KASUS MANOHARA – Berlarut-larutnya kasus Manohara menjadi drama yang tiada habisnya. Drama Manohara yang menghebohkan 2 negara itu ternyata telah membuat marah seluruh keluarga kerajaan Kelantan, Malaysia marah. Ibarat karena tinta setitik rusak susu sebelanga, seluruh keluarga kerajaan merasa tercoreng karena kasus ini.
“Mereka marah, kecewa. Macam seluruh negeri Kelantan saja yang bersalah,” kata perwakilan dari pihak Kelantan, Dato’ Kadar Shah dalam jumpa pers di Hotel Hyatt, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2009).
Meski begitu, Dato’ berpendapat bahwa keluarga kerajaan harus turut tanggung jawab. Sebab dalam sebuah keluarga, jika satu anggotanya melakukan kelalaian anggota yang lain punya kewajiban mengingatkan.
“Tapi mereka juga harus bertanggung jawab. Seharusnya mereka ikut mengingatkan,” kata Dato’ yang sudah biasa berkunjung ke Indonesia ini.
Karena terdorong rasa ikut bertanggung jawab itulah dirinya selaku orang yang dekat dengan kerabat kerajaan menawarkan untuk ikut andil mencari solusi. Dia bersedia menjadi perantara antara kerajaan dengan keluarga Manohara.
Menurut Dato’, urusan dua keluarga ini sebenarnya bukan hal yang luar biasa. Karena itu tidak patut rasanya jika sampai berlarut-larut dan membawa-bawa nama 2 negara yang saling berhubungan baik.
“Saya risau bahwa hal yang begitu kecil jadi bersifat internasional. Sebagai warga negara Malaysia saya tidak senang,” kata Dato’.
Dato’ juga menyesalkan sikap Tengku Fahry yang membiarkan orang luar turut andil sebagai jubir bagi kerajaan menyangkut masalah ini. Hal itu menurutnya justru memperkeruh suasana.
“Kelemahan Tengku adalah dia benarkan orang luar seperti Ihsan dan Sobri sebagai spokesman. Tapi kalau dia bilang ke saya, dia tidak membenarkan mereka. Tapi kalau mereka tidak dibenarkan, masa mereka berani banyak cakap dengan leluasa?” pungkas Dato’. (sho/anw/detikcom/rakyat demokrasi)