Makassar Menuju kota Dunia


Tepat 9 November 2011 lalu, Makassar berulang tahun yang ke 404. Umur yang tak muda lagi bagi perkembangan kota. Bersamaan dengan ulang tahun tersebut, Makassar yang sudah dikenal sebagai kawasan perdagangan sejak abad XVI telah dicanangkan menjadi Kota Dunia. Kota yang kelak menjadi pusat peradaban di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tentu tak mustahil mewujudkan mimpi tersebut. Namun, Pemerintah Kota Makassar perlu bekerja keras, bahu membahu dengan masyarakat mewujudkan impian tersebut.

Pada setiap pertemuan, Waikota Makassar, Ilham Arif Sirajuddin selalu menekankan perlunya perubahan prilaku masyarakat. Perubahan prilaku tersebut amat mendukung Makassar menuju Kota Dunia. Kota Dunia sebenarnya kota yang identik dengan lingkungan yang berkualitas, pelayanan publik yang baik, prilaku masyarakat yang taat aturan, transparansi pemerintahan dan birokrasi yang bebas dari korupsi. Kota yang memiliki sistem transportasi yang memadai, baik laut, udara dan darat serta memiliki gerak ekonomi yang terus tumbuh dengan memberdayakan ekonomi masyarakat. Selain itu kota yang mampu menghadapi perubahan iklim dunia yang terjadi terus menerus.

Pencapaian Kota Dunia memang menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh elemen warga yang tinggal di Makassar. Sesuai dengan visi Makassar menuju Kota Dunia, saat ini pemerintah terus melakukan pembenahan. Penataan kota dengan pembangunan fisik untuk kepentingan publik. Selain itu yang paling urgent yakni pembangunan kesadaran. Dalam hal ini prilaku masyarakat. Misalnya saja kesadarakan akan kebersihan, contohnya tidak membuang sampah pada sembarang tempat.

Persoalan kebersihan kota, Pemkot telah melakukan program Makassar Green and Clean. Upaya tersebut membuat warga kota turut berperan dalam menjaga kebersihan hingga lorong tersempit sekali pun. Seiring dengan harapan warga, Pemkot melakukan pembenahan fasilitas pendukung, perbaikan Infrastruktur, dan penataan kota menjadi lebih baik. Paling tidak sistem kebersihan yang harus dibenahi, tak boleh berhenti. “ Pasalnya kota tak ada yang mengunjungi jika tak menjamin kebersihan kota,” ungkap Walikota Makassar beberapa waktu lalu.

Perbaikan sistem transportasi juga dilakukan. Penataan tersebut menghindari kemacetan yang terus menerus meningkat. Kenyamanan saat berada di jalan raya kelak akan membuat Makassar makin dilirik. Untuk itu pemerintah menyiapakan dua program dalam menata sistem transportasi tersebut. Pertama, menyediakan sistem trasportasi massal. Transportasi ini akan mengganti transportasi kecil (pete-pete). Upaya tersebut dilakukan agar volume kendaraan pada ruas jalan raya bisa lebih sedikit. Meski menggunakan transportasi massal. Sistem ini tak mengorbankan pete-pete. Nantinya peran pete-pete tersebut akan menjadi angkutan feeder dalam satu kawasan yang berfungsi mengangkut warga menuju angkutan massal. Sehingga peran angkutan kecil tersebut tetap ada.



Sebenarnya pembangunan angkutan massal sudah dimulai sejak 2009 lalu. Yakni dengan melakukan pelebaran jalan. Target pertama yakni menghubungkan Terminal Daya dengan Pettarani. Sesuai rencana, awal 2012 nanti, sistem trasportasi massal tersebut akan diberlakukan secara perlahan. Soalnya sistem ini akan mendukung prospek usaha angkutan di Makassar dengan pengguna 500 – 600 ribu orang perhari. Kedua, pembangunan monorel, penataan ini bersifat jangka panjang. Pemerintah bersama pengembang lokal (Kalla Group) telah menandatangani kerjasama tersebut.
Di usia yang ke 404 ini, Makassar mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan ekonomi di Triwulan kedua mencapai 8,62 persen. Pertumbuhan itu cukup meningkat dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya berkisar pada 6 persen. Ilham mengakui momentum ulang tahun Makassar difokuskan untuk memberikan sesuatu pada masyarakat kota. Pada 2011, Makassar menjadi pusat destinasi untuk beberapa kegiatan. Sehingga tingkat hunian hotel trendnya terus mengalami peningkatan. Bahkan pada Ramadhan lalu hunian hotel di Makassar mencapai 70 persen. Ini menandakan Makassar menjadi tujuan dari berbagai kegiatan bisnis, ekonomi, eksebisi, meeting dan beberapa pertemuan nasional yang digelar di kota ini.

Peningkatan jumlah tersebut membuat Walikota merekomendasikan pembangunan lima hotel. Hotel berkelas bintang dua sampai bintang lima tersebut diharapkan bisa menampung pengunjung kota Makassar. Geliat tersebut menandakan investor memang melirik Makassar sebagai daerah tujuan investasi yang memberikan prospek peluang bisnis yang cukup baik. Olehnya itu fokus pengembangan ekonomi Makassar tak mengacu pada pengelolaan sumber daya alam. Pasalnya di Makassar tak ada sumber daya alam. Melainkan mengandalkan bisnis dan jasa yang ada. Meski demikian Makassar sudah menjadi pusat pelayaan jada dan distibusi barang untuk Kawasan Timur indonesia. Secara perlahan, semakin banyak industri yang menjadikan Makassar living home kedua. Untuk menjadikan Makassar sebagai the second home, pemerintah berupaya menyediakan segala kebutuhan masyarakat tersedia di Makassar. Sehingga masyarakat KTI tidak lagi menyeberang ke pulau Jawa untuk mencari kebutuhannya, melainkan ke Makassar. Makanya pemerintah terus meyakinkan investor masuk ke Makassar. Caranya yakni dengan memberikan kemudahan, regulasi, keringan dan mengoptimalan segala kebutuhan yang ada.

Dengan masuknya investro, maka implikasi kehidupan masyarakat lebih baik, tercipta lapangan kerja baru, angka pengagguran berkurang. Tentunya semua gejolak bisnis pasti akan memberikan impilakasi positif bagi kehidupan masyarakat di kota Makassar. Kondisi Makassar dalam lima tahun kedepan bisa makin kondusif. Hal itu terjadi jika tak ada gejolak sosial dan politik yang memberikan dampak sosial. Kehidupan masyarakat dengan berbagai fasilitas sarana pendukungnya bisa lebih baik. Data badan Pusat Statistik mencatat bahwa pndapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 27, 9 juta pertahun. Dalam kurun waktu 2006-2010 pendapatan masyarakat mengalami perbaikan.

Meski kehidupan masyarakat mulai membaik, pemerintah juga mendorong agar investor melakukan pengembangan pada daerah yang berbatasan dengan Makassar. Misalnya daerha Maros, Pangkep, Gowa dan Takalar. Dalam artian pengembangna industri dan manufaktur tidak selamanya di Makassar. Tapi memberdayakan daerah lain sehingga masyarakat tak menumpuk di Makassar. Sesuai target, Makassar ketika menjadi Kota Dunia pada 2025, penduduknya tak bisa lebih dari 2 juta jiwa. Wilayah

Makassar sejak awal didesain sebagai the second home. Sebagai pusat destinasi sebelum melanjutkan perjalanan ke daerah lain. Di sisi lain, Kota Dunia yang didambakan terus berkembang dengan pembangunan fisik dan membangun kesadaran warga.

Ismawan As




 

© Copyright berandamao . All Rights Reserved.

Powered By Blogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic