Daeng Sija, kebetulan jarak warkop tempat kumpulnya borjuis imut-imut itu tidak jauh dari bengkel. Segelas kopi susu dan dua buah roti, serta Koran fajar dan hentakan music anak muda sekarang jadi sarapan pagi seluruh indera tubuhku.koran pagi itu mengangkat isu tentang penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) awal Januari nanti.
Memang sejak Desember ini harga BBM dalam hal ini bensin telah mengalami penurunan, jumlahnya hanya Rp.500. Meski hal itu tidak sesuai dengan harapan sebagian besar masyarakat, namun setidaknya cukup meringankan beban ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Termasuk saya ini yang masih berstatus mahasiswa. “ Ah ini hanya maneuver SBY saja, strategi mencari simpati rakyat jelang pemilu 2009 april mendatang, sungguh licik dan hanya mementingkan kepentingan parpol atau dirinya saja, beginilah rakyat kemudian selalu jadi korban,” cetusku.
Selain itu dari Koran pagi tu juga kudapiti kalau Rektor Unhas. Prof Idrus Paturusi dinobatkan salah satu majalah Asia sebagai rektor terbaik di negeri ini. Sebelumnya ada Prof Gumilar dari UI, UGM,ITB,Undip yang jadi peringkat 1-4. Sebuah prestasi Unhas di tengan pencitraan sebagai kampus tawuran. Seingatku beberapa kali tawuran antar fakultas hampir terjadi bulan ini. Bahkan isunya sampai ke organ kultur daerah melawan salah satu fakultas di kampus. Ironis memang di saat rektor nya mendapat penghargaan, dan kampus ini juga meraih penghargaan dalam bidang kampus olahraga. Mahasiswanya masih berprilaku barbar, mementingkan ego kelompok, kedaerahan. Memutuskan persoalan dengan emosi tidak dengan memakai otak dingin. Beberapa hari lalu, seorang teman yang bekerja sebagai jurnalis di sebuah televisi swasta (Metro Tv) juga merasakan prilaku nyeleneh mahasiswa Unhas, kejadiannya ketika melakukan peliputan di jalan Perintis Kemerdekaan. Sekelompok mahasiswa yang berasal dari Fakultas Teknik merampas kamera dan mengambil kaset rekaman tawuran antara mahasiswa FT dengan mahasiswa UMI tersebut. Untung saja, seorang teman yang kebetulan lewat dan meminta kawan saya itu dilepaskan.
Menjadi pertanyaan kita, apa sebenarnya yang dilakukan rektor hingga bisa mendapat penghargaan. Kalau secara infrastruktur, memang harus kita akui jika kampus ini memiliki gedung-gedung yang baru lagi. Sampai-sampai semua fakultas mirip rumah sakit. Akses internet dimana-mana bisa dilakukan Tapi, prilaku mahasiswa yang barbar, solidaritas kawanan, kelompok, dan parahnya lagi kembali seperti ”remaja” imut-imut dan mulai belajar korupsi kecil-kecilan. Kasihan.
Belum lagi ruang diskusi makin hilang dan prilaku birokrat dan dosen yang sudah menyerupai pejabat. Mobil-mobil mewah berseliweran di pelataran rektorat. Sementara gaji pegawai kecil kadang terlambat tidak di bayar, biaya praktek mahasiswa yang semakin melangit dan alat-alat laboratorium yang masih peninggalan zaman batu. Dosen yang makin sibuk dengan proyek, lalu mahasiswa terlantar. Mau bukti, di fakultas saya saja di FIKP, dosennya banyak yang menghilang entah kemana. Setelah di selidiki, ternyata sebagian pada sibuk dengan proyek di luar daerah. Hingga seorang teman angkatan saya dulu, sempat terganjal di seminar proposal karena pengujinya tidak ada. Jadi wajar saja jika kemarin ada tulisan di dinding kampus yang bertuliskan “urus saja proyekmu”. Setelah berdiskusi dengan seorang dosen. Ia mengatakan jika hal itu angga saja hal biasa, mahasiswa memang butuh diperhatikan. Biar dosen proyek juga sadar.Tapi dosen mana lagi yang mau peduli jika sudah bergelimpangan dengan uang ratusan juta rupiah. Ujung-ujungnya duit.
Tanpa terasa 45 menit aku lewatkan di warkop itu, setelah itu kulangkahkan kaki menuju bengkel dengan harapan tukang servisnya sudah datang. Namun sampai di sana, yang ditunggu juga belum nampak batang hidungnya. Jam 9.30 tukang service itu dating. Dengan motor bebek tahun 90-an anak muda itu bergegas ke dalam. Selain saya, beberapa pelanggan juga motornya akan diservis. Perasaan damai pun muncul. Setitik harapan motor ku akan diperbaiki. Namun menjelang pukul 10.00 yang artinya sudah 2 jam saya duduk di bengkel itu, tetap saja motorku belum disentuh-sentuh.
Perasaan tak damai menghampiri, sementara yang punya bengkel juga sibuk sendiri. Apalagi sejak tadi kerjaannya hanya mondar-madir keluar masuk. Sungguh tidak produktif gummaku. Tak lama kemudian kuputuskan untuk pergi dan mencari bengkel yang lain.

Tamalanrea, sabtu, 6 Desember 2008

SISA PERJALANAN DARI BONE 2: MAKNA SEBUAH GAMBAR






ini perjalanan kami sewaktu mengunjungi Kabupaten Bone. Mengabadikan perjalanan dengan gambar merupakan pekerjaan wajib buat kami ( mao, collenk, irfan dan Callu).Mesk itu tak bisa mewakili suasana perjalanan yang cukup berat. Namun, foto akan tertap bermakna dalam diam.

SISA PERJALANAN DARI BONE 1: MENGGUGAH HATI LEWAT AYAT-AYAT CINTA


Berbagai cara dilakukan untuk menggerakkah hati masyarakat untuk lebih dekat dengan bidan. Salah satunya dengan ayat-ayat.

“Insya Allah persalinan’ta aman. Bila ditolong bidan, ibu selamat. Anak’ ta sehat sampai besar. Firman Allah Qulhal yastawiladzina ya’lamuna walladzina ya’ lamun”.

Itulah pesan yang terpampang pada sebuah papan pengumuman di pinggiran jalan poros Kabupaten Bone –Kabupaten Wajo, tepatnya di Desa Solo, Kecamatan Dua Boccoe. Sederhana memang, tapi kekuatan tulisan yang terdapat di papan itu mampu menarik mata setiap warga yang lewat. Serasa ada yang kurang jika tak membaca pesan itu. Kemasannya sederhana, namun kekuatan isinya cukup menggugah setiap orang yang lewat. Apalagi ibu yang sementara hamil.

Kepedulian akan keselamatan ibu dan bayi menjadi titik perhatian dari pesan yang disampaikan para imam desa ini. Lihat saja pesan yang ditulis di Desa Laccori ”Ingin melahirkan dengan mudah. Periksa ke bidan. Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan merekalah orang-orang beruntung.( albaqarah: 5 )

Peran para imam desa mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan bidan patut diacungi jempol. Pasalnya, sebagai orang yang dianggap ’to matoa’ (orang yang dituakan), mereka berupaya membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak dengan pendekatan kultur religius.

Kembali ke Ayat-ayat suci memang masih dijadikan sandaran masyarakat desa. Pasalnya, kultur sosial masyarakat desa yang religius menjadi faktor utama. Apalagi di kalangan suku bugis (Bone). Pengaruh ajaran islam yang masih kental mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakatnya. ”Kalau orang beriman, kepercayaannya semakin kuat jika dibarengi dengan ayat-ayat,” ujar H. Syamsu Alam, Imam Desa Solo.

Inisiatif Syamsu untuk menyampaikan pesan lewat media pengumuman itu merupakan upaya untuk menggugah hati warga desa agar lebih dekat dengan bidan. Tempatnya pun dipilih di pingggir jalan, supaya setiap orang yang lewat bisa membacanya tiap saat. Dengan berdirinya papan itu, berarti ada bukti yang terlihat. ”Jadi masyarakat bisa lihat sendiri, karena kalau dibicarakan, kadang ayatnya bisa meleset,” ungkapnya dengan tersenyum sumringah.

Pengaruh ayat-ayat suci alqur’an dan hadis Nabi Muhammad SWA yang ditulis pada papan-papan pengumuman, apalagi memuat pesan kesehatan membuat kepercayaan masyarakat makin besar. ”Karena ada tertulis di papan, kita bisa lihat langsung dan memaknai setiap pesannya,” ujar Nurjannah (34 th). Warga desa Solo ini melihat setelah ada pesan-pesan dari puang imang, para ibu-ibu hamil di kampung bersatu itu mulai rajin memeriksakan kandungannya. Apalagi di desa itu memang ada bidan yang bertugas.

Di tiap desa yang menjadi wilayah cakupan program UNICEF, dapat kita temukan pesan-pesan yang tepasang di papan. Selain berisi pesan dari ayat alquran. Pesan berbahasa bugis juga tak dilupakan. Pasalnya sebagian masyarakat desa belum bisa berbahasa Indonesia. Jadi bahasa ’ibu’ yang dipakai. Makanya tak heran jika di setiap papan pengumuman terdapat huruf lontara.

Kombinasi ayat dan tulisan lontara ini tentunya membuat masyarakat makin percaya. Sejak saat itu, para ibu mulai rajin datang ke bidan untuk memeriksakan kehamilannya. Apalagi pembawa pesan itu memang to matoa’ ta.

Romantisme Mahasiswa"

Romantisme mahasiswa adalah sebuah pencapaian yang tak semua mahasiswa bisa merasakannya, hanya mereka yang memiliki militansi dan merasakan riuhnya gerakan mahasiswa. sebab itu semua tak ternilai harganya.
(MaO, (LK1) HIMIKA FK Unhas. Sabtu 2 feb 2008)

Tulisan 1 : Road To Baruga


Kemarin dalam perjalanan ke kampus Unhas di bilangan Tamalanrea, sepanjang jalan aku berfikir untuk mengabadikan pengalaman menuju gedung Baruga. Sebuah gedung yang jadi saksi sejarah kehidupan bermahasiswa di kampus ini. Bukan hanya saya, melainkan ribuan sarjana yang telah melewati tangga, menkmati kursi empuk warna merah dan berdiri panggung besar di gedung itu. Sebuah gedung yang bentuknya mirip perahu jika dipandang dari lantai empat fakultas kedokteran. Sungguh indah dengan rimbunan pohon yang berada di sekitarnya.
Aku ingin memulai dengan bercerita tentang gedung itu, lalu mengumpulkan serpihan-serpihan serta sketsa yang pernah aku jalani di kampus ini. Sungguh sebuah ide yng cukup cemerlang. Selain mengumpulkan sketsa yang mulai pudar, aku ingin membagi cerita tentang sulitnya berhadapan dengan birokrasi yang ketat, kehidupan kampus yang keras, ruang diskusi mahasiswa yang mulai tidak nampak, budaya pop dan perjuanganku menuju gedung itu yang bagiku cukup keras.
Beberapa tahun lalu, Baruga memang menyihir setiap mahasiswa baru termasuk aku untuk mencintai kampus ini. Di dalam gedung itu kejayaan Unhas digambarkan. Dan sebagai mahasiswa baru, kita hanya bisa terkagum-kagum dengan presentasi rector dan pembantu-pembantunya yang rata-rata lulusan luar negeri. Sekali lagi, dari kacamata mahasiswa baru, kita dibuat kagum dengan Unhas di dalam gedung Baruga yang mampu menampung ribuan orang. Sekali lagi Baruga memang istimewA. Gedung itu kalau tidak salah lengkapnya Baruga Andi Pangeran Pettarani.

Bersambung …

Tamalanra, 2 Desember 2008

MENGGAGAS KEPEMIMPINAN ALTERNATIF


Terpuruknya bangsa ini tidak terjadi begitu saja. Melainkan peran pemimpin yang tak mampu mendorong perubahan. Olehnya itu dibutuhkan pemimpin yang mampu membawa bangsa ini menjadi lebih baik.

Menjelang pemilihan presiden 2009 mendatang, wacana mengenai kepemimpinan alternatif terus mengemuka pada setiap dialog ataupun forum yang membahas tentang keindonesian. Hal ini tiba-tiba menjadi menjadi bagian terpenting dalam sendi kehidupan berbangsa. Pasalnya bangsa ini tetap saja mengalami krisis sejak kemerdekaan dikumandangkan oleh Ir Soekarno-Hatta 60 tahun silam. Tak ada perubahan mendasar ataupun loncatan perubahan yang progresif bagi bangsa ini. Semua bahasa tentang perubahan hanya kumpulan kata-kata yang utopis. Bangsa ini tetap saja jalan di tempat.
Jika dibandingkan dengan negara lain, misalnya saja Jepang, ataupun Malaysia, Indonesia sudah ketiggalan jauh. Padahal masih lekat dalam benak kita saat kemerdekaan dikumandangkan, bangsa Jepang dibumihanguskan oleh Amerika. Lalu bagaimana dengan Malaysia, tahun 70-an, tenaga pengajar di negeri ini dikontak untuk mengajar di negeri melayu tersebut. Namun, saat ini kemajuan cukup terlihat di negeri tersebut. Sedangkan Indonesia sebagai salah satu negeri yang memiliki sumber daya alam terbesar di dunia belum beranjak dari krisis.
Indonesia hari ini adalah bangsa yang mengalami krisis kepemimpinan, krisis ekonomi, krisis kemanusiaan, kemiskinan, kebodohan, korupsi merajalela, dan terancam terpecah akitbat disintegrasi bangsa. Wajah bangsa ini jelas bukan hal yang begitu saja terjadi, melainkan pemimpin yang mengelola bangsa ini belum mampu membawa perubahan dan membuat bangsa ini lebih bermartabat merujuk pada hasil indeks pembangungan manusia yang menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari dari 175 negara di dunia dan berada pada posisi 6 untuk negara ASEAN. Lebih rendah dari Singapura, Brunei Darussalam, diikuti Malaysia, Thailand, Vietnam, Indonesia, Kamboja, Myanmar, serta Laos.
Jika menjadikan standar IPM untuk mengukur kemiskinan, maka masyarakat bangsa kita adalah orang-orang yang miskin akibat krisis ekonomi yang tak pernah berhenti. Mahalnya harga kebutuhan pokok dan seringnya harga BBM dinaikkan membuat daya beli masyarakat berkurang. Sementara pemerintah tidak pernah mengambil kebijakan yang berpihak pada rakyat.
Bagaimana dengan pendidikan, Laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk bidang pendidikan, United Nation Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), yang dirilis pada Kamis (29/11/07) menunjukkan, peringkat Indonesia dalam hal pendidikan turun dari 58 menjadi 62 di antara 130 negara di dunia. Yang jelas, education development index (EDI) Indonesia adalah 0.935, di bawah Malaysia (0.945) dan Brunei Darussalam (0.965).
Demikianlah artikulasi negara ini. Tak ada perubahan yang betul-betul mampu membawa bangsa ini menjadi negara yang bermartabat. Makanya bagi sebagian orang, kepemimpinan alternatif perlu didorong. Setidaknya ada oase yang menyejukkan di tengan gersangnya kepemimpinan bangsa. “ Yang ada saat ini merupakan tokoh lama yang sudah jelas kegagalannya,misalnya saja SBY-JK, Megawati, Gusdur dan lain-lain,” ujar Wildan. Menurut Ketua KAMMI Daerah Garut ini, mestinya ada regenerasi kepemimpinan. Utamanya keberanian menyerahkan tongkat estafet kepada politisi muda. Hal ini menjadi penting karena kaum muda itu punya semangat untuk berubah, progresif, relatif berani melakukan terobosan baru, dan tidak memiliki kesalahan ataupun dosa masa lalu. Termasuk utang budi masa lalu, tidak terlibat korupsi, dan kasus pelanggaran Hak asasi manusia. Sedangkan mereka yang sudah tua, sudah menunjukkan ke publik cara ataupun model kepemimpinannya. Namun tetap saja mengalami kegagalan. Lalu kepemimpinan yang bagaimana yang dibutuhkan?. Salah satu solusinya adalah menggagas kepemimpinan kaum muda. Nelson mandela jadi tokoh sejak dari muda, Soekarno, Hatta, Syahrir, Evo Morales, Barack Obama dan tokoh perubah lainnya memulai medorong perubahan sejak usia muda. “ Makanya kita mendorong agar anak muda diberi kesempatan, sebab mereka punya karakter yang progresif, apalagi saat ini trend kepemimpinan muda,” tambahnya. Mungkinkah pemimpin alternatif itu adalah kaum muda. “Mereka bisa menterjemahkan visi pribadi dan visi organisasi menjadi sesuatu yang nyata,” Ujar Aryanto Abidin, Wapres BEM Unhas. Lebih lanjut ia mengungkapkna pemimpin itu mestinya mampu melakukan transaksi sosial politik dengan rakyatnya. Inilah yang dikenal dengan kontrak politik. Dan hanya anak muda yang mampu menerjemahkan hal tersebut.

(Mao)

UNHAS DAN PRIVATISASI PENDIDIKAN


“Pendidikan benar-benar menjadi komoditas dagang dalam benak masyarakat kita (Lihat Roem Topatimasang; "Sekolah itu Candu" ,1998)
Apa yang diungkapkan oleh Roem Tomatipasang pada dasarnya merupakan sebuah kritik social terhadap pendidikan hari ini. Sejatinya pendidikan adalah sebuah proses yang bisa memanusiakan manusia. Itu kata Paulo freire yang melihat dari sisi humanistik. Memang wajar jika Freire berfikir demikian. Pasalnya, pendidikan jadi salah satu wadah untuk menjadikan setiap manusia memahami esensi kemanusiaannya dan sumbangsihnya terhadap ilmu pengetahuan.

Sama halnya dengan Mansoer Fakih (2001). Pertama, pendidikan dipahami sebagai wahana untuk menyalurkan ilmu pengatahuan, pembentukan watak serta media untuk meningkatkan keterampilan kerja. Kedua, pendidikan sebagai wahana untuk menanamkan nilai-nilai moral serta ajaran keagamaan dan meningkatkan taraf ekonomi dan status sosial. Ketiga, wahana untuk memanusiakan manusia.

Itulah yang kemudian dituangkan dalam pembukaan UUD 1945. Termasuk upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebab, pendidikan diyakini mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa dari penjajahan, kemiskinan, kebodohan. Tingkat pendidikan manusia indonesia saat ini cukup jauh. Peringkat 111 dari 167 negara.

Pendidikan sejatinya adalah hak bagi setiap warga negara dan pemerintah wajib untuk menyalurkan anggaran pendidikan 20 %. Sebab hal itu yang terangkum dalam undang-undang. Dalam artian, pemerintah diamanatkan pasal 31 UUD 45 untuk membiayai warga negara.

Namun, realitas hari ini tidak seperti itu. Pemerintah lebih memilih menandatangani General Agreementon Tradein Services (GATS). Pada perjanjian Organisation WorldTrade (WTO). Hal ini kemudian dikenal dengan Konsensus Washington. itulah awal dari skenario libealisasi di Tanah Air.

Nah, sebagai projec awal, pemerintah melalui BHMN melakukan privatisasi terhadap PTN. Maka jadilah UI,ITB,UGM,IPB berubah status jadi perguruan BHMN. Sejak 2003 itu, perguruan tinggi ini teru menaikkan anggaran pendidikannya hingga saat ini.

Lalu, bagai mana dengan unhas?. Latah kemudian menjangkiti para birokrat kampus. Lihat saja sampai 2008 ini Unhas melakukan penerimaan mahasiswa baru sampai 8 jalur. Dan sejak tahun 2003 biaya SPP mahasiswa mulai dinaikkan. Terakhir 5 tahun kemudian SPP mahasiswa kembali naik. Dengan dalih unhas menerima lewat jalur ekstensi. Padahal, alasan awalnya hanya untuk mengisi kursi yang kosong..

Ismawan as
Mahasiswa Unhas 03

HUJAN

Hujan kemarin mengingatkanku tentang peristiwa pada masa lampau. Begitu lekat dalam benakku hingga membuat tatapanku nanar jauh ke arah tamalanrea. Dari gedung tingkat 4 LAN Antang kuamati hujan yang makin deras, ia membasahi kaca jendela. Bulirnya berlomba-lomba menuju tanah. Serasa ingin mencumbui semesta yang terdapat pada bumi. Dari kaca jendela, aku mendengar keriangan dan merasakan kegembiraan hujan. Wajar saja hal itu terjadi, soalnya baru pertama kali turun ke bumi selama beberapa bulan mengitari angkasa. Ada kerinduan yang begitu Dalam menyapa hatiku. Namun, semuanya hanya ada dalam kenangan. Inilang mungkin yang sebagian teman-teman aktivis kenal sebagai filosofi plato.

Tak lama kemudian, hujan perlahan mulai berhenti. Orang-orang mulai beraktivitas kembali setelah berteduh di beberapa rumah penduduk. Hujan kali ini menyisakan perasaan hampa yang tak berujung. Dari jauh tamalanrea terlihat sepi dengan orang-orang yang kehilangan. Kehilangan rasa kemanusiaan, keadilan dan cinta damai. Hujan kali ini datang mengembalikan rasa itu.

Aku ingin kembali

Home,latimojong, 11 november 2008

Jelang Buka Puasa, Makassar Macet

Tak seperti biasanya, jalan Abdullah Dg Sirua macet total. Kendaraan tumpah ruah di jalan. Entah apa yang membuat setiap pengendara Mobil, motor saling berebutan di jalan yang sempit itu. Aturan lalu lintas sepertinya sudah tak diindahkan lagi. Mereka menyerobot dan walhasil macet. Ini macet yang ke dua terbesar di makassar setelah beberapa bulan lalu jalan tol di tutup karena banjir. Kala itu kemacetan di makassar tak bisa dihindarkan. Bahkan, hingga jam 3 subuh.

Kini berbeda, kemacetan yang terjadi saat ini bukan karena jalan tol ditutup.Melainkan hasrat untuk segera sampai di rumah membuat para pengendara tak peduli lagi dengan aturan. Paling parah, seorang bapak mengangkat motornya ke trotoar yang memiliki tinggi ¼ meter. Bapak tua itu dengan susah payah mengangkat motor yamaha tempo dulu miliknya.

Jelang buka puasa, di beberapa sudut kota makassar memang jadi macet. Volume kendaraan tak seperti biasanya. jika beduk berbuka telah berbunyi, maka berbuka di jalanan akan jadi pilihan utama. Di saat seperti ini rupanya masih ada masyarakat yang berbaik hati. Di pinggir trotoar, mereka menaruh aqua satu dos. Jadi setiap warga yang terjebak macet bisa mammpiri di tempat itu. Berbuka Sambil menunggu jalanan sepi.

Parade ramadhan : Mencari Kedamaian

Minggu petang, seorang kawan mengirim pesan singkat. Isinya mengingatkan jika hari Senin-Selasa akan diadakan training ESQ di Graha pena khusus untuk mahasiswa STIM Nitro Fajar. Kebetulan, sebagai alumni angkatan emas mahasiswa. Kami bisa datang, dengan satu syarat, kartu alumninya dibawa.
Sebetulnya agenda hari senin itu adalah menyelesaikan titah untuk segera menyelesaikan laporan pkl dan persiapan skripsi yang masih belum tersentuh. Saat bersamaan pula, seorang kawan mewanti-wanti untuk ikut kelas MEST di Gedung PKP Unhas. Menjadi orang yang bingun pun menyergap pada hati kecilku. Susah menentukan pilihan pun menghampiri. Sekali lagi saya mengadapi situasi yang membutuhkan kecermatan dalam memilih, ikut ESQ dengan tidak sebagai apa-apa, ikut MEST di Unhas dengan Sertifikat internasional, atau mulai belajar mencintai perpustakaan.
Sekali lagi kutimbang untuk memilih kemana langkah ku hari itu. Sejenak kuingat pesan seorang kawan sebuah pertemuan kemarin. Bahwasanya jangan menjadi orang yang peragu. Sebab semuanya akan terasa sulit. Takut inilah, itulah,,dll. Pada kondisi seperti ini, posisi ku memang berada satu fase dengan peragu. Sulit menentukan pilihan. Namun, nasehat kemarin membuat segenap jiwaku untuk tetap melangkah. “Ah ke ESQ saja,” bisikku dalam hati.
Setelah menyelesaikan subuh dan tadarrusan di Masjid Raya, bergegas aku ke Graha Pena. Disana sudah menunggu ratusa nmahasiswa yang siap-siap ikut training. Di gedung megah itu, aku bertemu teman lama yang sering mengingatkan. Dulu kami masih sering jalan di sudut kampus unhas. Seperti biasa dengan gaya yang semangat ia menjelaskan perkembangan training ini. Dari kampus-ke kampus telah diadakan training. Namun, mahasiswa unhas belum mendapat kesempatan ikut. Pasalnya birokrasi kampus masih belum ngeeh dan jumawa menerima training ini. Serasa malu melihat kampus lain yang bersemangat, sementara kampus kita belum tersentuh.
Satu hal yang membuat aku selalu ingin datang ke tempat itu karena Author Journey yang dilakukan senantiasa mengingatkan siapa diri kita sebenarnya. Dengan pengetahuan yang cemerlang. Pemateri memberikan tauziyah dan mengingatkan keberadaan manusia di hadapan Tuhannya. Emosional membuncah ketika sentuhan keimana kembali dipertanyakan. Betapa selama ini kita berjalan di muka bumi dengan sombong dan selalu mengejar materi duniawi. Hingga melupakan sang pemberi kehidupan.
Setiap training, aku selalu mendapati diriku berda dalam kedamaian. Sentuhan terhadap emosi membuat aku bisa merasakan kedekatan dengan Tuhan ku dan spitualitas yang ada memintaku selalu melihat masa depan. ”kemanapun kau hadapkan wajahmu, disanalah Allah berada,”..

: 2,9 Juta SMS Sejam Hanya untuk Obama

Kandidat presiden Amerika dari partai Demokrat, Barrack Obama, telah melakukan voting melalui pesan text dari ponsel, dalam rangka pemilihan wakilnya, juga memberi harga pengiriman pesan text sebesar 10 cent per pesan. Banyak tulisan “inilah wakil presidenku…” dalam pesan text yang terkirim dari pendukung Obama. Berdasarkan survey Nielsen, jumlah bill pulsa yang diperoleh mencapai USD 290.000, yang berarti telah terdapat SMS kampanye dari 2.9 juta orang.

Perusahaan Nielsen divisi Mobile, telah melakukan perhitungan dan memonitoring sekitar 40.000 SMS di U.S dan kemudian finalnya mencapai 2.9 juta. “Pesan mengenai calon wakil presiden ini dikirim dalam waktu satu jam pada Jumat malam, dari banyak account user yang telah mendaftar sebelumnya. Namun, metode ini telah dikritik karena tidak berguna sama sekali. Hal ini dikarenakan pers melaporkan bahwa Obama telah memilih Senator Joseph Biden of Delaware sebagai wakilnya sebelum pendukungnya memiliki kesempatan untuk menekan tombol ‘send’ demi pesan text yang penting tersebut.

“Sementara banyak yang mengkritisi, namun pemilihan wakil Obama melalui pesan text tetap menjadi pesan text yang penting untuk dikirimkan dan salah satu kesuksesan penggunaan brand media mobile.’, kata Nielsen, yang juga menambahkan bahwa terdapat 116 juta orang Amerika yang aktif menggunakan pesan text. Nielsen menjelaskan, pesan text kebanyakan berisi 26 kata dan diterima oleh 2.9 juta orang. Hal ini merupakan tips Obama untuk mempromosikan brand dirinya dan menarik perhatian public demi membuat list supporternya untuk memilihkan calon wakilnya melalui ponsel. beritanet.com

: Jenis Kepribadian Enterpreneur

Banyak sekali pebisnis yang sukses di luar sana. Sebut saja, Bill Gates yang visioner atau Donald Trump yang bertipe superstar, dan sebagainya. Berikut ini merupakan tipe kepribadian seorang pebisnis :

Visionary, berarti membangun segala bisnisya berdasarkan visi ke depan dan penuh dengan pemikiran pendirinya. Pebisnis tipe ini akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan mampu membuat perencananaa matang untuk menghindari sekecil mungkin resiko yang mengahdang. Pebisnis tipe visioner, cenderung lebih mengadalkan mimpinya sehingga sering tidak menyadari realitas yang ada. Untuk itu, pebisnis tipe ini harus ingat bahwa setiap keinginan, harusnya diwujudkan dengan tindakan yang nyata. Contoh pebisnis tipe visioner seperti Bill Gates, mantan pendiri Microsoft Inc.

Superstar, berarti seorang pebisnis yang memiliki charisma dan berenergi tinggi. Pebisnis tipe ini akan membangun perusahaan sesuai dengan brand image diri mereka. Pebisnis tipe superstar merupakan pekerja keras, atau bisa dibilang workaholic, dan cenderung sangat kompetitif. Contohnya pada Donald Trump, CEO Trump Hotel dan Casino Resort.

Healer, berarti seorang pebisnis yang kuat dan mampu bertahan dalam kondisi seberat apapun. Pebisnis tipe ini memiliki kemampuan luar biasa yang dipadu dengan ketenangan dari dalam. Pebisnis tipe healer ini merupakan seorang ‘penyembuh’, dan pebisnis tipe ini menjadi terlalu berharap hingga hampir menjauhi realita. Contohnya Ben Cohen, salah satu pendiri Ben dan Jerry Ice Cream.

Hero, pebisnis tipe ini akan memimpin dunia dan dapat melalui segala macam tantangan. Pebisnis tipe Hero dapat membuat bisnis perusahaannya menjadi besar. Pebisnis tipe ini lebih banyak mengumbar janji dan menggunakan taktik untuk mendapatkan sesuatu yang tidak akan bertahan lama. Pebisnis tipe ini seharusnya menyadari kemampuannya untuk memimpin perusahaan menuju kesuksesan. Contoh pebisnis tipe ini, Jack Welch, CEO GE.

Analyst, pebisnis tipe ini merupakan orang yang hebat dalam mengatasi masalah. Pebisnis tipe ini akan menyelesaikan masalah dengsecara sistematis, dan berbasis ilmu pengetahuan atau keahlian teknis. Pebisnis dengan tipe ini harus berhati-hati ketika mengalami kebuntua analisa, dan mungkin bisa mempercayai kemampuan orang lain untuk membantunya. Contohnya Gordon Moore, pendiri Intel.

Artist, pebisnis tipe ini memiliki kreativitas tinggi, dan biasanya ditemukan di perusahaan periklanan, desain, dan sebagainya. Namun, pebisnis tipe ini suka menyendiri seperti layaknya penyuk seni lainnya, dan cukup sensitive dengan respon pelanggannya. Contohnya Scott Adams, pendiri Dilbert.

Fireball, pebisnis tipe ini akan selalu bersemangat dan hidup dalam keoptimisan. Pebisnis tipe ini selain enerjik dengan perilaku yang menyenangkan, namun juga cenderung memiliki komitmen berlebihan sehingga menjadi terlalu impulsive. Contohnya Malcolm Forbes, pendiri Forbes Magazine.

Improver, pebisnis tipe ini akan menonjolkan kemampuannya yang suka memperbaiki. Sifat Improver membuat pebisnis menjadi lebih kokoh dan memiliki integritas tinggi dalam menjalankan bisninsnya. Namun, pebisnis tipe ini cenderung perfeksionis dan terlalu kritis terhadapa pelanggan. Contohnya Anita Roddick, pendiri The Body Shop.

Advisor, pebisnis tipe ini lebih suka menyumbangkan saran dan ide tingkat tinggi bagi pelanggannya. Pebisnis tipe ini akan melakukan apa saja untuk menyenangkan pelanggan karena pelanggan dianggapnya aalah raja. Namun, pebisnis tipe ini malah terlalu focus dengan pelanggannya, sehingga lebih sering mengabaikan kebutuhan mereka sendiri sebagai entrepreneur, dan bahkan mereka bisa kelelahan sendiri jika harus memuaskan semua pelanggan. Contohnya John W. Nordstrom, pendiri Nordstor--beritanet.com

Mengapa Perlu Ada HARI TANPA TV??

Sekitar 60 juta anak Indonesia menonton TV selama berjam-jam hampir sepanjang hari. Apa yang ditonton? Anak-anak menonton acara TV apa saja karena kebanyakan keluarga tidak memberi batasan yang jelas. Mulai dari acara gosip selebritis; berita kriminal berdarah-darah; sinetron remaja yang penuh kekerasan, seks, intrik, mistis, amoral; film dewasa yang diputar pada pagi, siang dan sore hari; penampilan grup musik Indonesia maupun luar yang berpakaian seksi dan menyanyikan lagu dengan lirik orang dewasa; sinetron berbungkus agama yang banyak menampilkan rekaan azab, hantu, iblis, siluman, dan seterusnya. Termasuk juga acara anak yang sebagian besar berisi adegan yang tidak aman dan tidak pantas ditonton anak.

Bayangkan kalau anak-anak kita adalah satu dari mereka yang tiap hari harus menelan hal-hal dari TV yang jelas-jelas tidak untuk mereka tapi untuk orang dewasa. Anak-anak akan sangat berpotensi untuk kehilangan keceriaan dan kepolosan mereka karena masuknya persoalan orang dewasa dalam keseharian mereka. Akibatnya, sering terjadi gangguan psikologi dan ketidakseimbangan emosi dalam bentuk kesulitan konsentrasi, perilaku kekerasan, pertanyaan-pertanyaan yang ‘di luar dugaan’ dan sebagainya.

Hanya sedikit anak yang beruntung bisa memiliki berbagai kegiatan, fasilitas, dan orangtua yang baik sehingga bisa mengalihkan waktu anak untuk hal-hal yang lebih penting daripada sekadar menonton TV. Namun jutaan orangtua di Indonesia pada umumnya cemas dan khawatir dengan isi siaran TV kita. Kalangan industri televisi punya argumentasi sendiri mengapa mereka menyiarkan acara-acara yang tidak memperhatikan kepentingan anak dan remaja. Intinya, kepentingan bisnis telah sangat mengalahkan dan menempatkan anak dan remaja kita sekadar sebagai pasar yang harus dimanfaatkan sebesar-besarnya. Dan ketahuilah, meski stasiun TV sudah mulai memperbaiki isi siaran mereka, namun hal itu tetap tidak bisa menghilangkan kesalahan mereka di masa lalu dalam memberi ‘makanan’ yang merusak jiwa puluhan juta anak Indonesia.

Pemerintah maupun institusi lain, terbukti tidak mampu membuat peraturan yang bisa memaksa industri televisi untuk lebih sopan menyiarkan acaranya. Sehingga, tidak ada pilihan lain kecuali individu sendiri yang harus menentukan sikap menghadapi situasi ini. Anggota masyarakat yang bersatu dan memiliki sikap yang sama untuk menolak perilaku industri televisi kita, akan menjadi kekuatan yang besar apabila jumlahnya makin bertambah. Penolakan oleh masyarakat yang merupakan pasar bagi industri televisi, pada saatnya akan menjadi kekuatan yang besar.

Untuk itulah perlu ada gerakan HARI TANPA TV pada tanggal 23 Juli 2006 yang akan membuktikan bahwa apabila masyarakat bisa bersatu melakukan penolakan terhadap perilaku industri televisi, maka sejak saat itulah kita bisa berharap ada perbaikan. Jadi, berikanlah dukungan dan bergabunglah untuk mengikuti HARI TANPA TV. Pada hari itu, matikan TV selama sehari dan ajaklah anak-anak untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.

diposting dari kidia.org

UANG

Dalam tinjauan historis, pada mulanya uang adalah benda yang dipakai dalam proses pertukaran. Hal ini muncul setelah adanya kesulitan yang dialami oleh nenek moyang dalam barter, yaitu susahnya mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Inilah yang mendorong manusia menciptakan kemudahan dalam pertukaran. Maka ditetapkanlah benda-benda tertetu sebagai alat tukar. Misalnya bangsa Romawi menetapkan garam sebagai alat tukar atau Inggris yang menyebut upah sebagai Salari yang berasal dari bahasa latih Salarium (garam).


Zaman pun makin berkembang, pertukaran barang dan jasa menuntut adanya benda yang lebih praktis lagi, disepakatilah uang sebagai alat tukar, meski tiap negara memiliki perbedaan dalam nilai alat tukar itu.

Kini, uang bukan hanya sebagai alat tukar, tapi merupakan sebuah alat yang bisa ‘membeli’ apa saja. Bahkan sebagian orang mengganggap uang bisa menggadaikan idealisme. Apatah lagi mahasiswa yang sedang mencari jati dirinya. Masyarakat kini makin terbuai oleh uang. Lebih radikal lagi sampai ada yang memuja-muja benda itu, hingga ungkapan uang sebagai “Tuhan” baru tak asing lagi kita dengar.

Masyarakat Indonesia tidak pernah berpikir panjang, hanya berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah berpikir panjang (untuk negaranya), itulah ucapan Prof.Toshiko Kinoshita, Universitas Waseda Jepang (Kompas, 24 Mei 2002). Asumsi itu cukup beralasan, pasalnya masyarakat kita beramai-ramai mengejar dan mengumpulkan pundi-pundi kekayaan. Alhasil, fragmen-fragmen sosial dalam masyrakat makin besar. Terjadi kesenjangan yang besar antara penguasa, pemodal dan si miskin. Bukan hanya itu, individualistik pun makin menyebar di masyarakat.

***

Dalam konteks pendidikan, uang memiliki pengaruh yang cukup besar. Betapa tidak, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi terjadi ‘pungutan’. Akibatnya yang mampu menikmati pendidikan hanya golongan yang berpenghasilan menegah ke atas saja. Sedangkan yang penghasilannya rendah, jangan harap! Pun kalau ada, pendidikan yang ditawarkan adalah yang kualitasnya paling rendah. Sedangkan yang punya banyak uang, akan menikmati pelayanan pendidikan yang yahud.

Tuhan baru itu juga telah memasuki ranah kampus ini, adanya praktik “pungutan” di beberapa fakultas dapat jadi indikator. Adapula mahasiswa yang hanya membayar puluhan ribu untuk meluluskan mata kulianya. Ini pulalah yang membuat guru besar dan sejumlah birokrat Unhas berurusan dengan pihak berwajib. Prilaku dosen yang lebih mementingkan urusan proyek daripada mengajar, juga dipengaruhi oleh upaya menumpuk pundit-pundi ini. Walhasil, sarjana yang jumlahnya ribuan tiap tahun bisa jadi kapasitasnya ‘karbitan’.

Belakangan ini komersialisasi fasilitas kampus yang terjadi juga berujung pada uang. Ironisnya lembaga mahasiswa tak memiliki penghasilan untuk menyewa gedung di rumah sendiri. Jadi jangan heran jika mahasiswa memilih mencari tempat yang murah di luar kampus untuk pengkaderan.

Uang memang bisa membutakan hati, membuat segalanya jadi tak bermakna. Namun, haruskah kita terjebak dalam kemewahan yang ditawarkan oleh tuhan baru ini.

 

© Copyright berandamao . All Rights Reserved.

Powered By Blogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic