"mungkin saja kita ditakdirkan untuk bisa hidup bersesama," ujarku.
sesaat kemudian, ia mengeluarkan uang seribuan dari saku celananya. bermaksud mengumpul recehan dari mahasiswa yang ada di koridor.
tak lama berselang, ia pergi dan beberapa menit kemudian kembali dengan dua botol aqua dan
roti di tangan. ''ini sekadar melepas dahaga dan lapar, tak seberapa wan," ujarnya. makanan tersebut pun diberikan pada ''satu keluarga buruh'' yang bekerja menggali selokan antara Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan dan Fakultas Kehutanan. Meski pada awalnya ragu-ragu, bapak yang bersama istri dan anaknya itu menerima makanan dari kawanku itu. " terima kasih banyak nak, semoga allah membalas kebaikanmu," ungkapnya dengan penuh syukur.
aku masih tetap mengamati prilaku kawanku ini. meski kutahu ia bukan dari keluarga mampu. tapi di hatinya masih ada kehendak untuk saling berbagi. seandainya banyak manusia seperti kawanku ini.
peristiwa siang itu bagiku amat langka. ironisnya diantara fakultas itu, banyak mahasiswa yang hanya sekadar lewat dan tak memerdulikan satu keluarga yang menggali selokan. pun hanya sekadar menyapa juga tidak. mahasiswa yang lalu lalang tersebut terlalu sibuk dengan dirinya sendiri. ada juga yang berjalan bergerombol dan baku calla, sampai tawanya terdengar ke koridor...mana kemanusiaan yang diagung-agungkan mahasiswa..??
tanpa terasa, langit mulai menangis, butiran-butiran layaknya kristal mulai berjatuhan. gerimis pun mulai membasahi tanah kering.
dari jauh,..kulihat mereka masih bekerja. tak peduli hujan. tubuh ibu, bapak dan satu anak perempuan di sore itu basah oleh air hujan. kudengar mereka tetap bekerja, sebab jika selokan yang digali tak selesai hari itu. maka upah Rp.35 ribu tak akan diberikan oleh birokrat kampus.
dari dalam dadaku,,sedari tadi ada sesak yang membuncah. dan rupanya tak bisa kutahan.
Yupi..semoga slalu dilindungi Gusti Allah
tamalanrea, 2008
0 comments:
Post a Comment
ISI APA ADANYA