Romantisme Dunia Baru


Sebuah catatan buat kita yang masih berstatus mahasiswa:

Sekadar mengingat masa sebelum masuk perguruan tinggi. Tulisan ini akan membawa kita pada riuh rendahnya semangat untuk bermahasiswa....salam

Mungkin ini adalah saat-saat yang menentukan bagi setiap calon mahasiswa. Jantung berdebar-debar, adrenalin terpacu tak teratur dan harap-harap cemas. Sesekali mengusap wajah yang penuh bulir keringat. Ketegangan seperti ini menjadi warna saat menanti pengumuman kelulusan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB). Dan kegirangan akan bersambut jika menemukan namanya tertera dalam lembar pengumuman. Senyum sumringah pastinya akan menghiasai wajah-wajah jenaka penuh harap itu.

Di sisi lain, ada kesedihan yang mendalam. Gagal di ujian SPMB bukan akhir segalanya. Hidup ini mesti jalan terus dan kisah perjalanan ini perlu dilukis dengan semangat anak muda. Seperti Pablo Picasso yang selalu membingkai hidupnya dengan warna-warni. Anggap saja kegagalan ini adalah keberhasilan yang tertunda. Seperti itulah harmoni kehidupan. Laiknya roda pedati, kadang harus berada di bawah, kadang pula berada di atas.

Menjadi mahasiswa adalah impian setiap siswa yang telah lulus ujian nasional. Setelah melewati masa yang selalu dikenang di sekolah. Kini ada sebuah dunia baru yang menanti. Dunia yang menawarkan kehidupan yang dinamis, berdialetika dan penuh romatisme. Sering disebut sebagai dunia pesta, buku dan cinta. Inilah dunia kemahasiswaan. Dunia yang tiap tahun dipenuhi puluhan ribu pendaftar dari kota hingga pelosok desa, bahkan sampai dari ‘negeri di atas awan’ ( sebutan untuk daerah pedalaman). Namun, hanya beberapa saja yang bisa masuk.

Dunia baru pastinya menyajikan kebudayaan yang baru. Olehnya itu jika tak mampu menghadapi dan menyesuaikan diri, yang terjadi kemudian adalah culture shock. Namun, itu tak akan terjadi apabila kehidupan ‘keras’ di kampus ini mampu dihadapi dengan baik. Dalam artian mahasiswa mampu menyusun map planning untuk melalui masa-masa di kampus. Mungki saja Van Paursen benar, jika kebudayaan ini merupakan siasat manusia untuk menghadapi masa depan. Di dalamnya ada prosen pembelajaran yang sifatnya terus – menerus dengan kreativitas dan insentivitas.

Sekali lagi selamat telah memasuki dunia mahasiswa. Hari-hari melelahkan dan penuh perjuangan selama ini akhirnya berbuah manis. Euforia kemenangan itu mestinya tak perlu berlebihan. Sebab, di kampus ini ada banyak tugas dan tanggung jawab yang menunggu. Ibaratnya, ini adalah gerbang awal untuk melakukan sebuah perubahan. Setidaknya melakukan revolusi terhadap diri sendiri. Melalui perubahan sikap, prilaku dan pola pikir. Mengapa penting? Sebab, sekarang kawan bukan lagi siswa tapi mahasiswa. Yang padanya ada secercah harapan melakukan perubahan. Bukan hanya mahasiswa yang akhirnya jadi ‘cundekkeng’.

Hari-hari melelahkan akan dimulai lagi sejak jadi mahasiswa baru. Menjalani kehidupan dengan romantisme yang berbeda. Hingga mampu menjajaki sudut-sudut kampus dengan latar pemikiran yang beragam. Sampai pada akhirnya mampu memahami dunia ini sesungguhnya. Bukan hanya nama besarnya saja, pula tak hanya sebagai agen of sosial cotrol, agen of change yang selalu di dengung-dengunkan. Ataupun mahasiswa hedon dan akademik. Tapi lebih pada sisi- sisi lain dunia kampus Unhas ini.

Ana Unhas tawwa, seperti itulah paggilan akrab jika tiba di kampus merah ini. Lembaga kemahasiswa pun menanti semangat dan jiwa anak muda kalian. Juga ada perlawanan terhadap pemberlakuan Badan Hukum Pendidikan (BHP) lewat Koalisi Mahasiswa Unhas ( Kamu ) anti BHP. Sebab, diyakini BHP bukan solusi pendidikan. Apalagi Unhas yang belum punya kesiapan menjadi PT BHP. Mereka selalu menanti anak muda yang punya semangat. Seperti kalian!

Untuk kesekian kali saya berucap selamat. Dunia baru ini menanti kawan dengan romantsime yang tak pernah usang. Menjalani kehidupan mahasiswa pun adalah seb uah pilihan. Apakah jadi mahasiswa biasa, mahasiswa akademik, mahasiswa aktivis, ataupun jadi mahasiswa cundekkeng. Semuanya adalah pilihan yang dilalui dengan sadar. Namun. apalah arti menyandang nama besar mahasiswa, jika saja berdiam diri melihat ketidakadilan.Apalagi di kampus Unhas...

Tamalanrea, 2008

0 comments:

Post a Comment

ISI APA ADANYA

 

© Copyright berandamao . All Rights Reserved.

Powered By Blogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic