TRAGEDI KEMANUSIAAN DAN DUKA RAKYAT PALESTINA

tulisan ini pernah di muat di tribun timur

Di penghujung tahun 2008 sebuah tragedi kemanusiaan kembali berulang. Perdamaian dan penghargaan terhadap hak asasi manusia kembali dirusak oleh prilaku Israel yang melakukan serangan besar-besaran terhadap Bangsa Palestina. Hal ini tentu saja membuat kedamaian dunia terancam. Apatah lagi prilaku Israel itu dilakukan saat umat Kristiani merayakan hari Natal, sementara umat muslim bersiap memasuki tahun baru Hijriyah. Sebuah hal yang sangat ironis. Disaat pedamaian dunia dan penghargaan atas kesamaan hak dan nilai-nilai kehidupan mulai berkembang dengan baik. Peristiwa yang terjadi Sabtu (27/12) itu membuat hingga saat ini 1300 orang warga sipil, termasuk anak-anak dan polisi Palestina tewas. Selebihnya sekitar 3000 orang luka-luka akibat serangan tersebut. Jumlah itu masih akan terus bertambah jika serangan Israel terus dilakukan.Serangan yang dilakukan oleh Israel ke Jalur Gaza dengan mengerahkan pesawat tempur jenis F 16, helicopter Apache dan tank membuat warga Palestina di Jalur Gaza makin tak berdaya. Apalagi setahun ini memang Jalur Gaza sudah diblokade oleh Israel. Apa yang dilakaukan Israel tersebut merupakan serangan terbesar sepanjang 10 tahun terakhir. Tak peduli dengan korban yang berjatuhan, tentara Israel terus melancarkan serangan ke Gaza.

Bahkan, otoritas pemerintahan Israel menyebutkan dalam siaran persnnya tak akan berhenti dan akan terus melancarkan serangan ke kelompok Hamas yang berada di Jalur Gaza. Tentara Israel seakan menutup mata dengan adanya warga sipil yang jadi korban jiwa pada wilayah tersebut. Pada Minggu pagi, Israel menyerang dengan dengan target ke berbagai tempat termasuk sebuah masjid, stasiun televise, rumah-rumah pemukiman warga dan truk yang melintas di jalan raya.
Dalam sebuah jumpa pers, juru bicara Israel Evi Benanyahu mengatakan jika ini baru awal dan akan terus meningkatkan operasi militer ke Gaza. Pasalnya hal ini sudah menjadi keputusan dewan keamaan Israel. Adanya ‘restu’ negara yang jadi sekutunya membuat Israel mengambil langkah menyerang Palestina. Terutama Amerika Serikat dan megara-negara Eropa. Misalnya saja Amerika, yang pada dasarnya bersikap plin-plan. Di satu sisi menyalahkan Hamas atas serangan Israel ke Jalur Gaza. Bahkan pling parah menyebut Hamas sebagai teroris. Sementara di sisi lain, AS hanya meminta agar Israel menghindari jatuhnya korban dari pihak sipil. Namun, hal itu tidak ada dalam kamus peperangan. Setiap perang yang terjadi, korban paling banyak selalu berasal dari warga (rakyat). Iarael menjadikan orang tua hingga anak-anak dijadikan sasaran tembak yang empuk. Pasalnya sebagian besar rakyat Palestina hanya menggunakan senjata amatir ’’kelas teri’’ dan batu. Sementara, militer Israel dengan senjata yang lengkap.
Sikap AS
Sikap plin-plan As ini sebenarnya semakin menguatkan posisi akan dukungan AS terhadap Israel dalam hal melenyapkan negara Palestina secara perlahan-lahan. AS tidak pernah mengambil kebijakan yang berpihak pada Palestina, melainkan selalu berpihak pada Israel. Apa yang dilakukan AS merupakan agenda setting akan keberadaannya di timur tengah. Apa yan dilakukan As sebabrnya bukan lagi hal biasa. Selama ini AS selalu berada dibelakang Israel dan menyalahkan pihak Palestina jika terjadi kontak senjata. Bagi AS apa yang dilakukan Israel adalah sebuah pembelaan terhadap serangan kelompok Hamas. Dan jika dirunut sejak dahulu, setiap peristiwa kekerasan antara Israel dan Palestina. As selalu mengambil sikap pro terhadap Israel. Bahkan AS selama ini memberikan dukungan dan menutup mata terhadap ribuan warga sipil Palestina yang meninggal dan menderita akibat peperangan ini. Hamas yang sebenarnya berjuang untuk tetap bertahan di tanah airnya. Malah diusir dan dianggap teroris jika tentara israel melancarkan serangan. Sebuah tindakan yang burutal dan amat keji bagi bangsa sebesar AS. Lucunya lagi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas ikutan-ikutan AS menyalahkan Hamas sebagai biang keladi serangan Israel ke Jalur Gaza (eramuslim.com). kepentingan As yang cukup besar di Timur Tengah membuat mereka tak mampu berbuat banyak jika Israel menyerang Palestina. Upaya untuk mengokohkan pengaruh dan dominasi imprealismenya membuat AS jadi buta melhat korban yang terus berjatuhan. Apalagi Iran sebagai kekuatan negara islam sangat membenci Israel. Dan AS tak ingin pengaruhnya di timur tengah lepas begitu saja dengan munculnya Iran sebagai kekuatan baru. Pada prinsipnya, AS mncegah munculnya negara yang akan mengancam kepentingannya di Timur tengah. Misalnya saja Iran dan Suriah. Tak hanya sekarang, keberpihakan AS dapat dilihat sejak dahulu. Konflik Israel dan Palestina sudah belangsung sejak dahulu dan belum berhenti hingga saat ini. Gencatan senjata selalu diakhiri dengan pertempuran dan penyerangan Israel ke Palestina. Mungkin sudah terpatron dalam benak pemerintah AS jika perdamaian Timur Tengah hanya akan terjadi jika teroris yang menyebarkan kebencian dan rasa takut dilenyapkan.
Intifadah jilid Tiga
Apa yang dilakukan Israel terhadap warga Paletina ini merupakan sebuah upaya pehnghapusan etnis. Dalam siaran persnya, presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan jika hal ini adalah sebuah upaya pembantaian dan upaya menghapus Palestina dari peta dunia oleh Israel dan AS. Olehnya itu, sontan saja presiden negara para Mullah ini mengirim bantuan untuk warga Palestina yang mengalami luka-luka akibat serangan Israel. Perhatian Ahmadinejad ini merupakan sebuah tindakan melawan dominasi AS yang secara tak langsung mendukung Israel. Pernyataan pimpinana Hamas yang menyatakan jika saat ini merupakan sebuah langkah yang cukup baik untuk melakukan perlawanan. Mengambil langkah perlawanan adalah bagian dari kekecewaan Hamas terhadap sikap presiden Palestina yang lebih mendukung Israel. Intifada jilid tiga merupakan seruan untuk bersatunya seluruh rakyat Palestina untuk saling bahu-membahu melakukan perlawanan terhadap kebrutalan tentara Israel yang keras kepala.
Reaksi Dunia
Kebrutalan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza membuat sejumlah negara di dunia bereaksi keras. Inggris, Rusia, dan Prancis menyerukan agar Israel menghentikan serangannya ke Palestina. Bahkan mengutuk serangan tersebut sebab pada dasarnya akan menimbulkan penderitaan bagi rakyat Palestina. Namun, apa yang diserukan ditanggapi dingin oleh Israel. Malah petinggi Israel menyatakan bahwa hal ini sama dengan apa yang dilakukan AS saat memerangi Al Qaeda. Jadi tidak ada alasan untuk menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Reaksi dan kecaman terus berdatangan. Demonstrasi terjadi di tiap negara. Sementara itu Sementara dari dunia Arab, pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang pertama kali melontarkan kecaman atas serangan brutal Zionis Israel ke Jalur Gaza. Ia menyerukan dunia Arab mengambil sikap tegas terhadap Israel dan mendesak agar perbatasan-perbatasan di Gaza dibuka. Apa yang dilakukan Presiden Libya ini memberikan sedikt harapan. Jika kepedulian negara Arab terhadap Palestina masih ada. Meski tak semua negara Arab mau bersuara. Sebab tekanan yang besar dari AS tak mampu membuat sebagian bangsa arab mengambil posisi mendukung Palestina. Ini juga menjadi ujian buat OKI dan dan PBB yang tak mampu berbuat nyata terhadap kebrutalan Israel ini. Suatu hal yang sangat ironis, saat lembaga perdamaian duni tak mampu berbuat apa-apa. Sementara korban dari warga sipil Palestina terus menglami peningkatan. Begitu juga dengan negara-negara islam yang tak bisa berbuat nyata atau menunjukkan sikap yang otonom terhadap kasus ini. Padahal di depan mata Israel membantai warga tak berdosa. Semestinya pemimpin islam bersatu dan menarik garis tegas mengutuk dan meminta Israel menghentikan serangannya. Sebab jika hal ini terus berlanjut, maka korban jiwa, luka-luka dan penderitaan warga Palestina tak akan pernah berakhir.
Lalu dimana Indonesia memosisikan diri. Sebagai negara yang penganut agama islam paling besar di dunia, mestinya Indonesia mengambil langkah progresif agar Israel berhenti melakukan serangan ke Palestina. Misalnya saja dengan menjadi mediasi perdamaian kedua pihak. Jika tak bisa jalan itu dipenuhi, Indonesia mestinya menggalang kekuatan negara-negara islam agar bersatu, mengutuk dan mendesak Israel berhenti membantai warga Palestina.
Menunggu Sikap Obama
Konflik antara Israel dan Palestina saat ini menjadi ujian presiden baru AS, yaitu Barac Obama. Sebagai presiden yang terpilih dengan elektabilitas yang cukup tinggi, Obama hadir dengan harapan membawa pesan perdamaian dunia. Tidak sama dengan pendahulunya (Bush) yang selalu menyelesaikan dengan jalan agresi (kekerasan). Harapan akan perdamaian dunia tercurah pada pemimpin muda ini. Termasuk dalam menangani kasus pembantaian warga Palestina oleh tentara Israel. Namun sejauh ini belum ada langkah progresif yang dilakukan pemimpin baru AS tersebut. Sebagai warga dunia, kita masih menunggu apa kebijakan Obama yang sifatnya radikal hingga Israel berhenti menyerang Palestina. Setidaknya korban yang jatuh tidak terlalu banyak dan warga Palestina merasa aman tinggal di tanah kelahiran mereka sendiri. Hal ini sangat penting. Sebab saat ini momen pergantian tahun masehi, dan pmemasuki tahun baru Hijriyah bagi umat islam. Yang pada dasarnya semuanya membawa pesan kedamaian. Namun, jika hal itu tak terwujud, maka akhir tahun 2008 dan awal tahun baru islam ini menjadi duka bagi rakyat Palestina dan dunia Islam secara Umum.




2 comments:

RC CORPORATION said...

so what can we do 2 help them? skg obama jg mw hancurin afgahanistan, dalihnya karena al qaeda.

bisa jd indonesia jg jd next target, dgn dalih jamaah islamiyah.

qt hrs bsatu niy, spy mreka ga brani macem2..

RC CORPORATION said...

so what can we do 2 help them? skg obama jg mw hancurin afgahanistan, dalihnya karena al qaeda.
bisa jd indonesia jg jd next target, dgn dalih jamaah islamiyah.
qt hrs bsatu niy, spy mreka ga brani macem2..

Post a Comment

ISI APA ADANYA

 

© Copyright berandamao . All Rights Reserved.

Powered By Blogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic