Jelang Buka Puasa, Makassar Macet

Tak seperti biasanya, jalan Abdullah Dg Sirua macet total. Kendaraan tumpah ruah di jalan. Entah apa yang membuat setiap pengendara Mobil, motor saling berebutan di jalan yang sempit itu. Aturan lalu lintas sepertinya sudah tak diindahkan lagi. Mereka menyerobot dan walhasil macet. Ini macet yang ke dua terbesar di makassar setelah beberapa bulan lalu jalan tol di tutup karena banjir. Kala itu kemacetan di makassar tak bisa dihindarkan. Bahkan, hingga jam 3 subuh.

Kini berbeda, kemacetan yang terjadi saat ini bukan karena jalan tol ditutup.Melainkan hasrat untuk segera sampai di rumah membuat para pengendara tak peduli lagi dengan aturan. Paling parah, seorang bapak mengangkat motornya ke trotoar yang memiliki tinggi ¼ meter. Bapak tua itu dengan susah payah mengangkat motor yamaha tempo dulu miliknya.

Jelang buka puasa, di beberapa sudut kota makassar memang jadi macet. Volume kendaraan tak seperti biasanya. jika beduk berbuka telah berbunyi, maka berbuka di jalanan akan jadi pilihan utama. Di saat seperti ini rupanya masih ada masyarakat yang berbaik hati. Di pinggir trotoar, mereka menaruh aqua satu dos. Jadi setiap warga yang terjebak macet bisa mammpiri di tempat itu. Berbuka Sambil menunggu jalanan sepi.

Parade ramadhan : Mencari Kedamaian

Minggu petang, seorang kawan mengirim pesan singkat. Isinya mengingatkan jika hari Senin-Selasa akan diadakan training ESQ di Graha pena khusus untuk mahasiswa STIM Nitro Fajar. Kebetulan, sebagai alumni angkatan emas mahasiswa. Kami bisa datang, dengan satu syarat, kartu alumninya dibawa.
Sebetulnya agenda hari senin itu adalah menyelesaikan titah untuk segera menyelesaikan laporan pkl dan persiapan skripsi yang masih belum tersentuh. Saat bersamaan pula, seorang kawan mewanti-wanti untuk ikut kelas MEST di Gedung PKP Unhas. Menjadi orang yang bingun pun menyergap pada hati kecilku. Susah menentukan pilihan pun menghampiri. Sekali lagi saya mengadapi situasi yang membutuhkan kecermatan dalam memilih, ikut ESQ dengan tidak sebagai apa-apa, ikut MEST di Unhas dengan Sertifikat internasional, atau mulai belajar mencintai perpustakaan.
Sekali lagi kutimbang untuk memilih kemana langkah ku hari itu. Sejenak kuingat pesan seorang kawan sebuah pertemuan kemarin. Bahwasanya jangan menjadi orang yang peragu. Sebab semuanya akan terasa sulit. Takut inilah, itulah,,dll. Pada kondisi seperti ini, posisi ku memang berada satu fase dengan peragu. Sulit menentukan pilihan. Namun, nasehat kemarin membuat segenap jiwaku untuk tetap melangkah. “Ah ke ESQ saja,” bisikku dalam hati.
Setelah menyelesaikan subuh dan tadarrusan di Masjid Raya, bergegas aku ke Graha Pena. Disana sudah menunggu ratusa nmahasiswa yang siap-siap ikut training. Di gedung megah itu, aku bertemu teman lama yang sering mengingatkan. Dulu kami masih sering jalan di sudut kampus unhas. Seperti biasa dengan gaya yang semangat ia menjelaskan perkembangan training ini. Dari kampus-ke kampus telah diadakan training. Namun, mahasiswa unhas belum mendapat kesempatan ikut. Pasalnya birokrasi kampus masih belum ngeeh dan jumawa menerima training ini. Serasa malu melihat kampus lain yang bersemangat, sementara kampus kita belum tersentuh.
Satu hal yang membuat aku selalu ingin datang ke tempat itu karena Author Journey yang dilakukan senantiasa mengingatkan siapa diri kita sebenarnya. Dengan pengetahuan yang cemerlang. Pemateri memberikan tauziyah dan mengingatkan keberadaan manusia di hadapan Tuhannya. Emosional membuncah ketika sentuhan keimana kembali dipertanyakan. Betapa selama ini kita berjalan di muka bumi dengan sombong dan selalu mengejar materi duniawi. Hingga melupakan sang pemberi kehidupan.
Setiap training, aku selalu mendapati diriku berda dalam kedamaian. Sentuhan terhadap emosi membuat aku bisa merasakan kedekatan dengan Tuhan ku dan spitualitas yang ada memintaku selalu melihat masa depan. ”kemanapun kau hadapkan wajahmu, disanalah Allah berada,”..
 

© Copyright berandamao . All Rights Reserved.

Powered By Blogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic