Mungkin kita tidak akan tahu kapan kita bisa pulang. Karena pada dasarnya perjalanan yang kita lalu adalah rumah sesungguhnya. Dan lalgi-lagi akan kebingungan jika ada yang bertanya mau pulang kemana? .Ini cerita tentang penghargaan terhadap rumah dan kerinduan yang mendalam pada seluruh penghuninya. Beberapa hari yang lalu seorang teman mengirim sebuah pesan singkat yang isinya berupa pertanyaan. " sudah pulang ke rumah," jelasnya...
kemudian aku membalas pesan itu dengan jawaban yang masih ragu. "dalam waktu dekat aku akan pulang,".seja saat itu aku menghitung ada sebanyak tiga kali kawan ku itu bertanya tentang kapan aku pulang. Seperti biasa pula, aku mejawab jika pada dasarnya aku sudah pulang, rumahku adalah perjalananku. Dimana aku berhenti dan merebahkan tubuh, maka setiap tempat itu aku sebut sebagai 'rumah'.
Beberapa hari kemudian, aku memang merindukan rumah yang sesungguhnya. Maka bergegaslah aku pulang ke rumah di bilangan jalan latimojong. Setiap saat pulang ke rumah itu, aku bisa merasakan nikmatnya berbaring di kasur empuk, tidak seperti rumah ku yang lain. Sarapan tersedia tiap pagi, tentunya dengan menu yang lumayan membuat tubuhku tak mampu menghindar untuk mencicipinya. Aku disambut dengan senyuma seisi rumah. Satu saja pertanyaan yang muncul " kemana saja selama ini,"
Aku masih belum menemukan kedamaian. Meskipun aku telah pulang...
2 comments:
wah asyik nih blog.bisa buat belajar nyusun kata kata
rumahku istanaku
rumahku jiwaku
ruamhku hatiku
rumahku hidupku
rumahku cahayaku
rumahku permataku
mm...rumah...
It's me.
Post a Comment
ISI APA ADANYA