Rindu Pulang


Rasanya sudah lama
Aku rindu Pulang
aku mencintai Penciptaku, ragaku, mimpiku
pulang, mungkin suatu ketika
pare, Nop 09





KEPEMIMPINAN DAN INDONESIA BARU

Indonesia adalah negara yang berdaulat berdasarkan hasil proklamasi 1945. Menjadi negara merdeka dan bebas dari penjajahan asing adalah cita-cita luhur. Itulah yang mengilhami para pemimpin untuk memulai langkah baru menjadikan nusantara ini sebagai Indonesia. Kemerdekaan yang dirintis para Faunding Father bangsa ini merupakan sebuah langkan untuk membangun tatanan baru dalam keindonesiaan.

Sejarah mencatat bagaimana pola kepemimpinan para pendahulu kita untuk merintis terwujudnya sebuah indonesia. Lalu dengan keberanian para pemimpin itu kemudian berani meyatakan diri bebas dari belenggu penjajahan bangsa asing. Lihat saja Sukarno yang berani menolak masuknya neoliberialisme ke dalam bangsa ini.

Sekadar mengingat kembali akibat lemahnya pemimpin, 350 tahun lamanya bangsa ini berada dalam kungkungan bangsa asing. Penjajahan kompeni dan pemerintah Belanda pada masa itu menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan kemerdekaannya, kemandirian, kedaulatan politik, hukum dan ekonomi. Pasalnya, kebutuhan akan pasar rempah-rempah dan hasil bumi di Eropa, menuntut pihak perusahaan multinasional Vereenigde Ost-Indische Compagnie (VOC) untuk menguasai dan menguras bangsa ini. Pertanyaan mendasar adalah mengapa sebuah perusahaan mampu menjajah Indonesia. Jawabnya karena saat itu tidak semua raja atau penguasa melakukan perlawanan terhadap kaum imprealisme tersebut. Akibat dari penjajahan tersebut, secara struktur mental anak bangsa mengalami keruntuhan.


Memang kini Indonesia telah merdeka, namun permasalahan krisis kepemimpinan, kemiskinan, kesejahteraan rakyat, korupsi dan terbelakang dari bangsa lain menjadi catatan harian yang mengisi keseharian bangsa ini. Krisis kepemimpinan dan multidimensi yang berkepanjangan membuat jumlah rakyat miskin makin meningkat setiap tahun. Survey Bank Dunia menunjukkan penduduk miskin di Indonesia tetap di atas 100 juta orang atau 42,6% dari jumlah penduduk 236,4 juta jiwa pada tahun 2007. Ironisnya, pada kondisi bangsa yang terpuruk saat ini, pejabat pemerintah membodohi rakyat dengan kebijakan kerjasama dengan luar negeri. Namun, hakekatnya adalah hutang yang membuat pemerintah menganggarkan pada APBN dengan nilai paling besar.

Bangsa ini adalah bangsa yang kaya. Sumber daya alam yang melimpah dengan keanekaragaman hayati nomor satu di dunia. Sumber daya hutan, tambang emas, batu bara, minyak, perikanan dan sebagainya. Bahkan, karena kekayaan alamnya, bangsa ini disebut sebagai megabiodiversity. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah tersebut menarik minta asing untuk menanamkan modalnya. Indonesia kemudian menjadi surga emas pemodal asing. Maka beramai-ramailah pengusaha kelas dunia datang ke Indonesia. Lalu terjadilah perselingkuhan antara pengusaha dan penguasa. Landasan utamanya pun adalah kepentingan materi.

Terlebih lagi, cengkraman globalisasi yang disokong oleh Internacional Monetary Found (IMF) ,World Trade Organization (WTO) dan World Bank membuat negara dunia ketiga, termasuk Indonesia tidak berkutik. Merekalah yang menetukan arah kebijakan, memberikan hutang yang dikemas dalam bentuk bantuan, lalu mengucilkan negara yang berani melawan. Ketiga lembaga internasional dalam menjalankan programnya mengacu pada Konsensus Washington. Yang isinya mendukung perdagangan bebas, liberalisasi pasar modal, nilai tukar mengambang dan lain-lain. Pada intinya keberpihakan pada pasar dan kepentingan pemodal menjadi bagian penting dalam konsensus ini. Sampai 2009 ini utang sudah mencapai kurang lebih 1 trilyun. Artinya ini lebih besar dari prndapatan bangsa setiap tahun.

Korporasi asing pun berdatangan dan menanamkan investasi di Inodonesia. Kebijakan Presiden Soeharto saat Orde Baru berkuasa membuka pintu bagi pemodal asing secara lebar. Mulailah sumber daya alam bangsa ini dikeruk dan dikuasai oleh pihak asing. Misalnya saja ladang minyak, perusahaan sebesar Caltex mampu menguasai 70 % produksi minyak di Indonesia. Lalu dengan regulasi yang baru, pemerintah hanya mendapat 10 % ladang minyak dikelola. Sisanya untuk pihak swasta. Begitu pula yang terjadi di Blok Natuna, gas alam pada lokasi itu dikuasai 100 % oleh Exxon. Lucunya Indonesia hanya bisa gigit jari karena tidak mendapat apa-apa. Sementara itu, kontrak karya Freeport yang dimulai tahun 1971 baru akan berakhir tahun 2041. Saat itu pemerintah hanya mendapat royalty 1-3,5 %, ditambah dengan pajak deviden. Jadi totalnya hanya 479 juta US$.

Freeport sendiri akan menerima 1,5 milyar US$. Penghasilan kotor dari emas 200.000 ons atau sekitar Rp 1,6 triliun sehari, Rp 48 triliun/bulan, Rp 576 triliun pertahun selama 50 tahun ke depan, akan melayang. Lain halnya dengan persoalan ilegal logging, ilegal fishing dan ekspor pasir ke Singapura. Dari pasir saja, negara dirugikan Rp 59 trilyun.

Kehilangan tanah negeri mungkin akan terjadi pada rakyat bangsa ini. Pasalnya pemerintah begitu murahan menjual kekayaan alam bangsa ini. Tak hanya itu, akibat privatisasi BUMN, Satelit Palapa, BNI 46, Garuda dan berbagai PTPN telah menjadi milik korporast asing. Perselingkuhan antara penguasa dan pemodal yang rela mengorbankan nasib rakyat bukan lagi hal lumrah di negeri ini. Apalagi pemerintah melalui undang-undang no 25 tahun 2007 dan peraturan presiden nomor 77 tahun 2007 membuka peluang asing untuk berinvestasi di negeri ini melalui kepemilikan modal. Misalnya saja pihak asing diberi kebolehan memiliki modal 95 % pada bidang energi dan sumber daya alam, bidang usaha, pekerjaan umum, dan sektor pertanian
Di saat kondisi bangsa yang sedang carut-marut seperti ini. Korupsi di gedung dewan masih merajalela.

Anggota dewan yang seharusnya dipercaya mewakili rakyat dan mengaspirasikan suara kaum papah tak banyak berbuat. Sama halnya dengan penegak hukum, saat kemiskinan semakin meningkat, milyaran rupiah habis dikorupsi demi kepentingan pribadi dan memuluskan para pemodal asing masuk ke bangsa ini. Jadi kita tak perlu heran jika Indonesia termasuk salah satu negara terkorup di dunia.
Persoalan Indonesian memang telah menjadi impian bangsa yang seutuhnya. Pasalnya penjajahan model bersenjata seperti zaman Belanda dulu kini tidak ada lagi. Melainkan lewat jerat kapitalisme global. Itulah yang mejadikan bangsa ini tak akan pernah merdeka. Lalu, apakah yang dibutuhkan oleh generasi bangsa untuk keluar dari penjajahan model baru tersebut. Keberanian, dan tidak menjadi budak – budak kekuasaan adalah salah satu jalan. Mungin bangsa kita akan menjadi bagian dari negara seperti Kuba, Argentina, Venezuela, Malaysia dan Chile yang berani melawan kepentingan negara adidaya dalam mengintervensi bangsanya.

Hal ini penting, sebab masa depan bangsa ini berada di tangan generasi muda yang memiliki kepemimpinan tangguh, kritis, dan optimis.

Berani Meretas jalan baru

Dengan permasalahan yang segudang tersebut, bangsa ini kemudian memerlukan jalan baru (poros perubahan) dan meretas sesuatu yang masih membelenggu. Dalam artian bangsa ini memerlukan pemimpin yang mampu membawa Indonesia keluar dari krisis yang berkepanjangan. Terkait dengan hal itu ini adalah momentum yang tepat untuk menjalin komitmen bangsa ini akan keluar dari krisis. Sebab pemilu presiden yang sedang berlangsung saat ini menjadi tolak ukur masa depan bangsa. Setidaknya lima tahun ke depan arah kebijakan pemerintah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat buat bangsa. Momentum pemilihan presiden kali ini cukup berharga, pasalnya tiga calon yang maju pada pilpres mengusung visi misi yang berbeda. Meskipun pada dasarnya mengklaim untuk kesejahterakan rakyat.

Persoalan yang dihadapi bangsa ini seperti di atas menjadi semakin rumit dengan sikap para kandidiat calon presiden. Mereka lebih sibuk dengan mencari sensani dan saling sindir yang tak jelas juntrungannya. Sebenarnya rakyat tak berharap banyak dari janji-janji para calon. Sebab mereka juga belum tentu yakin akan janji tersebut akan ditepati. Namun keinginan untuk menjadikan indonesia negara yang betul-betul merdeka ada pada para calon presiden ini. Kita tahu Megawati-Prabowo datang dengan mengandalkan ekonomi kerakyatan dan membangun kesadaran rakyat melalui upaya menghapus UU BHP. Begitu juga dengan SBY-Budiono yang terus berupaya menghapus jejak atas isu antek neolib. Lalu ada juga Jusuf Kalla-Wiranto yang berupaya menarik simpati dengan isu kemandirian bangsa. Tidak menjadikan tangan di bawah melainkan tangan di atas.

Ketiga capres ini pada dasarnya setali tiga uang. Artinya apa, ada kesamaan yang tak bisa dipisahkan, yaitu sama-sama berjanji akan membawa indonesia ke jalan baru. Namun, mereka berada pada jalur yang berbeda. Pada siapa jalan baru tersebut kita percayakan. Hanya anda sendiri yang lebih tahu. Tapi yang pasti, untuk meretas jalan baru dan keluar dari belengggu bangsa kita butuh pemimpin yang berani. Hanya keberanian yang menjadikan seorang pemimpin ada. Setelah itu, mungkin kita baru merasakan indonesia baru yang seutuhnya.


Ismawan As
Aktivis Kammi

EMAIL PRITA MEMBAWA SENGSARA


Dua hari ini media dihebohkan oleh kasus penahanan Prita Mulyasari. Seorang korban yang dianggap melakukan pelanggaran UU ITE. Kasus ibu dua anak ini sebenarnya hanya kasus biasa saja. Mengirim email, lalu diposting ke milis dan kemudian tersebar luas. Namun, ranah private yang masuk ke public tersebut membuat geram pihak rumah sakit yang merasa namanya tercemar.

Inilah awal kasus itu dimulai. Meskipin kini Prita Mulyasari ditahan sejak 13 Mei 2009 di LP Wanita Tangerang, Banten dan harus menghadapi persidangan pidana telah bebas ( tahana kota). Dia dijerat Pasal 27 Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Inilah isi lengkap email Prita Mulyasari yang dimuat di surat pembaca detik pada Sabtu, 30/08/2008 11:17 WIB dengan judul RS Omni Dapatkan Pasien dari Hasil Lab Fiktif

Jakarta - Jangan sampai kejadian saya ini akan menimpa ke nyawa manusia lainnya. Terutama anak-anak, lansia, dan bayi. Bila anda berobat berhati-hatilah dengan kemewahan rumah sakit (RS) dan title international karena semakin mewah RS dan semakin pintar dokter maka semakin sering uji coba pasien, penjualan obat, dan suntikan.

Saya tidak mengatakan semua RS international seperti ini tapi saya mengalami kejadian ini di RS Omni International. Tepatnya tanggal 7 Agustus 2008 jam 20.30 WIB. Saya dengan kondisi panas tinggi dan pusing kepala datang ke RS OMNI Internasional dengan percaya bahwa RS tersebut berstandard International, yang tentunya pasti mempunyai ahli kedokteran dan manajemen yang bagus.

Saya diminta ke UGD dan mulai diperiksa suhu badan saya dan hasilnya 39 derajat. Setelah itu dilakukan pemeriksaan darah dan hasilnya adalah thrombosit saya 27.000 dengan kondisi normalnya adalah 200.000. Saya diinformasikan dan ditangani oleh dr Indah (umum) dan dinyatakan saya wajib rawat inap. dr I melakukan pemeriksaan lab ulang dengan sample darah saya yang sama dan hasilnya dinyatakan masih sama yaitu thrombosit 27.000.


dr I menanyakan dokter specialist mana yang akan saya gunakan. Tapi, saya meminta referensi darinya karena saya sama sekali buta dengan RS ini. Lalu referensi dr I adalah dr H. dr H memeriksa kondisi saya dan saya menanyakan saya sakit apa dan dijelaskan bahwa ini sudah positif demam berdarah.

Mulai malam itu saya diinfus dan diberi suntikan tanpa penjelasan atau izin pasien atau keluarga pasien suntikan tersebut untuk apa. Keesokan pagi, dr H visit saya dan menginformasikan bahwa ada revisi hasil lab semalam. Bukan 27.000 tapi 181.000 (hasil lab bisa dilakukan revisi?). Saya kaget tapi dr H terus memberikan instruksi ke suster perawat supaya diberikan berbagai macam suntikan yang saya tidak tahu dan tanpa izin pasien atau keluarga pasien.

Saya tanya kembali jadi saya sakit apa sebenarnya dan tetap masih sama dengan jawaban semalam bahwa saya kena demam berdarah. Saya sangat khawatir karena di rumah saya memiliki 2 anak yang masih batita. Jadi saya lebih memilih berpikir positif tentang RS dan dokter ini supaya saya cepat sembuh dan saya percaya saya ditangani oleh dokter profesional standard Internatonal.

Mulai Jumat terebut saya diberikan berbagai macam suntikan yang setiap suntik tidak ada keterangan apa pun dari suster perawat, dan setiap saya meminta keterangan tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Lebih terkesan suster hanya menjalankan perintah dokter dan pasien harus menerimanya. Satu boks lemari pasien penuh dengan infus dan suntikan disertai banyak ampul.

Tangan kiri saya mulai membengkak. Saya minta dihentikan infus dan suntikan dan minta ketemu dengan dr H. Namun, dokter tidak datang sampai saya dipindahkan ke ruangan. Lama kelamaan suhu badan saya makin naik kembali ke 39 derajat dan datang dokter pengganti yang saya juga tidak tahu dokter apa. Setelah dicek dokter tersebut hanya mengatakan akan menunggu dr H saja.

Esoknya dr H datang sore hari dengan hanya menjelaskan ke suster untuk memberikan obat berupa suntikan lagi. Saya tanyakan ke dokter tersebut saya sakit apa sebenarnya dan dijelaskan saya kena virus udara. Saya tanyakan berarti bukan kena demam berdarah. Tapi, dr H tetap menjelaskan bahwa demam berdarah tetap virus udara. Saya dipasangkan kembali infus sebelah kanan dan kembali diberikan suntikan yang sakit sekali.

Malamnya saya diberikan suntikan 2 ampul sekaligus dan saya terserang sesak napas selama 15 menit dan diberikan oxygen. Dokter jaga datang namun hanya berkata menunggu dr H saja.

Jadi malam itu saya masih dalam kondisi infus. Padahal tangan kanan saya pun mengalami pembengkakan seperti tangan kiri saya. Saya minta dengan paksa untuk diberhentikan infusnya dan menolak dilakukan suntikan dan obat-obatan.

Esoknya saya dan keluarga menuntut dr H untuk ketemu dengan kami. Namun, janji selalu diulur-ulur dan baru datang malam hari. Suami dan kakak-kakak saya menuntut penjelasan dr H mengenai sakit saya, suntikan, hasil lab awal yang 27.000 menjadi revisi 181.000 dan serangan sesak napas yang dalam riwayat hidup saya belum pernah terjadi. Kondisi saya makin parah dengan membengkaknya leher kiri dan mata kiri.

dr H tidak memberikan penjelasan dengan memuaskan. Dokter tersebut malah mulai memberikan instruksi ke suster untuk diberikan obat-obatan kembali dan menyuruh tidak digunakan infus kembali. Kami berdebat mengenai kondisi saya dan meminta dr H bertanggung jawab mengenai ini dari hasil lab yang pertama yang seharusnya saya bisa rawat jalan saja. dr H menyalahkan bagian lab dan tidak bisa memberikan keterangan yang memuaskan.

Keesokannya kondisi saya makin parah dengan leher kanan saya juga mulai membengkak dan panas kembali menjadi 39 derajat. Namun, saya tetap tidak mau dirawat di RS ini lagi dan mau pindah ke RS lain. Tapi, saya membutuhkan data medis yang lengkap dan lagi-lagi saya dipermainkan dengan diberikan data medis yang fiktif.

Dalam catatan medis diberikan keterangan bahwa bab (buang air besar) saya lancar padahal itu kesulitan saya semenjak dirawat di RS ini tapi tidak ada follow up-nya sama sekali. Lalu hasil lab yang diberikan adalah hasil thrombosit saya yang 181.000 bukan 27.000.

Saya ngotot untuk diberikan data medis hasil lab 27.000 namun sangat dikagetkan bahwa hasil lab 27.000 tersebut tidak dicetak dan yang tercetak adalah 181.000. Kepala lab saat itu adalah dr M dan setelah saya komplain dan marah-marah dokter tersebut mengatakan bahwa catatan hasil lab 27.000 tersebut ada di Manajemen Omni. Maka saya desak untuk bertemu langsung dengan Manajemen yang memegang hasil lab tersebut.

Saya mengajukan komplain tertulis ke Manajemen Omni dan diterima oleh Og(Customer Service Coordinator) dan saya minta tanda terima. Dalam tanda terima tersebut hanya ditulis saran bukan komplain. Saya benar-benar dipermainkan oleh Manajemen Omni dengan staff Og yang tidak ada service-nya sama sekali ke customer melainkan seperti mencemooh tindakan saya meminta tanda terima pengajuan komplain tertulis.

Dalam kondisi sakit saya dan suami saya ketemu dengan Manajemen. Atas nama Og (Customer Service Coordinator) dan dr G (Customer Service Manager) dan diminta memberikan keterangan kembali mengenai kejadian yang terjadi dengan saya.

Saya benar-benar habis kesabaran dan saya hanya meminta surat pernyataan dari lab RS ini mengenai hasil lab awal saya adalah 27.000 bukan 181.000. Makanya saya diwajibkan masuk ke RS ini padahal dengan kondisi thrombosit 181.000 saya masih bisa rawat jalan.

Tanggapan dr G yang katanya adalah penanggung jawab masalah komplain saya ini tidak profesional sama sekali. Tidak menanggapi komplain dengan baik. Dia mengelak bahwa lab telah memberikan hasil lab 27.000 sesuai dr M informasikan ke saya. Saya minta duduk bareng antara lab, Manajemen, dan dr H. Namun, tidak bisa dilakukan dengan alasan akan dirundingkan ke atas (Manajemen) dan berjanji akan memberikan surat tersebut jam 4 sore.

Setelah itu saya ke RS lain dan masuk ke perawatan dalam kondisi saya dimasukkan dalam ruangan isolasi karena virus saya ini menular. Menurut analisa ini adalah sakitnya anak-anak yaitu sakit gondongan namun sudah parah karena sudah membengkak. Kalau kena orang dewasa laki-laki bisa terjadi impoten dan perempuan ke pankreas dan kista.

Saya lemas mendengarnya dan benar-benar marah dengan RS Omni yang telah membohongi saya dengan analisa sakit demam berdarah dan sudah diberikan suntikan macam-macam dengan dosis tinggi sehingga mengalami sesak napas. Saya tanyakan mengenai suntikan tersebut ke RS yang baru ini dan memang saya tidak kuat dengan suntikan dosis tinggi sehingga terjadi sesak napas.

Suami saya datang kembali ke RS Omni menagih surat hasil lab 27.000 tersebut namun malah dihadapkan ke perundingan yang tidak jelas dan meminta diberikan waktu besok pagi datang langsung ke rumah saya. Keesokan paginya saya tunggu kabar orang rumah sampai jam 12 siang belum ada orang yang datang dari Omni memberikan surat tersebut.

Saya telepon dr G sebagai penanggung jawab kompain dan diberikan keterangan bahwa kurirnya baru mau jalan ke rumah saya. Namun, sampai jam 4 sore saya tunggu dan ternyata belum ada juga yang datang ke rumah saya. Kembali saya telepon dr G dan dia mengatakan bahwa sudah dikirim dan ada tanda terima atas nama Rukiah.

Ini benar-benar kebohongan RS yang keterlaluan sekali. Di rumah saya tidak ada nama Rukiah. Saya minta disebutkan alamat jelas saya dan mencari datanya sulit sekali dan membutuhkan waktu yang lama. LOgkanya dalam tanda terima tentunya ada alamat jelas surat tertujunya ke mana kan? Makanya saya sebut Manajemen Omni pembohon besar semua. Hati-hati dengan permainan mereka yang mempermainkan nyawa orang.

Terutama dr G dan Og, tidak ada sopan santun dan etika mengenai pelayanan customer, tidak sesuai dengan standard international yang RS ini cantum.

Saya bilang ke dr G, akan datang ke Omni untuk mengambil surat tersebut dan ketika suami saya datang ke Omni hanya dititipkan ke resepsionis saja dan pas dibaca isi suratnya sungguh membuat sakit hati kami.

Pihak manajemen hanya menyebutkan mohon maaf atas ketidaknyamanan kami dan tidak disebutkan mengenai kesalahan lab awal yang menyebutkan 27.000 dan dilakukan revisi 181.000 dan diberikan suntikan yang mengakibatkan kondisi kesehatan makin memburuk dari sebelum masuk ke RS Omni.

Kenapa saya dan suami saya ngotot dengan surat tersebut? Karena saya ingin tahu bahwa sebenarnya hasil lab 27.000 itu benar ada atau fiktif saja supaya RS Omni mendapatkan pasien rawat inap.

Dan setelah beberapa kali kami ditipu dengan janji maka sebenarnya adalah hasil lab saya 27.000 adalah fiktif dan yang sebenarnya saya tidak perlu rawat inap dan tidak perlu ada suntikan dan sesak napas dan kesehatan saya tidak makin parah karena bisa langsung tertangani dengan baik.

Saya dirugikan secara kesehatan. Mungkin dikarenakan biaya RS ini dengan asuransi makanya RS ini seenaknya mengambil limit asuransi saya semaksimal mungkin. Tapi, RS ini tidak memperdulikan efek dari keserakahan ini.

Sdr Og menyarankan saya bertemu dengan direktur operasional RS Omni (dr B). Namun, saya dan suami saya sudah terlalu lelah mengikuti permainan kebohongan mereka dengan kondisi saya masih sakit dan dirawat di RS lain.

Syukur Alhamdulilah saya mulai membaik namun ada kondisi mata saya yang selaput atasnya robek dan terkena virus sehingga penglihatan saya tidak jelas dan apabila terkena sinar saya tidak tahan dan ini membutuhkan waktu yang cukup untuk menyembuhkan.

Setiap kehidupan manusia pasti ada jalan hidup dan nasibnya masing-masing. Benar. Tapi, apabila nyawa manusia dipermainkan oleh sebuah RS yang dipercaya untuk menyembuhkan malah mempermainkan sungguh mengecewakan.

Semoga Allah memberikan hati nurani ke Manajemen dan dokter RS Omni supaya diingatkan kembali bahwa mereka juga punya keluarga, anak, orang tua yang tentunya suatu saat juga sakit dan membutuhkan medis. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang saya alami di RS Omni ini.

Saya sangat mengharapkan mudah-mudahan salah satu pembaca adalah karyawan atau dokter atau Manajemen RS Omni. Tolong sampaikan ke dr G, dr H, dr M, dan Og bahwa jangan sampai pekerjaan mulia kalian sia-sia hanya demi perusahaan Anda. Saya informasikan juga dr H praktek di RSCM juga. Saya tidak mengatakan RSCM buruk tapi lebih hati-hati dengan perawatan medis dari dokter ini.

“Manohara”, Drama Heboh Dua Negara

KASUS MANOHARA – Berlarut-larutnya kasus Manohara menjadi drama yang tiada habisnya. Drama Manohara yang menghebohkan 2 negara itu ternyata telah membuat marah seluruh keluarga kerajaan Kelantan, Malaysia marah. Ibarat karena tinta setitik rusak susu sebelanga, seluruh keluarga kerajaan merasa tercoreng karena kasus ini.

“Mereka marah, kecewa. Macam seluruh negeri Kelantan saja yang bersalah,” kata perwakilan dari pihak Kelantan, Dato’ Kadar Shah dalam jumpa pers di Hotel Hyatt, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (26/5/2009).

Meski begitu, Dato’ berpendapat bahwa keluarga kerajaan harus turut tanggung jawab. Sebab dalam sebuah keluarga, jika satu anggotanya melakukan kelalaian anggota yang lain punya kewajiban mengingatkan.



“Tapi mereka juga harus bertanggung jawab. Seharusnya mereka ikut mengingatkan,” kata Dato’ yang sudah biasa berkunjung ke Indonesia ini.

Karena terdorong rasa ikut bertanggung jawab itulah dirinya selaku orang yang dekat dengan kerabat kerajaan menawarkan untuk ikut andil mencari solusi. Dia bersedia menjadi perantara antara kerajaan dengan keluarga Manohara.

Menurut Dato’, urusan dua keluarga ini sebenarnya bukan hal yang luar biasa. Karena itu tidak patut rasanya jika sampai berlarut-larut dan membawa-bawa nama 2 negara yang saling berhubungan baik.

“Saya risau bahwa hal yang begitu kecil jadi bersifat internasional. Sebagai warga negara Malaysia saya tidak senang,” kata Dato’.

Dato’ juga menyesalkan sikap Tengku Fahry yang membiarkan orang luar turut andil sebagai jubir bagi kerajaan menyangkut masalah ini. Hal itu menurutnya justru memperkeruh suasana.

“Kelemahan Tengku adalah dia benarkan orang luar seperti Ihsan dan Sobri sebagai spokesman. Tapi kalau dia bilang ke saya, dia tidak membenarkan mereka. Tapi kalau mereka tidak dibenarkan, masa mereka berani banyak cakap dengan leluasa?” pungkas Dato’. (sho/anw/detikcom/rakyat demokrasi)


nilai - nilai penelitian

0 5 10 15 20
30,33333 29,33333 28,33333 27,66667 26,66667

30,66667 31 31,66667 31,66667 32,33333





BERURUSAN DENGAN BIROKRASI 1

Berurusan dengan birokrasi adalah pekerjaan paling membosankan, setidaknya inilah yang aku rasakan untuk saat ini. Seringkali aku berhadapan dengan birokrasi, namun tak banyak perubahan. Ujung-ujungnya dipersulit agar setiap masyarakat merasa jengah dan membayar jadi solusi terakhir. Sebenarnya hal seperti itu mungkin hanya akal-akalan para birokrat agar warga ini susah. Jadi untuk membuatnya lebih muda, ya ujung-ujungnya mesti dibayar.
Dua hari ini aku kembali berurusan dengan birokras. Tepatnya di sebuah kelurahan di Makassar. Ini terkait dengan penggantian nama kartu keluarga yang salah cetak. Nah, setelah sampai di kelurahan. Pegawai kelurahan memintaku menemui seorang perempuan tua (kira-kira 40 an). Dia ternyata adala pegawai yang mengurusi masalah kependudukan. Matanya sipit, makin kelihatan jika pegawai itu cukup rabun dilihat dari kacamatanya yang tebal.


Tak lama kemudian aku cerita tentang keinginanku mengganti kartu keluarga yang salah cetak. Namun, pegawai itu tak banyak bereaksi. Ia lalu meminta kartu pbb. Kebetulan kartu yang ia minta tak ada. Disiniah ia mulai acuh tak acuh. Sepertinya ia mau mempersulit.
Aku masih tetap bertahan untuk kartu ini diuruskan. Mungkin karena aku terlihat panik setelah ia minta surat pengantr dari rt, rw dan kelwngkapan lainnya. Maka ia minta dia saja yang urus. Ia mulai mengestimasi pengeluaran. Misalnya untu 2 kartu keluarga bayarannya Rp.30 ribu. Terus untuk keterangan pindah penduduk biayanya Rp 60 ribu untuk di kecamatan dan Rp.60 ribu di kantor catatan sipil. Aku memerhatikan pegawai ini cukup lihai dengan hitung-hitungan tersebut.
“Jadi bagaimana, saya mo yang urus,” ujarnya. Karena aku berpikir memang ebih baik kalau dia yang urus maka aku iakan.

bersambung


ANTARA SKRIPSI, BLOGGER, DAN DOSEN

Pekan ini mungkin jadi pekan tersulit yang akan aku hadapi. Betapa tidak aktivitas ku menjalani profesi sebagai seorang blogge pemula begitu menyita waktu. Dan mungkin anda akan tahu sendiri, jika layar yang menghubungkan manusia dengan dunia maya itu sangat menggoda. Meminta setiap pemakai wifi untuk tinggal berlama-lama. Apakah itu hanya sekadar mengutak-atik facebook, friendster dan berbagai macam fitur yang disiapakan om google.
Tadi siang, mengurusi skirpsi jadi prioritas, sekitar jam 10 an aku menuju fakultas menemui dosen. Seperti biasa, aktivitas sebagai mahasiswa yang sudah mau diselesaikan adalah mencari dosen dan meminta tandatangan, mengurus berkas dari loket ke loket, dari ruangan ke ruanga nlain, dari jurusan ke fakultas hingga rektrorat. Tanpa kami (mahasiswa akhir)sadari, kadang menjalani aktivitas di fakultas itu sama hanya dengan berjalan sampai beberapa kilometer.

Yang lebih parah, dalam waktu dekat, para penguji dan dosen pembimbing berencana keluar kota makassar. Dan hal itu tak bisa ditawar. Akhirnya kesibukan mengurusi berkas-berkas ujian menjadi dua kali lipat. Seorang kawanku samai bolak-balik fakultas rektorat. Itupun jika dilayani dengan baik. Sebab kadangkala semua pelayanan itu tergantung mood sang pegawai. “mengamuk saja di rektorat kalau dipersulit,” ujarku suatu waktu.
Pekan depan ternyata pembimbing pertamaku juga akan berangkat ke bogor. Sebuah berita yang cukup membuat aku panik. Pasalnya keberangkatannya mendadak dan tanpa ada informasi sebelumnya. Rupanya tak hanya aku yang begitu. Ada bebrapa teman yang juga bermasalah. Sungguh ujian yang butuh kesabaran. Ada ketakutan, kira-kira siapa yang bisa membantuku saat ujian nanti. Petuah-petuahnya masih di dengar oleh dosen-dosen muda. Atau bisakah aku ujian tanpa bapak itu. Soalnya syarat untuk bisa ikut ujian adalah adanya pembimbing dan dosen hadir semua.
Ujian, semog cepat berlalu...
Blogger, 28april08




Hujan

Tentang hujan, kau mesti paham, pada suatu masa di waktu lampau. seorang pernah sangat khawatir akan dirimu saat hujan datang





Pesan Singkat Seorang Kawan


Sekitar jam 9 malam tadi, aku sementara menyereput kopi di salah satu kedai kopi di Makassar. Tepanya di warung sederhana Pusat Muhammadiyah jalan perintis kemerdekaan. Tak lama berselang, tanpa aku sangka ada pesan singkat masuk ke ponsel ku.

Isinya singkat

“ lama tak mendengar kabarmu, di belahan bumi mana sekarang berpijak. Serasa ada yang hilang, hehe”


Aku terdiam lama. Megamati dan berpikir jika sms ini mungkin salah. Tapi benar adanya dari seseorang yang jauh. Kawan ku sejak SMA 5 yang kini mengabdi pada daerahnya sebagai abdi negara (PNS).

Lama aku mengamati, berfikir, dan menduga-duga...
Aku ingin menulis banyak tentang ini

Tapi mungkin di lain waktu. Banyak yang hal yang membuatku tak bisa menulis malam ini. mataku yang tak mampu lagi berdamai. Sementara besok pagi mesti menghadapi dosen untuk untuk melihat hasil asistensi pertama skripsiku

sudah jam 1.00 dini hari, pesan kawanku tadi mengingatkan akan betapa kadang kita merasa terasing dalam keramaian. dalam kondisi seperti ini aku jadi ingat lagunya Dewa 19. " di dalam keramaian aku masih merasa sepi, .."

ah sudahlah, semuanya hanya permainan imajinasi, tak banyak yang bisa kita lakukan. kecuali memainkan imajinasi menghadapi realitas yang makin menjemukan. segalanya seperti diukur dengan materi. orang-orang makin kehilangan diri yang sesungguhnya. tak mampu menjadi bagian dari komunitas sosial. banyak yang tak mampu bertahan akan teraleniasi dari kehidupan.

mungin kawan ku ini mengalami aleniasi dari kehidupan. tak punya teman berbagi, apalagi kawan yang memahami jalannya. karena dunia materialis selalu diukur dengan angka-angka dan penuh kesibukan tak bermakna orang-orangya.

kawan, life must go on
hidup tak berhenti disini.

Tadi sekitar jam 9 malam, aku sementara menyereput kopi di salah satu kedai kopi di Makassar. Tepanya di warung sederhana Pusat Muhammadiyah jalan perintis kemerdekaan. Tak lama berselang, tanpa aku sangka ada pesan singkat masuk ke ponsel ku.

Isinya singkat



“ lama tak mendengar kabarmu, di belahan bumi mana sekarang berpijak. Serasa ada yang hilang, hehe”

...................



Aku terdiam lama. Megamati dan berpikir jika sms ini mungkin salah. Tapi benar adanya dari seseorang yang jauh. Kawan ku sejak SMA 5 yang kini mengabdi pada daerahnya sebagai abdi negara (PNS).

Lama aku mengamati, berfikir, dan menduga-duga...
Aku ingin menulis banyak tentang ini

Tapi mungkin di lain waktu. Banyak yang hal yang membuatku tak bisa menulis malam ini. mataku yang tak mampu lagi berdamai. Sementara besok pagi mesti menghadapi dosen untuk untuk melihat hasil asistensi pertama skripsiku

sudah jam 1.00 dini hari, pesan kawanku tadi mengingatkan akan betapa kadang kita merasa terasing dalam keramaian. dalam kondisi seperti ini aku jadi ingat lagunya Dewa 19. " di dalam keramaian aku masih merasa sepi, .."

ah sudahlah, semuanya hanya permainan imajinasi, tak banyak yang bisa kita lakukan. kecuali memainkan imajinasi menghadapi realitas yang makin menjemukan. segalanya seperti diukur dengan materi. orang-orang makin kehilangan diri yang sesungguhnya. tak mampu menjadi bagian dari komunitas sosial. banyak yang tak mampu bertahan akan teraleniasi dari kehidupan.

mungin kawan ku ini mengalami aleniasi dari kehidupan. tak punya teman berbagi, apalagi kawan yang memahami jalannya. karena dunia materialis selalu diukur dengan angka-angka dan penuh kesibukan tak bermakna orang-orangya.

kawan, life must go on
hidup tak berhenti disini.

CATATAT PEMILU 2009

tulisan ini pernah dimuat di tribun timur
Perhelatan Pemilu yang dilaksanakan secara serentak di seluruh negeri Kamis(9/04) lalu merupakan pesta demokrasi bangsa Indonesia untuk kesekian kali. Tercatat pemilu kali ini merupakan pesta yang kesepuluh. Idealnya dari tahun ke tahun pemilu menjadi bagian penting dalam mendorong terjadinya perubahan pada kualitas demokrasi, menciptakan pemerintahan yang kuat. Selain itu mampu memberikan harapan baru bagi 240 juta rakyat dan memperbaiki catatan perjalanan bangsa ini.
Pemilu untuk pertama kali dimulai pada masa Orde Baru, 1955 menjadi tonggak sejarah perjalanan demokrasi bangsa ini. Dalam kondisi yang tak menentu pesta demokrasi mampu berjalan dengan lancar. Sebagian pengamat menilai pemilu saat itu memiliki kualitas yang cukup bagus. Seluruh rakyat menyuarakan hak pilihnya. Meskipun pada akhirnya ternyata gagal menciptakan pemerintahan yang kuat akibat besarnya friksi yang terjadi di pemerintahan.


Ketika masa orde baru berkuasa, pemilu mengalami masa paling surut. Demokrasi terus mengalami pengekangan oleh kelompok Golkarisme yang dipelopri oleh Soeharto. Saya masih ingat bagaimana di kampung saya dulu, setiap PNS wajib memilih partai beringin ini. Jika tidak maka akan dikucilkan dari pemerintahan atau dibuang ke pelosok paling jauh. Hal ini terus berlanjut selama puluhan tahun dan partai Golkar menjadi penguasa pada pemilu.
Kran demokrasi mulai terbuka setelah terjadi reformasi 98. Pemilu yang digelar pertama kali setelah kejatuhan penguasa orde baru itu setidaknya membawa harapan. Namun, sekali lagi ternyata belum mampu menghasilkan pemerintahan yang kuat. Pemilu tak mampu membawa perubahan yang signifikan pada kualitas kebangsaan. Begitu pula pada pemilu 2004, meski telah berhasil melaksanakan pemilu dengan tingkat partisipasi masyarakat yang meningkat. Namun, tetap saja belum mampu mentransformasi kehidupan rakyat.
Rakyat semakin miskin, lonjakan harga kebutuhan yang tidak stabil, konflik antar suku, agama, utang yang semakin meningkat dan korupsi yang merajalela di pemerintahan dan lembaga legislatif (DPR,DPRD).
Berharap Pada Pemilu 2009
Dalam kondisi negara yang tak stabil seperti itu, pemilu 2009 diharapkan mampu menjadi jalan keluar dari krisis kebangsaan. Setidaknya ada angin segar setelah pemilu berakhir. Rakyat sebagai orang kecil yang merasakan penderitaan akibat krisis berkepanjangan berharap pemilu menjadi tonggak untuk memperbaiki kualitas hidup. Tentunya dengan ikut berpartisipasi mneyuarakan hak pilihnya. Sebab sebagian besar individu sudah memahami mana partai dan caleg yang mesti dipilih. Setelah itu mereka yang dipercaya rakyat mampu menunaikan janji-janji selama kampanye.
Jangan sampai pesta demokrasi lima tahunan yang merupakan pesta rakyat ternyata hanya miliki sebagian kelompok saja. Lalu berubah jadi pestanya para politisi. Sementara rakyat hanya dijadikan pion yang dimanfaatkan suaranya. Setelah itu rakyat kemudian dilupakan.
Sejak dimulai juli 2008 lalu, sosialisasi pemilu dengan beragam cara terus dilakukan partai-partai dan calegnya. Sebanyak 18.443 kursi pada lembaga legislatif diperebutkan oleh puluhan ribu caleg yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Mereka berkompetisi menuju gedung dewan. Kompetisi ini kemudian berubah menjadi anarki politik, sebab para calon legislatif dalam berkampanye banyak yang melakukan pelanggaran. Money politik dan pembagian sembako yang diselipi nama caleg menjadi pelanggaran yang biasa. Masih jelas dalam ingatan kita ketika sebuah tv swasta menyiarkan seorang calon anggota legislatif dari PAN membagikan uang sepuluh ribuan saat kampanye di Buton beberapa waktu lalu. Apalagi caleg yang tertangkap KPK dengan sejumlah uang yang diduga hasil suap. Tindakan yang dilakukan calon wakil rakyat seperti ini tentu saja menciderai demokrasi dan tidak memiliki penghargaan pada nilai dan etika politik. Tentu saja, apa yang terjadi ini hanya satu contoh kecil. Namun ada sebuah keyakinan jika di wilayah lain, anarkisme para politisi yang tidak menghargai etika politik bisa saja terjadi dengan modus dan cara-cara yang beragam.
Kemenangan menuju kursi parlemen adalah prestise tersendiri bagi setiap orang. Sebuah keniscayaan jika partai ataupun caleg terus berusaha memenangkan suara rakyat. Apakah dengan cara yang normatif atau melanggar etika politik.



PENDAR BINTANG, RIWAYATMU DULU


Lama aku tak mengunjungi rumah satu ini . Sudah hampir 2 tahun tak melakukan sesuatu padanya, tak ada postingan dan tak sekalipun mengunjunginya. Entah mengapa, tanpa sengaja, blog pertamaku ini aku temukan. Rasa-rasanya ada kerinduan pada rumah satu ini. Masih jelas teringat, meskipun meraba-raba bagaimana sulitnya dulu mencari orang yang mau mengajari membuat blog. Sama sulitnya mencari koneksi internet yang masih memanfaatkan jasa warnet. Dengan uang seadanya dan membiarkan perut jadi kosong gara-gara memulai belajar blog.

Tepatnya di ruang tamu identitas waktu itu, nama pendar bintang langsung saja muncul. banyak nama yang ada di kepalaku saat itu. Namun yang terlintas dan sempat mengikat makna adalah nama pendarbintang ini. Mungkin juga karena saat itu ada kanda Muhari Wahyu Nurba yang mengutak-atik blognya yang diberi judul sekuntum doa.



kegilaan pada blog saat itu dimulai karena setiap orang dekat yang ada di kampus saat itu sudah lebih awal bergabung ke dunia maya tersebut. inilah yang membuat adrenalinku ingin sekali membuatnya juga.

Saat itu juga, aku sangat menyukai blog milik k Ochan ,wartawan Trans TV yang mengikat makna sehari-harinya dalam catatan kecil di blognya. Seingatku setiap kali membuka internet aku tak lupa mengunjungi blog itu. Aku sangat kagum dengan setiap tulisannya. Meskipun kadang-kadang tak memenuhi standar baku EYD.Lalu kemudian berpindah rumah ke tempat lain

Ada juga blog yang selalu memberikan inspirasi dalam melangkah, milik senior identitas yang pernah ke Inggris. Dari blognya aku banyak mendapat pelajaran berharga.

Dari tulisan-tulisan itu aku banyak mengambil hikmah. Termasuk menggerakkan hati untuk belajar blog juga. Meskipun sangat sederhana.Blog ku itu memberikan kesan yang cuku mendalam. Aku menulis tentang Unhas,Uang komite, dan perempuan impian, juga tak lupa foto bersama alumni sma 5 makassar.




Sajak Tempo Dulu: Perempuan Impian

seperti angin aku datang lewat semilir udara malam

membisikkan kata-kata yang mulai usang

melantunkan tembang dan syair para pandewa

hingga kutemukan dirimu dalam labirin yang tak berujung.

tamalanrea, 241107



Korupsi Anggota Dewan dan Hilangnya Budaya Siri


Sungguh mulia niat partai politik untuk menyatakan perang terhadap korupsi dan segalam macam yang merugikan negara. Namun, niat mulia tersebut belum sepenuhnya terinstalasi ke dalam jiwa setiap anggota partai. Belum usai deklarasi Antikorupsi di Gedung Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) 29 Februari lalu. Politisi asal Sulsel Abdul Hadi Jamal (AHD) dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) kembali berurusan dengan KPK. Ia ditangkap KPK bersama Darmawati, pegawai negeri sipil Bagian Tata Usaha Direktorat Jendral Perhubungan Laut Departemen Perhubungan, dan dari tangannya disita oleh KPK sejumlah uang yang diduga hasil suap. Kejadian ini tentunya mencoreng institusi lembaga legislatif, meruntuhkan kepercayaan masyarakat dan membangun sikap pesimistik terhadap para wakilnya di DPR ataupun calon anggota dewan yang bertarung pada pemilu april 2009 mendatang.
Kenyataan ini memang pahit buat masyarakat Sulsel karena dari sebagian banyak anggota dewan, politisa dari daerah ini memiki jumlah terbanya. Tapi hal ini mampu membangun kesadaran masyarakat jika di gedung DPR tersebut masih terjadi praktek suap menyuap. Kemudian wakil rakyat yang duduk di dewan sekarang ini tak semuanya bersih dan belum mampu memaknai budaya lokal sebagai salah satu prinsip hidup.


Penangkapan AHD ini menambah catatan politisi asal Sulsel di DPR yang berurusan dengan KPK. Sebelumnya seperti Hamka Yandhu dari Fraksi Partai Golkar bermasalah akibat aliran dana Bank Indonesia. Sarjan Taher Fraksi Partai Demokrat ditahan KPK dalam kasus dugaan korupsi alih fungsi hutan bakau menjadi Pelabuhan Tanjung Api Api di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan dan Yusuf Amir Faisal, mantan Ketua Komisi IV, Fraksi FKB karena terlibat dalam kasus alih fungsi hutan lindung Tanjung Api-Api, Sumatra Selatan.
Sebagai orang Sulsel, tentunya merasa terpukul dengan kejadian ini. Pasalnya ini terkait dengan harkat dan martabat masyarakat Sulsel yang terkenal dengan budaya siri na pacce dan sangat menjunjung nilai budaya itu sebagai norma yang mengikat dalam sendi-sendi kehidupan.
Fenomena Suap
Korupsi yang terjadi di DPR sudah menjadi cerita biasa dan terjadi secara tidak langsung melalui modus opereandi yang sangat rapi. Biasanya hal ini terjadi ketika pembahasan rancangan undang-undang, penanganan kasus, pemekaran wilayah, kunjungan kerja ke suatu tempat atau daerah, pembahasan anggaran, pengam bilan suatu kebijakan oleh DPR atau komisi, studi banding ke luar negeri, persiapan rapat dengar pendapat dengan BUMN atau instansi swasta, atau proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and propert test) pejabat public. Jadi ada benarnya juga jika setiap bupati yang ingin meloloskan proyek untuk daerahnya mesti menyiapkan minimal 500 juta untuk dana awal demi kebagian ‘kue’.Begitupula dengan tender proyek yang melibatkan pengusaha dan uang milyaran rupiah masuk ke kantong pribadi anggota dewan.
Kasus yang menimpa AHD ini sejalan dengan Survei korupsi yang dilansir Transparency Internasional Indonesia menyebutkan, parlemen dan partai politik adalah lembaga paling korup sejak dua tahun berturut-turut. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat sedikitnya ada 10 legislator di Senayan yang sedang tersandung kasus korupsi.
Lain halnya dengan Badan Kehormatan (BK) DPR yang merilis 70 orang anggota dewan yang yang diadukan masyarakat karena terlibat kasusu hukum sejak Desember 2005-Juni 2007 (ICW). Sementara itu dari data ICW disebutkan terdapat 1.437 anggota DPRD dari seluruh Indonesia telah diproses hukum akibat kasus korupsi. Data ini sungguh membuat ironis karena negara masih belum stabil akibat krisis berkepanjangan. Sementara rakyat jelata makin miskin dan tak berdaya dengan tingginya biaya sosial.
Padahal Isu pemberantasan korupsi yang jadi semangat reformasi 1998 dalam menumbangkan kepemimpinan orde baru yang korup. Namun itu ternyata hanya jargon dan mimpi belaka. Sebab prilaku para wakil rakyat tetap saja melakukan praktek haram tersebut.



CALEG ANEH







Postingan kali ini memuat tentang para caleng yang memiliki baliho yang aneh.
Mungkin karena terlalu merasa kreatif, atau rada-rada gila, dan mulai tidak yakin akan posisi mereka sebagai wakil rakyat sehingga kesannya hanya main-main. jadi pemilu kali ini hanya berfungis sebagai ajang unjuk gigi.Meskipun giginya ompong.
Prilaku ini tak berhenti disini, sebab akan banyak orang gila setelah pemilihan nanti. kita tuggu saja, dan rumah sakit akan penuh dengan orang gila..



Cerita Tentang Hujan

Hujan kemarin mengingatkan tentang peristiwa pada masa lampau. Begitu lekat dalam benak hingga membuat tatapanku jadi nanar jauh ke ujung horizon. Dari tempat ini kupandangi dan kuamati hujan yang enggan berhenti. Makin deras, ia membasahi kaca jendela.

Dengan keriangan bulirnya berlomba-lomba jatuh ke bumi, mencari kisah baru untuk diceritakan pada semesta. Dari kaca jendela, aku mendengar keriangan dan sukmaku merasakan kegembiraan hujan.
Hujan sore ini membuat bumi juga erasa bahagia. Pertemuan mereka sudah cukup lama tertunda. Akibat keangkuhan mentari.Titik-titik hujan selama ini hanya berputar di langit biru. Ada kerinduan yang begitu Dalam menyapa hatiku. Namun, semuanya hanya ada dalam kenangan.

Celoteh Seorang Kawan Tentang Rumah

Lagi-lagi tentang rumah, membahas hal satu ini selalu saja membangkitkan semangat. Sebab, rumah bagiku adalah sebuah persinggahan. Kemudian secara futuristik ia adalah tujuan terakhir dalam kehidupan. Lalu kita bertanya? Rumah itu sebenarnya ada dimana. Bagaimana bentuk rumah kita. Aku menganggapnya sebagai rumah imajiner. Segalanya bisa dibentuk dari serpihan metafora-metafora yang menghiasa bahasa kita. Kemudian bisa juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari alam pemikiran setiap pemiliknya


jadi tidak mengherankan jika ada orang yang beranggapan bahwa rumahku adalah surgaku. Sebab hakikatnya rumah penuh dengan kedamaian, kebahagiaan, cinta dan kasih sayang. Semuanya menjadi indah dengan segala keterbatasan ruang yang menjadi batas-batas empirisnya.

mengapa dengan rumah ibarat surga, sekali lagi ini sebuah perumpamaan yang sangat metaforik. Tidak menjadi persoalan, pasalnya hakikat surga, seperti yang diajarkan kepada kita sejak masih kanak-kanak hingga beranjak dewasa adalah sebuah ruang yang tak terbatas, apapun yang kita minta bisa terpenuhi, baik secara empiris, materialis dan imajinasi.

rumah memang adalah surga, ketika rumah menjadi ruang yang damai bagi setiap pemiliknya. tidak terkecuali kaum papah yang tinggal di pinggiran kanal, kolong jembatan, atau gubuk reyot di suduk kota. Seorang penyair mengibaratkan berada pada gubuk derita. Ceritanya akan tetap indah jika syarat kedamaian terpenuhi.
itulah filosofi rumah dengan segala kesederhanannya.

malam tadi, aku menerima pesan di sebuah jaringan sosial di internet. seorang kawan berceloteh tentang rumah. "Kelihatannya Lab dah jadi rumah ke dua nih. Atau malah yang pertama?
kawan ku ini mencoba menyentuh nilai dengan menyentuh persoalan "rumah"

lalu ia melanjutkan "I wanna say "If tommorow never comes"
sO....?Patuhilah SUARA HATI Anda dan Perhatikan apa yang terjadi.

sepertinya kawanku ini memintaku melibatkan intuisi dalam setiap langkah yang kutempuh. aku tahu, intuisi itu adalah suara hari, yang juga merupakan manifestasi dari ketuhanan. jadi dalam bayanganku ini secara tidak langsung menjadi bagian dari yag Esa. Sebab, suara hati adalah bagian dari asmaul husna.

aku jadi paham, rumah sesungguhnya di masa ini dan masa depan ada pada pemilik hati yang agung dan Esa.


Aksi Mahasiswa dalam potrer Jurnalis


Foto ini diambil beberapa bulan lalu, tepatnya 2008 kemarin oleh seorang kawan saya yang juga fotografer Seputar Indonesia, Maman Sukirman.






Menggugah Hati Lewat Ayat-Ayat Cinta

Berbagai cara dilakukan untuk menggerakkah hati masyarakat untuk lebih dekat dengan bidan. Salah satunya dengan ayat-ayat.

“Insya Allah persalinan’ta aman. Bila ditolong bidan, ibu selamat. Anak’ ta sehat sampai besar. Firman Allah Qulhal yastawiladzina ya’lamuna walladzina ya’ lamun”.

Itulah pesan yang terpampang pada sebuah papan pengumuman di pinggiran jalan poros Kabupaten Bone –Kabupaten Wajo, tepatnya di Desa Solo, Kecamatan Dua Boccoe. Sederhana memang, tapi kekuatan tulisan yang terdapat di papan itu mampu menarik mata setiap warga yang lewat. Serasa ada yang kurang jika tak membaca pesan itu. Kemasannya sederhana, namun kekuatan isinya cukup menggugah setiap orang yang lewat. Apalagi ibu yang sementara hamil.


Kepedulian akan keselamatan ibu dan bayi menjadi titik perhatian dari pesan yang disampaikan para imam desa ini. Lihat saja pesan yang ditulis di Desa Laccori ”Ingin melahirkan dengan mudah. Periksa ke bidan. Mereka itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan merekalah orang-orang beruntung.( albaqarah: 5 )

Peran para imam desa mengajak masyarakat untuk lebih dekat dengan bidan patut diacungi jempol. Pasalnya, sebagai orang yang dianggap ’to matoa’ (orang yang dituakan), mereka berupaya membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak dengan pendekatan kultur religius.

Kembali ke Ayat-ayat suci memang masih dijadikan sandaran masyarakat desa. Pasalnya, kultur sosial masyarakat desa yang religius menjadi faktor utama. Apalagi di kalangan suku bugis (Bone). Pengaruh ajaran islam yang masih kental mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakatnya. ”Kalau orang beriman, kepercayaannya semakin kuat jika dibarengi dengan ayat-ayat,” ujar H. Syamsu Alam, Imam Desa Solo.

Inisiatif Syamsu untuk menyampaikan pesan lewat media pengumuman itu merupakan upaya untuk menggugah hati warga desa agar lebih dekat dengan bidan. Tempatnya pun dipilih di pingggir jalan, supaya setiap orang yang lewat bisa membacanya tiap saat. Dengan berdirinya papan itu, berarti ada bukti yang terlihat. ”Jadi masyarakat bisa lihat sendiri, karena kalau dibicarakan, kadang ayatnya bisa meleset,” ungkapnya dengan tersenyum sumringah.

Pengaruh ayat-ayat suci alqur’an dan hadis Nabi Muhammad SWA yang ditulis pada papan-papan pengumuman, apalagi memuat pesan kesehatan membuat kepercayaan masyarakat makin besar. ”Karena ada tertulis di papan, kita bisa lihat langsung dan memaknai setiap pesannya,” ujar Nurjannah (34 th). Warga desa Solo ini melihat setelah ada pesan-pesan dari puang imang, para ibu-ibu hamil di kampung bersatu itu mulai rajin memeriksakan kandungannya. Apalagi di desa itu memang ada bidan yang bertugas.

Di tiap desa yang menjadi wilayah cakupan program UNICEF, dapat kita temukan pesan-pesan yang tepasang di papan. Selain berisi pesan dari ayat alquran. Pesan berbahasa bugis juga tak dilupakan. Pasalnya sebagian masyarakat desa belum bisa berbahasa Indonesia. Jadi bahasa ’ibu’ yang dipakai. Makanya tak heran jika di setiap papan pengumuman terdapat huruf lontara.

Kombinasi ayat dan tulisan lontara ini tentunya membuat masyarakat makin percaya. Sejak saat itu, para ibu mulai rajin datang ke bidan untuk memeriksakan kehamilannya. Apalagi pembawa pesan itu memang to matoa’ ta.



KISAH PARA KORUPTOR



Cerita Tentang korupsi bukan hal yang biasa di negeri ini. Tapi korupsi yang melibatkan ‘orang-orang baik’ telah menjadi penyakit yang menggerogoti manusia dalam kehidupan sehari-hari. Korupsi sekali lagi mebutakan para pejabat, penguasa dan mereka yang berlabel orang baik. Bahkan di lingkup kampus (mahasiswa, birokrat) praktek haram ini biasa juga terjadi secara kecil-kecilan. Walau untuk mengungkapnya butuh investigasi yang mendalam.
Berasal dari bahasa Latin corruptio, dari kata kerja corrumpere yang artinya busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Transparency International mendefenisikan korupsi sebagai perilaku pejabat publik, baik politikus/politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan koruptor adalah orang yang melakukan kegiatan itu.

Inilah yang terjadi pada beberapa wakil rakyat di DPR. Prilaku korupsi telah merajalela dan terjadi secara sistematis. Suap menyuap demi kelancaran proyek menjadi sesuatu yang dianggap lumrah/lazim dan tak melanggar norma dan pranata sosial. Jadi, mungkin ada benarnya jika seorang bupati/walikota ingin mendapat dana, mesti menyiapkan ‘mahar’ sebagai uang pelicin kepada oknum anggota dewan minimal Rp 500 juta. Sama halnya dengan seorang pengusaha yang ingin memegang proyek di suatu daerah, maka milyaran rupiah mesti disiapkan.
Setelah anggarannya disetujui, maka tambahan fulus pun akan mangalir ke kantong-kantong para wakil rakyat tersebut. Aneh bin ajaib, mungkin ini yang disebut mencuri uang (rakyat) di rumah sendiri dan mereka (koruptor) dikenal sebagai tikus dalam karung.
Akibat prilaku para koruptor tersebut membuat negeri ini terpuruk dan berada pada posisis buntut sebagai negara terkorup. Di Asia, Negeri ini bersama Bangladesh adalah negara terkorup. Parahnya lagi, dari semua kasus korupsi, lembaga legislatif (parlemen) menjadi institusi paling korup. Slank pun merilis lagu untuk menyinggung para wakil rakyat di gedung dewan tersebut. ”Mau tau gak mafia di Senayan? Kerjanya tukang buat peraturan. Bikin UUD, ujung-ujungnya duit.” Begitulah slank mengilustrasikan kerja para anggota dewan. Ironisnya, sebagian wakil rakyat yang merasa tersinggung inign menuntu grup musik tersebut. Namun tak lama setelah itu politisi senayan, Al Amin Nasution (PPP) tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat kasus suap. Seperti kotak pandora, kasus itu kemudian menjadi bola salju yang jadi pemicu terungkapnya kasus suap lainnya di parlemen.
Walhasil, satu persatu para koruptor di DPR itu mulai ditangkap KPK. Hamka Yandhu (Partai Golkar), Anthoni Zeidra Abidin (Partai Golkar), Sarjan Tahir (Partai Demokrat), Bulyan Royan (Partai Bintang Reformasi). Sementara itu dari data ICW disebutkan terdapat 1.437 anggota DPRD dari seluruh Indonesia telah diproses hukum akibat kasus korupsi. Akibat kasus ini, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif mengalami penurunan.
Para wakil rakyat ini memang seperti serigala yang rakus, tak pernah jera dan belajar dari kasus yang menimpa rekan sejawatnya. Pembangkangan terhadap Tuhan kembali dilakukan oleh Abdul Hadi Jamal (PAN). politisi ini ditangkap KPK bersama sejumlah uang hasil suap di mobilnya. Pada kasus ini AHD cukup sial dan tak punya malu, pasalnya beberapa hari sebelumnya para pimpinan partai politik menadatangani deklarasi anti korupsi. Sungguh terlalu.
Para koruptor selalu dikisahkan dalam setiap lakon sebagai orang baik. Namun dibalik itu mereka tak bisa berbuat benar, Sepandai-pandai menyimpan keburukan, suatu saat akan tercium juga. Lalu akhirnya mereka mendekam di bui dan dikucilkan dari masyarakat. Sigmound Freud mengatakan bahwa korupsi terjadi karena faktor kepribadian. Dalam hal ini yang dimaksud adalah sifat rakus, berorientasi pada kenikmatan dengan menambah materi.
Begitu juga dengan Abdul Rahman Ibnu Khaldun (1332-1406) yang mengungkapkan faktor utama korupsi adalah hawa nafsu untuk hidup mewah dalam kelompok yang memerintah.
Kebudayaan kita memang tak seperti di Jepang, masyarakatnya melakukan Harakiri apabila telah berbuat malu demgan menjadi koruptor. Begitu juga di Cina yang mengharuskan hukuman mati buat para pencuri uang rakyat. Tapi masyarakat Bugis-Makassar memiliki nilai siri na pacce sebagai prinsip yang mengatur kehidupan. Apabila itu dilanggar, maka harga dirinya akan hilang. Ironisnya, koruptor mungkin telah melupakan nilai itu. Sebab mereka tak merasa malu atau berdosa jika mencuri uang rakyat.
Seorang teman saya pernah berujar jika koruptor bisa dikategorikan politisi busuk. Penampilan mereka harum, tapi kemana-mana bawa sampah dan secara moralitas menghawatirkan.
Ismawan As
Mahasiswa Unhas 2003










TENTANG TAIKO, NOVEL PEMBANGKIT SEMANGAT


Catatan Pembuka:
sudah lama saya tak membaca buku ini. Ada kerindua membaca ulang, namun Setelah dipinjam seorang teman, hal itu mungkin hanya akan jadi angan-angan saja sebab hingga kini belum juga dikembalikan. Membaca kisah Taiko butuh kesabaran, namun dahaga akan terpuaskan setelah selesai membacanya.Beberapa hari kemarin entah mengapa kisah Taiko kembali mengisi alam pikirku. Untuk sekadar mereview kembali, saya coba mencarinya di internet. walhasil saya mendapatkan secuil kisahnya. meskipun tak sempurna.

Buku itu sangatlah menarik bagi saya karena berisi tentang sejarah Jepang pada dekade abad XVI. Dalam buku itu dikisahkan kehidupan samurai yang penuh dengan darah, intrik, pengabdian, perjuangan, taktik dan strategi di masa pergolakan politik di kekaisaran Jepang akibat lemahnya pemerintahan Shogun.

Secara garis besar inti dari cerita buku TAIKO ini adalah pada masa itu munculah tiga tokoh yang memiliki cita-cita besar yaitu mempersatukan bangsa Jepang. Ke-tiga tokoh ini memiliki karakter yang berbeda-beda dan sangat unik.



Nobunaga, seorang pimpinan samurai marga Oda, memiliki karakter ekstrem, penuh kharisma, tegas, brutal, dan gegabah. Ia dibesarkan di suatu propinsi kecil yang semula tak dipandang oleh marga-marga yang lain. Ieyasu, pimpinan marga Tokugawa, masa kecilnya penuh kesengsaraan sebagai sandera dari marga lain, mempunyai karakter tenang, berhati-hati, bijaksana, penuh perhitungan, dewasa, dan berani di medan perang. Sedangkan tokoh yang ke-tiga adalah Hideyoshi, yang terlahir dari keluarga miskin, bapaknya seorang prajurit yang terluka sebelum membuat jasa yang besar, sehingga dia saat kecilnya tidak menikmati sama sekali pendidikan yang bagus, sehingga pola hidupnyapun sederhana, tetapi karena pergolakan hidup serta semangatnya-lah yang menjadi pengasah kecerdasan, disamping interaksinya dengan bermacam-macam oranglah yang menjadikannya berkepribadian kompleks. Nah, dari ke-tiga tokoh ini, Hideyoshi-lah yang kemudian menjadi Taiko.

Seperti yang saya tulis di alenia sebelumnya, Hideyoshi merupakan anak ke-2 dari pasangan keluarga miskin. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang samurai, tetapi ibunya tak setuju karena bapaknya sendiri adalah seorang pengikut samurai yang telah cacat fisiknya sebelum berhasil melejitkan namanya di depan junjungannya. Pada suatu saat sang bapak meninggal, sehingga ibunya terpaksa menikah lagi guna melanggengkan kehidupan keluarganya. Ternyata bapak tirinya berwatak keras, sehingga Hideyoshi-pun dipaksa untuk bekerja giat, mulai dari pembantu di kuil, pembantu di toko gerabah dan lain sebagainya. Tetapi karena bukan merupakan cita-cita maka Hideyoshi selalu dipulangkan lagi. Selama bekerja itulah dia belajar tentang watak, karakter dan psikologis seseorang. Karena tiada lagi yang mau menerima dia bekerja, pada akhirnya Hideyoshi memutuskan untuk berdagang jarum jahit keliling. Tetapi semua itu tak disesali karena baginya tiada yang percuma dalam kehidupan ini. (Dia menerapkan sistem belajar sambil bekerja/ bekerja adalah belajar), tetapi dia tetap berpegang teguh pada cita-citanya, yaitu menjadi seorang samurai (setiap manusia harus memiliki cita-cita, impian dan harapan sebagai sasaran tujuan dalam kehidupannya).

Terjadi suatu perubahan besar dalam jalan hidupnya saat ia bertemu dengan Nobunaga. Nobunaga tertarik dengan semangat Hideyoshi dan akhirnya dipekerjakanlah dia di benteng Nobunaga. Kariernya cepat sekali menanjak, dimulai dari tukang pembawa sandal, kepala dapur, kepala kandang kuda, kepala pembangunan, komandan regu, sampai akhirnya menjadi menjadi seorang jenderal kepercayaan Nobunaga.

Hal yang paling menarik dalam bekerja selain kecerdikannya adalah jiwa pengabdiannya. Saat memutuskan dirinya mengabdi kepada Nobunaga, maka segala pekerjaan yang diperintahkan oleh majikannya dikerjakan dengan sungguh-sungguh bersemangat tanpa mengeluh, meskipun dengan upah yang rendah (jika sudah memutuskan bekerja adalah suatu pengabdian maka harus mengerjakan dengan sungguh-sungguh walau dengan upah yang sedikit/ profesionalisme).

Dengan ketekunannyalah yang menyebabkan ia dekat dengan majikannya maupun sesama pekerja yang lain serta kemampuannya untuk menempatkan diri dalam berkomunikasi menyebabkan ia disayangi oleh Nobunaga (betapa pentingnya pendekatan interpersonal dalam berinteraksi dengan orang lain). Ia tak tersinggung walau orang disekelilingnya menyebut dia si monyet, karena wajahnya mirip monyet. Tenyata ia mempunyai visi yang sama dengan Nobunaga yaitu mempersatukan bangsa Jepang (bagaimana suatu pemahaman akan kesamaan visi dan missi baik antara pimpinan dan anak buah sangatlah penting untuk mencapai tujuan organisasi). Hingga sampailah pada tujuannya yaitu menyatukan bangsa Jepang.

Tidak semua perebutan wilayah dilaksanakan dengan cara perang berdarah, Hideyoshi lebih banyak mempergunakan pendekatan psikologis kepada para musuh maupun saingannya, sehingga bisa menjadi sekutu, karena baginya cara terbaik untuk menaklukkan musuh atau saingan adalah dengan memberikan pengertian tujuan invasinya, dikesampingkannya ego-nya dan diajaknya berbicara tentang keuntungan bersama jika mendukung Nobunaga, salah satunya adalah Ieyasu. (Dalam hal ini jelaslah untuk membentuk soliditas suatu organisasi dengan mengharapkan dukungan dari pihak lain, maka bukan hanya sekedar kekuatan tetapi dengan akal, serta dengan cara memberikan keuntungan yang sepadan bagi mereka).

Ada falsafah yang menarik dari ketiga tokoh diatas ini, yaitu bagaimana cara menyikapi suatu hal. Jika diajukan suatu pertanyaan kepada ketiga orang ini maka jawabannya akan berbeda. ” Bagaimana jika seekor burung tak mau berkicau?”.

o Nobunaga : Bunuh saja,

o Ieyasu : Tunggu sampai ia bisa berkicau.

o Hideyoshi : Buat burung itu ingin berkicau.

Kenapa kata-kata ingin saya garis bawahi? Ya.... Hideyoshi dengan pendekatan interpesonal, memberikan kepercayaan yang besar, serta menanamkan tujuan dari apa yang dikerjakan telah merubah pemikiran para pengikutnya menjadi bersemangat berperan serta dalam mewujudkan tujuannya.





Dalam bab–bab akhir cerita, Nobunaga telah dikhianati dan dibunuh oleh pengikutnya, karena dia tak mampu mengendalikan emosinya, dengan menghina anak buahnya didepan umum serta memperlakukannya berbeda dengan pengikut yang lain. (Seorang pemimpin harus besikap adil serta harus pula bisa menjaga martabat anak buahnya). Dengan kematian Nobunaga ini maka terjadilah perpecahan dikalangan pengikutnya yang lain. Maka demi menjalankan missi serta dalam rangka mewujudkan visi yang hampi selesai dari majikannya tersebut Hideyoshi menempuh segala cara agar dapat menyatukan kembali organisasi yang telah dibentuk dengan susah payah (yaitu demi mempertahankan kelanggengan organisasi perlu dipakai berbagai cara agar bisa kembali ke tujuan awal). Salah satu lawannya adalah bekas sekutunya sendiri yaitu Ieyasu yang sangat terkenal cerdik. Dalam menghadapi Ieasyu strategi yang dijalankan adalah dengan memperluas hak-hak dari marga Tokugawa.

Dan satu hal yang perlu dipuji darinya adalah saat dia harus memerangi anak angkat majikannya sendiri. Dia paham sekali bahwa anak majikannya tak memiliki kemampuan untuk memimpin, tetapi tidak dengan serta merta ia menyatakan itu. Barulah dengan penilaian yang obtyektif dari berbagai pihak, dinyatakan bahwa Hideyoshi-lah yang sebenarnya mampu memegang kendali pemerintahan menggantikan Nobunaga (kemampuan leadership). Dalam adegan perdamaian dengan anak angkat Nobunaga ini, justru Hideyoshi yang melakukan sujud sebagai penghormatan kepada anak junjungannya itu, tetapi dengan halus pula dia mengajukan syarat-sayarat perdamaian yang justru akhirnya mengikat pengakuan anak angkat Nobunaga untuk terikat pada pemerintahannya. (Dalam melaksanakan kepemimpinan tidak diutamakan ego ataupun harga diri yang berlebihan, yang terpenting disini adalah bagaimana tujuan bisa tercapai / taktik dan strategi). Setelah Hideyoshi mampu mengikat kembali keutuhan persekutuannya maka dia menjalankan pemerintahan dengan bijaksana, dan mulai pada saat itulah ia bergelar Taiko.

Dalam startegi dikenal adanya upaya bersekutu, tentang bagaimana cara yang efektif untuk menaklukkan musuh dalam ilmu manajemen modern adalah sebagai berikut:

Artinya bila lawan lebih kuat dan bersifat mengancam maka harus ditempuh startegi accomodation, tetapi bila lawan lebih kuat dan tidak bersifat mengancam maka dapat ditempuh strategi Concordance. Bila lawan lebih lemah dan bersifat mengancam makaharus ditempuh Confrontation, tetapi jika lawan lemah dan tidak bersifat ancaman, maka anda harus melakukan Leadership.

http://thejargon.multiply.com/journal/item/153

PULANG (2)

Mungkin kita tidak akan tahu kapan kita bisa pulang. Karena pada dasarnya perjalanan yang kita lalu adalah rumah sesungguhnya. Dan lalgi-lagi akan kebingungan jika ada yang bertanya mau pulang kemana? .Ini cerita tentang penghargaan terhadap rumah dan kerinduan yang mendalam pada seluruh penghuninya. Beberapa hari yang lalu seorang teman mengirim sebuah pesan singkat yang isinya berupa pertanyaan. " sudah pulang ke rumah," jelasnya...

kemudian aku membalas pesan itu dengan jawaban yang masih ragu. "dalam waktu dekat aku akan pulang,".seja saat itu aku menghitung ada sebanyak tiga kali kawan ku itu bertanya tentang kapan aku pulang. Seperti biasa pula, aku mejawab jika pada dasarnya aku sudah pulang, rumahku adalah perjalananku. Dimana aku berhenti dan merebahkan tubuh, maka setiap tempat itu aku sebut sebagai 'rumah'.

Beberapa hari kemudian, aku memang merindukan rumah yang sesungguhnya. Maka bergegaslah aku pulang ke rumah di bilangan jalan latimojong. Setiap saat pulang ke rumah itu, aku bisa merasakan nikmatnya berbaring di kasur empuk, tidak seperti rumah ku yang lain. Sarapan tersedia tiap pagi, tentunya dengan menu yang lumayan membuat tubuhku tak mampu menghindar untuk mencicipinya. Aku disambut dengan senyuma seisi rumah. Satu saja pertanyaan yang muncul " kemana saja selama ini,"

Aku masih belum menemukan kedamaian. Meskipun aku telah pulang...



SEKUNTUM DOA

Entah mengapa kali aku ingin berdoa dengan sepenuh hati. hingga tak ada yang menjadi pemisah antara hatiku dengan Mu. Dengan bahasa yang tak mampu aku ucapkan. Hanya lewat tatapan mata yang tak berujung, gerak tubuh dan hati yang tak menentu. Aku tak mampu mengucapkan sekuntum doa seperti orang biasa selalu melafaskannya. Berusaha tersenyum dengan isyarat sederhana. Harap - harap cemas.
Tuhan, ijinkan langitmu menahan segala air yang sepertinya esok hari mau jatuh. Ijinkan lautmu yang biasa ganas kembali tenang, seperti ketika Musa As menyeberangi laut Mu, ijinkan aku melewati samudra Mu..

semalam aku tak bisa tidur. Insomnia memintaku mengeja bait demi bait doa yang terlantun lewat hati yang beku. Doa yang penuh harap itu mulai mencairkan kebekuan yan terdalam. Masih selalu menunggu, semoga hari esok aku masih mampu mengulangi sekuntum doa. Dengan harap-harap cemas, dan perasaan tak menetu. Tuhan ijinkan aku memuliakan mu, dengan sedikit kata, dengan sebait syair, dengan irama kehidupan, dan nada surgaMu.Karena aku yakin, kami mahlukmu bukanlah siapa-siapa, dan Engkau Maha segalanya.
Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan bantuan Mu..Mohon dengarlah sekuntum doa yang tak beraturan ini, karena kami tak mampu berbuat tanpa Kehendak Mu.

Allah, ijinkan Aku memuliakan Mu dengan sepenuh Cinta..


BIROKRASI LATAH

Dmana-mana yang namanya birokrasi selalu saja menyusahkan. Membuat orang yang tak berdaya secara ekonomi, social semakin terpinggirkan. Birokrasi yang berbelit-belit membuat rakyat miskin atau yang tidak memahami secara pengetahuan akan merasakan buah dari system. Sementara di satu sisi, pihak birokrat dengan enteng seenaknya saja mengatur alur-alur birokrasi. Dalihnya karena yang diurus adalah keluarganya si ini, keluarganya bapak itu, atau keluarga saya. Maka dengan tanpa rasa bersalah, semuanya dimudahkan. Sedangkan ketika orang lain, wajahnya berubah jadi buram dan meminta inilah, itulah..pokoknya mempersulit.




Padahal mereka (para birokrat) seharusnya paham jika mereka digaji setiap bulan untuk mengurusi rakyat, menjadi pelayan setiap orang yang datang dan berurusan dengan pemerintah. Tapi jabatan ataupun gelar yang didapatkan sebagian besar dijadikan sebagai “ alat kuasa” unduk menindas orang lain atau menjadi alat untuk membuat orang lain menghormatinya. Sadarlah para birokrat..

Suatu hari, seorang teman saya pernah memukul meja di kantor gubernur Sulawesi Selatan, waktu itu masih Amin Syam, saat itu petugas yang mengatur jadwal bertemu dengan gubernur cukup mempersulit. Selalu saja mengambil alasan jika gubernur tidak mau ditemui. Padahal surat untuk audiens sudah diterima. Karena alasan yang berbelit-belit teman saya memukul meja bapak itu, lalu digertak. Meskipun mukanya memerah kali tidak peduli. Yang pasti bapak itu telah diberi pelajaran.

Kemarin, sejak berada di RSU enrekang, saya mengurus semua kelengkapan berkas pengobatan Bapak. Askes tua miliknya sudah tidak berlaku. Ternyata tahun berlakunya 1995. setelah konsultasi dengan perawat, akhirnya saya kemudia nemngurus di bagian Askes. Tapi apa yang saya dapatkan tidak berjalan mulus. Meski awalnya di benak saya sudah terpikir bahwa ‘pasti akan dipersulit’’. Rupanya dugaan itu benar. Setela hdiperiksa petugas itu minta kartu hilang dari polisi, surat sk yang asli, dll. Malahan bapak yang sedari tadi merokok tidak sedikutpun memberi perhatian. ” Minta saja sama keluarga untuk mengirim lewat fazmile,” ujarnya (ada-ada saja). Perkataan bapak itu langsung kusela hingga dia terdiam. “Mana ada fax dikampung pak, pikir juga”. Kepalaku langsung panas, saya mulai emosi dengan pelayanan saya anggap tidak benar ini. Lama saya berdiri di dalam ruangan itu. tapi sayA sadar jika bapak sakit dan berdebat tidak akan pernah menyelesaikan persoalan. Saya tak menunggu lama untuk pergi dari ruangan pelayanan Askes itu.

PULANG (BAGIAN 1)

seperti hari-hari sebelumnya, hari ini aku pulang ke rumah dini hari lagi. Entah sudah menjadi kebiasaan atau penyakit para mahasiswa semester akhir yang selalu tak puas dengan apa yang diterima di kampus. Entahlah, biarlah waktu yang menjawabnya.
Jalanan di sekitar kampus nampak lengang. Tak ada lagi aktivitas mahasiswa seperti kala siang hari. Bunyi binatang malam memekakan telingan. Temaram lampu jalan yang yang belakangan ini baru dipasang pihak rektorat memancarkan cahaya di sepanjang jalan. Warna orange yang berpendar membuat formasi yang cukup indah dipandang mata. Sunyi senyap menemani setiap pejalan yang lewat. Hanya angin malam yang serasa berbisik menuntun segera pulang. tapi tak sampai di situ....




SENJA DI TAMALANREA

Suatu waktu seorang kawan pernah berkata jika senja di sekitar pondokan adalah salah satu senja yang terbaik. Banyak kenangan yg tersisa dari senja itu. Langit yg merah bercmpur dengan warna lain membentuk pelangi. Seolah olah menjadi tangga para pujangga menuju parahyangan.

senja selalu menyisakan kisah yang menarik. Terkadang banyak yg termegap megap dengan siluet senja yg pesonanya membuai para anak muda kampus unhas. Tamalanrea hari ini cukup cerah. Matahari nampak seperti kuning telur. Aku ingin menikmati senja hari ini.cukup dengan segelas teh dan sebuah cerpen " jika kekasihmu seorang dokter"..

TRAGEDI KEMANUSIAAN DAN DUKA RAKYAT PALESTINA

tulisan ini pernah di muat di tribun timur

Di penghujung tahun 2008 sebuah tragedi kemanusiaan kembali berulang. Perdamaian dan penghargaan terhadap hak asasi manusia kembali dirusak oleh prilaku Israel yang melakukan serangan besar-besaran terhadap Bangsa Palestina. Hal ini tentu saja membuat kedamaian dunia terancam. Apatah lagi prilaku Israel itu dilakukan saat umat Kristiani merayakan hari Natal, sementara umat muslim bersiap memasuki tahun baru Hijriyah. Sebuah hal yang sangat ironis. Disaat pedamaian dunia dan penghargaan atas kesamaan hak dan nilai-nilai kehidupan mulai berkembang dengan baik. Peristiwa yang terjadi Sabtu (27/12) itu membuat hingga saat ini 1300 orang warga sipil, termasuk anak-anak dan polisi Palestina tewas. Selebihnya sekitar 3000 orang luka-luka akibat serangan tersebut. Jumlah itu masih akan terus bertambah jika serangan Israel terus dilakukan.Serangan yang dilakukan oleh Israel ke Jalur Gaza dengan mengerahkan pesawat tempur jenis F 16, helicopter Apache dan tank membuat warga Palestina di Jalur Gaza makin tak berdaya. Apalagi setahun ini memang Jalur Gaza sudah diblokade oleh Israel. Apa yang dilakaukan Israel tersebut merupakan serangan terbesar sepanjang 10 tahun terakhir. Tak peduli dengan korban yang berjatuhan, tentara Israel terus melancarkan serangan ke Gaza.

Bahkan, otoritas pemerintahan Israel menyebutkan dalam siaran persnnya tak akan berhenti dan akan terus melancarkan serangan ke kelompok Hamas yang berada di Jalur Gaza. Tentara Israel seakan menutup mata dengan adanya warga sipil yang jadi korban jiwa pada wilayah tersebut. Pada Minggu pagi, Israel menyerang dengan dengan target ke berbagai tempat termasuk sebuah masjid, stasiun televise, rumah-rumah pemukiman warga dan truk yang melintas di jalan raya.
Dalam sebuah jumpa pers, juru bicara Israel Evi Benanyahu mengatakan jika ini baru awal dan akan terus meningkatkan operasi militer ke Gaza. Pasalnya hal ini sudah menjadi keputusan dewan keamaan Israel. Adanya ‘restu’ negara yang jadi sekutunya membuat Israel mengambil langkah menyerang Palestina. Terutama Amerika Serikat dan megara-negara Eropa. Misalnya saja Amerika, yang pada dasarnya bersikap plin-plan. Di satu sisi menyalahkan Hamas atas serangan Israel ke Jalur Gaza. Bahkan pling parah menyebut Hamas sebagai teroris. Sementara di sisi lain, AS hanya meminta agar Israel menghindari jatuhnya korban dari pihak sipil. Namun, hal itu tidak ada dalam kamus peperangan. Setiap perang yang terjadi, korban paling banyak selalu berasal dari warga (rakyat). Iarael menjadikan orang tua hingga anak-anak dijadikan sasaran tembak yang empuk. Pasalnya sebagian besar rakyat Palestina hanya menggunakan senjata amatir ’’kelas teri’’ dan batu. Sementara, militer Israel dengan senjata yang lengkap.
Sikap AS
Sikap plin-plan As ini sebenarnya semakin menguatkan posisi akan dukungan AS terhadap Israel dalam hal melenyapkan negara Palestina secara perlahan-lahan. AS tidak pernah mengambil kebijakan yang berpihak pada Palestina, melainkan selalu berpihak pada Israel. Apa yang dilakukan AS merupakan agenda setting akan keberadaannya di timur tengah. Apa yan dilakukan As sebabrnya bukan lagi hal biasa. Selama ini AS selalu berada dibelakang Israel dan menyalahkan pihak Palestina jika terjadi kontak senjata. Bagi AS apa yang dilakukan Israel adalah sebuah pembelaan terhadap serangan kelompok Hamas. Dan jika dirunut sejak dahulu, setiap peristiwa kekerasan antara Israel dan Palestina. As selalu mengambil sikap pro terhadap Israel. Bahkan AS selama ini memberikan dukungan dan menutup mata terhadap ribuan warga sipil Palestina yang meninggal dan menderita akibat peperangan ini. Hamas yang sebenarnya berjuang untuk tetap bertahan di tanah airnya. Malah diusir dan dianggap teroris jika tentara israel melancarkan serangan. Sebuah tindakan yang burutal dan amat keji bagi bangsa sebesar AS. Lucunya lagi, Presiden Palestina Mahmoud Abbas ikutan-ikutan AS menyalahkan Hamas sebagai biang keladi serangan Israel ke Jalur Gaza (eramuslim.com). kepentingan As yang cukup besar di Timur Tengah membuat mereka tak mampu berbuat banyak jika Israel menyerang Palestina. Upaya untuk mengokohkan pengaruh dan dominasi imprealismenya membuat AS jadi buta melhat korban yang terus berjatuhan. Apalagi Iran sebagai kekuatan negara islam sangat membenci Israel. Dan AS tak ingin pengaruhnya di timur tengah lepas begitu saja dengan munculnya Iran sebagai kekuatan baru. Pada prinsipnya, AS mncegah munculnya negara yang akan mengancam kepentingannya di Timur tengah. Misalnya saja Iran dan Suriah. Tak hanya sekarang, keberpihakan AS dapat dilihat sejak dahulu. Konflik Israel dan Palestina sudah belangsung sejak dahulu dan belum berhenti hingga saat ini. Gencatan senjata selalu diakhiri dengan pertempuran dan penyerangan Israel ke Palestina. Mungkin sudah terpatron dalam benak pemerintah AS jika perdamaian Timur Tengah hanya akan terjadi jika teroris yang menyebarkan kebencian dan rasa takut dilenyapkan.
Intifadah jilid Tiga
Apa yang dilakukan Israel terhadap warga Paletina ini merupakan sebuah upaya pehnghapusan etnis. Dalam siaran persnya, presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyatakan jika hal ini adalah sebuah upaya pembantaian dan upaya menghapus Palestina dari peta dunia oleh Israel dan AS. Olehnya itu, sontan saja presiden negara para Mullah ini mengirim bantuan untuk warga Palestina yang mengalami luka-luka akibat serangan Israel. Perhatian Ahmadinejad ini merupakan sebuah tindakan melawan dominasi AS yang secara tak langsung mendukung Israel. Pernyataan pimpinana Hamas yang menyatakan jika saat ini merupakan sebuah langkah yang cukup baik untuk melakukan perlawanan. Mengambil langkah perlawanan adalah bagian dari kekecewaan Hamas terhadap sikap presiden Palestina yang lebih mendukung Israel. Intifada jilid tiga merupakan seruan untuk bersatunya seluruh rakyat Palestina untuk saling bahu-membahu melakukan perlawanan terhadap kebrutalan tentara Israel yang keras kepala.
Reaksi Dunia
Kebrutalan yang dilakukan Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza membuat sejumlah negara di dunia bereaksi keras. Inggris, Rusia, dan Prancis menyerukan agar Israel menghentikan serangannya ke Palestina. Bahkan mengutuk serangan tersebut sebab pada dasarnya akan menimbulkan penderitaan bagi rakyat Palestina. Namun, apa yang diserukan ditanggapi dingin oleh Israel. Malah petinggi Israel menyatakan bahwa hal ini sama dengan apa yang dilakukan AS saat memerangi Al Qaeda. Jadi tidak ada alasan untuk menghentikan serangan ke Jalur Gaza. Reaksi dan kecaman terus berdatangan. Demonstrasi terjadi di tiap negara. Sementara itu Sementara dari dunia Arab, pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang pertama kali melontarkan kecaman atas serangan brutal Zionis Israel ke Jalur Gaza. Ia menyerukan dunia Arab mengambil sikap tegas terhadap Israel dan mendesak agar perbatasan-perbatasan di Gaza dibuka. Apa yang dilakukan Presiden Libya ini memberikan sedikt harapan. Jika kepedulian negara Arab terhadap Palestina masih ada. Meski tak semua negara Arab mau bersuara. Sebab tekanan yang besar dari AS tak mampu membuat sebagian bangsa arab mengambil posisi mendukung Palestina. Ini juga menjadi ujian buat OKI dan dan PBB yang tak mampu berbuat nyata terhadap kebrutalan Israel ini. Suatu hal yang sangat ironis, saat lembaga perdamaian duni tak mampu berbuat apa-apa. Sementara korban dari warga sipil Palestina terus menglami peningkatan. Begitu juga dengan negara-negara islam yang tak bisa berbuat nyata atau menunjukkan sikap yang otonom terhadap kasus ini. Padahal di depan mata Israel membantai warga tak berdosa. Semestinya pemimpin islam bersatu dan menarik garis tegas mengutuk dan meminta Israel menghentikan serangannya. Sebab jika hal ini terus berlanjut, maka korban jiwa, luka-luka dan penderitaan warga Palestina tak akan pernah berakhir.
Lalu dimana Indonesia memosisikan diri. Sebagai negara yang penganut agama islam paling besar di dunia, mestinya Indonesia mengambil langkah progresif agar Israel berhenti melakukan serangan ke Palestina. Misalnya saja dengan menjadi mediasi perdamaian kedua pihak. Jika tak bisa jalan itu dipenuhi, Indonesia mestinya menggalang kekuatan negara-negara islam agar bersatu, mengutuk dan mendesak Israel berhenti membantai warga Palestina.
Menunggu Sikap Obama
Konflik antara Israel dan Palestina saat ini menjadi ujian presiden baru AS, yaitu Barac Obama. Sebagai presiden yang terpilih dengan elektabilitas yang cukup tinggi, Obama hadir dengan harapan membawa pesan perdamaian dunia. Tidak sama dengan pendahulunya (Bush) yang selalu menyelesaikan dengan jalan agresi (kekerasan). Harapan akan perdamaian dunia tercurah pada pemimpin muda ini. Termasuk dalam menangani kasus pembantaian warga Palestina oleh tentara Israel. Namun sejauh ini belum ada langkah progresif yang dilakukan pemimpin baru AS tersebut. Sebagai warga dunia, kita masih menunggu apa kebijakan Obama yang sifatnya radikal hingga Israel berhenti menyerang Palestina. Setidaknya korban yang jatuh tidak terlalu banyak dan warga Palestina merasa aman tinggal di tanah kelahiran mereka sendiri. Hal ini sangat penting. Sebab saat ini momen pergantian tahun masehi, dan pmemasuki tahun baru Hijriyah bagi umat islam. Yang pada dasarnya semuanya membawa pesan kedamaian. Namun, jika hal itu tak terwujud, maka akhir tahun 2008 dan awal tahun baru islam ini menjadi duka bagi rakyat Palestina dan dunia Islam secara Umum.




BOIKOT PRODUK AMERIKA

Sebagai bentuk keprihatinan kita terhadap tragedi kemanusiaan di Palestina yang diprakarsai Amerika Serikat-Israel.




Maka salah satu langkah yang nyata adalah tidak membeli, memboikot, produk negara tersebut. Sebab, hasil dari penjualan barang tersebut sebagian diserahkan ke Israel. Dan secara tidak langsung, kita turut berperan dalam menyumbang dana pada pembantaian masyarakat Palestina


Israel Membasmi Generasi Palestina







Perang selalu menjadikan anak-anak sebagai korban. Apalagi sebuah pembantaian yang dilakukan bangsa yang tak beradab. dari beberapa perang yang terjadi, anak-anak selalu jadi korban.









Meninggal dunia, luka-luka dan mengalami trauma secara psikologis menjadi hal yang biasa ketika perang. misalnya saja saat ISreal menyerang Palestina dengan membabi-buta. Bom curah yang berpencar di udara kemudian nmeledak menghancurkan sudut-sudut kota Gaza.
Warga Gaza terkepung dari setiap sudut. Tak ada jalan keluar kecuali melewati Mesir. Itupun melalui pemeriksaan yang ketat. jadilang bangsa palestina seperti berada dalam penjara. sepeti Guantanamo yang dikenal sebagai penjara yang sangat menakutkan. begitulah Palestina. Terkurung dalam sangkar, lalu di basmi dari udara dengan bom beracun, dari laut, dan dari darat. Dan ingat, disana banyak anak-anak Palestina yang tak bisa berkutik. Mereka hanya bersandar pada nasib apakah masih bisa bertahan hidup.
 

© Copyright berandamao . All Rights Reserved.

Powered By Blogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic