![]() |
Jusuf Kalla pada Talk Show tentang Pentingnya Darah di @america |
Dengan antusias, penulis mengiyakan. Jadilah jalan kaki menempuh kisaran 1 kilomenter untuk sampai ke sana. Sebab apabila menggunakan motor atau kendaraan mesti harus memutar jauh. Sistem satu arah yang diberlakukan di Jakarta membuat kendaraan harus menempuh jarak yang jauh. Meskipun lokasi yang dituju ada di seberang mata.
Berjalan kaki
ke @amerika cukup jauh namun tak terasa lelahnya. Dalam perjalanan penulis
terus membayangkan apa saja ayng disajikan di corner amerika iu di Indoenesia.
Dalam benakku, penjangaan akan sangat ketat. Pas seperti Kedutaan Besar Amerika
yang berada di daerah Menteng yang cukup ketat penjagaannya. Jangankan mau
masuk, bertingkah aneh di sepanjang jalan depan gedung Kedubes tersebut, pasti akan ditegur oleh polisi yang khusus menjaga
perwakilan AS di Indonesia tersebut.
Gedung Pacifik Palace sudah terlihat,meski
demikan kami harus masuk melewati taman. Rupanya gedung tersebut bersebelahan
dengan Hitel JW Marriot. Salah satu Hotel Berbintang lima yang cukup terkenal
di Jakarta. Banyak faktir yang membuat Hotel tersebut terkenal, salah satunya
Hotel itu menjadi lambing kedigjayaan Amerika di Indonesia, merupakan lokasi
terjadinya bom yang sempat membuat dunia Heboh dengan bom bunuh diri dan
menewaskan bos PT Holcim, serta dianggap jadi target gerakan teroris karena
para expatriate banyak yang tinggal di sana.
Dalam benakku, hotel ini pasti sangat ketat
penjagaannya sekaligus banyak agen intelejen yang berkeliaran di lokasi
tersebut. Satu lagi yang buat Hotel itu jadi pusat perhatian ketika PKS
melakukan pertemuan nasional di sana. Sontak saja PKS jadi sorotan karena
partai berlabel islam tersebut memilih melakukan pertemuan di hotel yang
merupakan symbol Negara adikuasa. Enth apa yang menjadi target PKS kala itu,
namun peristiwa tersebut sempat membuat
hebih di Negara ini.
Akhirnya
setelah menyeberang jalan, sampailah di pintu gerbang Pasipic Palace. Tak
seperti mall biasa. Setiap tamu yang akan masuk ke mall ini harus diperiksa
dengan ketat. Tak luput metal detector juga disiapkan di area pintu masuk. “
Selamat siang, mohon barang bawaanya pak,” ujar salah seorang petugas wanita
yang berbaju safari. Setelah masuk, kami
bergegas ke lantai 3. Pasalnya pertunjukan sudah berjalan 15 menit yang lalu.
Terlambat, seperti itulah mengisahkan perjalanan kami.
Sampai di
lantai 3, penulis pikir sudah langsung masuk. Seperti di bioskop-bioskop
Indonesia. Tapi ternyata penulis haru melewati 3 pintu. Pertama pintu masuk
yang hanya di jaga seorang officer. Kedua melewati metal detector dan semua
barang diperiksa. Nah, di area ini. Tas dan barang bawaan disimpan dalam loker.
Petugas Indonesia yang menjaga lokasi itu sudah menyiapkan loker-loker yg
dugunakan sebagai tempat penitipan tas. Ada yang besar dan ada pula yang kecil.
Setiap pengunjung tak boleh membawa masuk tasnya. Mereka hanya bias membawa
handpone, kamera atau dompet. Tas yang besar tak diijinkan masuk. Di area ini
pula ada locker yang khusus digunakan untuk menyimpan tas yang memuat laptop.
Awalnya saya menaruh sembarangan, namun ditegur leh petugas karena daerah yang
kupilih dekat dengan metal detector. Lalu ia menunjukkan locker yang pas untuk
tas berisi laptop.
“ terima kasih
, pak,” senyumku.
Tak berhenti
sampai disitu. Untuk masuk ke dalam arena @amerika. Kami harus melewati satu
penjagaan lagi. Di area ini setiap pengunjung akan diperiksa lebih detail lagi.
Di sini ada dua petugas yang memeriksa. Pertama yang memeriksa dompet dan hp.
Kedua yang memeriksa badan dengan metal detector. Bahkan pintu terakhir harus
masuk harus lewat pintu metal detector yang lebih detail lagi. Wow...!!